duniafintech.com – Revolusi teknologi ditandai dengan trend gaya hidup serba digital. Mulai dari berbelanja kebutuhan sehari-hari, penggalangan dana secara online, dan pinjaman uang menggunakan teknologi p2p lending, dll. P2P lending dilatarbelakangi oleh teknologi Blockchain yang kian banyak diadopsi oleh berbagai industri.
Terkait hal itu, Thailand, sebagai salah satu negara pusat blockchain dan cryptocurrency yang paling menonjol menggelar Konferensi Tahunan ke-2 Bisnis Block Hedge 2019, 29 Maret, yang hadir di Bangkok untuk membuat nyata dunia Blockchain. Negara itu adalah rumah bagi segelintir pembangkit listrik kripto yang paling menonjol, yang karenanya telah menarik perhatian yang besar dari semua yang terlibat di lapangan. Dimana teknologi Blockchain merupakan tulang punggung bagi kripto itu sendiri.
Dalam sebuah wawancara pada Konferensi Mega Blockchain Asia Tenggara, Monsinee Keeratikrainon MD, Accenture Thailand, mengungkapkan bahwa banyak manfaat dengan menerapkan Blockchain di SCM mereka, dimana Blockchain merevolusi model operasi rantai pasokan dengan peningkatan efisiensi, transparansi, dan kepercayaan. Efeknya meliputi berbagai industri, dari Pengangkutan dan Logistik, ke Barang-Barang Industri dan Konsumen serta Ilmu Hayati.
Mengapa Accenture menonjol dari yang lain?
Monsinee menyatakan bahwa di luar cryptocurrency, blockchain akan membebani biaya AI dan IoT untuk membuat segalanya mulai dari rantai pasokan, hingga manajemen identitas digital yang lebih cerdas dan lebih aman. Ini memungkinkan perusahaan untuk menutup “Hall of Mirrors”, hanya dengan berpindah dari beberapa saluran ke satu sistem.
ACCENTURE adalah perusahaan layanan profesional global terkemuka, di antara mereka yang memiliki kasus penggunaan tertinggi dari penerapan solusi blockchain. Konsorsium blockchain Accenture terdiri dari perusahaan logistik terkemuka, yang merupakan salah satu yang paling dikenal dengan teknologi yang menjanjikan dalam bidang logistik
Picture: Block Hedge
-Kamlet Rosse-