28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Adrian Gunadi Mengundurkan Diri sebagai CEO Investree di Tengah Tuduhan Pelanggaran Etika

JAKARTA, duniafintech.com – Adrian A Gunadi mengundurkan diri dari jabatan CEO Investree. Mengutip laporan fintechnews.sg, pengajuan pengunduran diri ini dilakukan oleh pendiri platform financial technology Investree tersebut efektif per 31 Januari 2024. 

Laporan itu juga menyatakan bahwa langkah Adrian Gunadi mengundurkan diri dari Investree ini diambil dalam tengah-tengah tuduhan pelanggaran etika dan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan, sebagaimana dilaporkan oleh DealStreetAsia.

Adapun surat pengunduran diri Gunadi, yang sudah diakses oleh DealStreetAsia, mengkonfirmasi ketidakdapatannya untuk dicabut dan menyatakan bahwa ia tidak memiliki klaim lebih lanjut terhadap perusahaan.

Sementara itu, dalam dokumen terpisah yang ditinjau oleh DealStreetAsia, Gunadi disebut-sebut sudah mengakui bahwa dirinya mengalihkan dana dari Investree ke rekening pribadinya dan menggunakan posisinya untuk membuat perusahaan pemberi pinjaman tersebut menjadi penjamin untuk perusahaan pribadinya.

Baca juga: OJK Update Masalah Fintech Investree, TaniFund, dan iGrow soal Pinjaman Macet

Ketidakpuasan Pemegang Saham

DealStreetAsia sendiri sebelumnya melaporkan tentang ketidakpuasan yang meningkat di kalangan pemegang saham terhadap kepemimpinan Gunadi, yang mengakibatkan diadakannya rapat umum luar biasa pada 17 Januari 2024 lalu

Hasilnya, Salman Baharuddin, Kepala Penjualan perusahaan selama tujuh tahun, dijadwalkan untuk menggantikan Gunadi. Baharuddin pun kabarnya sudah mengelola operasional sehari-hari untuk beberapa waktu.

Pengunduran diri Adrian Gunadi ini terjadi pada saat Investree berjuang dengan likuiditas yang ketat, meskipun mengumumkan pendanaan Seri D sebesar US$231 juta pada Oktober tahun lalu, yang dipimpin oleh JTA International Holdings dari Qatar. 

Pencairan dana tersebut tertunda sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor tentang aliran modal masa depan. 

Situasinya pun kian rumit oleh kesulitan Investree untuk menutupi biaya operasional dan menghasilkan pendapatan.

Platform DATA VANTAGE DealStreetAsia mengungkapkan, perusahaan induk Investree yang terdaftar di Singapura telah mengumpulkan US$31,7 juta dari investor, termasuk Seri C sebesar US$23,5 juta pada Maret 2020. 

Baca juga: Masalah Kredit Macet Belum Selesai, Begini Penjelasan Investree

Akan tetapi, kesulitan keuangan perusahaan terus berlanjut, seperti yang terlihat dari penjualan saham di PT Bank Amar Indonesia Tbk, di mana Investree telah membeli 18,4% saham pada Agustus 2022.

Meningkatnya Pinjaman Bermasalah

Di samping itu, Investree pun menghadapi masalah dengan meningkatnya pinjaman bermasalah, dengan tingkat TKB90—ukuran pembayaran pinjaman tepat waktu—secara konsisten di bawah rata-rata industri. 

Perusahaan pun menyalahkan hal tersebut pada dampak pandemi COVID-19 dan tantangan dalam sistem penilaian kredit mereka.

Di lain sisi, menanggapi perkembangan tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia memberlakukan sanksi administratif pada Investree dan tengah menyelidiki potensi ketidakberesan keuangan dan perbuatan yang salah oleh perusahaan tersebut.

Baca juga: Viral Isu Investree Tutup Bisnis, Begini Bantahan Orang Dalam

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU