JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku belum puas terhadap kinerja rupiah yang menguat.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 5,34% ke level Rp 15.430/US$.
Data tersebut menunjukkan adanya penguatan dibandingkan posisi akhir Juli 2024 yang berada di kisaran Rp 16.294/US$.
Bank Indonesia mengungkapkan, nilai tukar rupiah cenderung mengalami penguatan.
Untuk itu, BI terus berkomitmen untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah tersebut.
Kedepan kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, nilai tukar rupiah akan tetap mengalami penguatan.
Sebab menurutnya, penguatan itu sejalan dengan imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kemudian kata Perry, penguatan nilai tukar juga disebabkan oleh komitmen kebijakan Bank Indonesia.
“Ini merupakan level terkuat sejak awal tahun,” kata Perry.
Kinerja Rupiah Terus Menguat
Perry mengungkapkan, sejak 1 Januari 2024 nilai tukar rupiah hanya mampu berada di posisi Rp 15.395/US$.
“Penguatan di level bawah Rp 16.000 itu pun sudah sembilan hari kerja terjadi,” ungkapnya.
BI mencatat kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) per 7 Agustus 2024 berada di level Rp 16.100/US$.
Kemudian pada 20 Agustus 2024 mengalami peningkatan drastis dengan meningkat ke level Rp 15.480/US$.
Peery merinci, kurs referensi JISDOR pada 8 Agustus 2024 tercatat berada di level Rp 15.952.
Berikut ini rinciannya yang telah dihimpun BI:
- Pada 9 Agustus Rp 15.914
- Tanggal 12 Agustus Rp15.963,
- Tanggal 13 Agustus Rp 15.885,
- Tanggal 14 Agustus Rp 15.691,
- Tanggal 15 Agustus ke level Rp 15.687,
- Tanggal 16 Agustus Rp 15.716,
- Tanggal 19 Agustus Rp 15.591, dan
- Tanggal 20 Agustus 2024 Rp 15.480.
Harapan Penguatan Kinerja RupiahÂ
Menurut Perry, nilai tukar rupiah Agustus dibanding akhir Juli memang mengalami perbedaan mencapai 5,34%.
Nilai tukar tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang regional seperti Baht Thailand, Yen Jepang, Peso Filipina, dan Won Korea, yang hanya sebesar 4,22%, 3,25%, 3,20%, dan 3,04%.
Meski demikian, Perry menegaskan, berdasarkan kuartal III-2024, BI akan tetap melakukan penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Pada kuartal IV-2024 BI lebih fokus untuk mulai menurunkan suku bunga acuan BI-Rate.
Tujuan utama agar pertumbuhan ekonomi dapat didorong ke arah yang lebih baik.
BI kata Perry, lebih fokus untuk melanjutkan stabilitas nilai tukar rupiah.
“Ini merupakan hal yang fundamental,” katanya.
Ekonomi Indonesia sambung Perry masih sangat perlu untuk terus didukung terutama dalam penguatan kurs rupiah.
Pertumbuhan ekonomi tambah Perry, masih menguat di atas 5%.
“Inflasinya yang terkendali di kisaran 2,5%,” sambungnya.
“Hingga aliran modal asing yang terus masuk ke pasar keuangan Indonesia,” pungkasnya.