30.1 C
Jakarta
Rabu, 25 Desember, 2024

Definisi Agio Saham pada Perusahaan dan Proses Terjadinya

Pada dasarnya, agio saham merupakan selisih nominal lebih yang disetorkan pemegang bukti penyertaan modal di atas ketentuan nominalnya kepada perusahaan untuk jenis pembayaran bukti penyertaan modal dalam bentuk nominal.

Biasanya, istilah tersebut hadir dalam kegiatan jual beli bukti penyertaan modal dan menjadi salah satu hal yang perlu dipahami oleh seorang investor ataupun broker bukti penyertaan modal. Akun selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal ini pun menempati posisi neraca perusahaan pada bagian modal.

Sementara itu, neraca merupakan laporan keuangan yang diperoleh melalui kalkulasi sistem akuntansi sehingga nilai selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal ini pun bisa diketahui melalui perhitungan akuntansi atau accounting cycle.

Definisi Agio Saham

Kata agio sendiri adalah sebutan untuk beberapa kondisi yang terjadi sebagai berikut:

  1. Selisih dari pertukaran uang

Agio dalam hal ini berarti selisih lebih yang diperoleh lewat uang logam emas atau perak yang ditukarkan dengan uang kertas valuta dan nilai nominal yang sama.

  1. Selisih dari nilai sebenarnya dengan nilai sebenarnya

Adapun selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal ini didapatkan berdasarkan nilai selisih nominal sebenarnya dengan nilai tukar berupa instrumen efek atau terhadap mata uang asing. Dalam istilah ini, selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal ini juga disebutkan dalam kegiatan penyusutan nilai mata uang yang disebabkan oleh arus.

  1. Selisih setoran modal lebih kepada bank

Jika ada selisih setoran modal lebih yang diberikan kepada pihak bank saat penerbitan bukti penyertaan modal yang dipengaruhi oleh harga bukti penyertaan modal lebih tinggi dari nominal, hal itu juga disebut dengan agio.

Proses Terjadinya Nilai Agio Saham

Berikut ini akan diilustrasikan gambaran terkait proses terjadinya selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal ini yang diberikan oleh investor kepada perusahaan, yakni:

  1. Awal Perusahaan Jenis Perseroan Terbatas (PT)

Adapun skema ilustrasi ini berawal dengan beberapa individu yang bergabung untuk membentuk suatu perusahaan. Lalu, dibuatlah permisalan lima orang yang bernama Anzu, Iky, Maimen, Masenday, dan Jay. Kelima orang ini membangun perusahaan dengan modal yang direncanakan sebesar Rp100 miliar.

Lantas, masing-masing individu ini menyetorkan dana modal sebesar Rp5 miliar sehingga total modal yang terkumpul dari kelima individu adalah Rp25 miliar. Mereka kemudian memutuskan untuk memberikan nilai nominal pada masing-masing lembar bukti penyertaan modalnya sejumlah Rp1.000 sehingga bisa diketahui bahwa masing-masing pemegang bukti penyertaan modal memiliki 5 juta lembar bukti penyertaan modal yang diperoleh berdasarkan ekuivalen pembagian Rp5 miliar dengan Rp1.000.

Kemudian, dibuatlah akta kepemilikan bukti penyertaan modal oleh pejabat notaris dan seluruh rangkaian modal awal yang sudah dicatat dalam bentuk akta notaris bakal disusun dalam bentuk tabel. Sementara itu, bukti penyertaan modal yang belum dikeluarkan adalah sebesar Rp75 miliar.

  1. Kegiatan Operasional Perusahaan Selama Tiga Tahun

Lantas, setelah melalui masa operasional perusahaan selama tiga tahun dengan tingkat perkembangan dan kemajuan yang profit, diketahui bahwa nominal laba bersih yang diperoleh, yakni sebesar Rp 40 miliar. Akan tetapi, semua keuntungan ini tidak langsung dibagikan kepada para pemilik bukti penyertaan modal sehingga akan diketahui nilai ekuitas yang diperoleh selama masa tersebut adalah sebesar Rp65 miliar.

  1. Kegiatan Ekspansi Perusahaan

Sejalan dengan bergulirnya waktu, perusahaan milik 5 orang tadi selalu mengalami perkembangan yang signifikan sehingga perusahaan memutuskan untuk melakukan ekspansi. Menurut rancangan ekspansi yang sudah dirapatkan, total dana segar untuk merealisasikan rencana ini diperkirakan mencapai Rp200 miliar. Kelima pemegang bukti penyertaan modal pun sepakat untuk melepaskan sisa bukti penyertaan modal yang belum dikeluarkan sejumlah 75 juta lembar saham.

Setelah melakukan penghitungan tingkat keuntungan perusahaan serta prediksi perkembangan di masa mendatang, pemegang bukti penyertaan modal memutuskan sisa bukti penyertaan modal yang tersimpan ini akan dijual dengan harga Rp6.000 per lembar saham. Melalui penjualan ini, bisa diambil asumsi bahwa seluruh bukti penyertaan modal yang dilepas dengan mekanisme IPO berhasil terserap pasar.

Adapun dana hasil penjualan yang diterima oleh perusahaan dengan total 75 juta lembar bukti penyertaan modal dengan jumlah nilai Rp450 miliar. Berdasarkan pengamatan nilai nominal harga jual bukti penyertaan modal yang semula adalah Rp1.000 menjadi Rp6.000, terjadi selisih lebih sebesar Rp5.000 yang kemudian nilai inilah yang disebut dengan selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal.

Disagio Saham

Istilah kebalikannya dari agio adalah disagio saham. Lain halnya dengan selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang merupakan selisih lebih, disagio merupakan selisih kurang dari setoran pemegang bukti penyertaan modal dengan nilai dibawah nominalnya untuk jenis bukti penyertaan modal yang dikeluarkan dalam bentuk nominal, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang negatif.

Pada kondisi itu, perusahaan akan berisiko merugi jika melakukan langkah ekspansi. Solusi yang dapat dilakukan, yakni dengan menjual bukti penyertaan modal dengan selisih harga di bawah harga yang disetor pemegang bukti penyertaan modal.

Ilustrasi Disagio Saham

Jika suatu perusahaan sedang mengalami penurunan, baik kinerja maupun laba, yang mengakibatkan kerugian, di situlah kemungkinan akan terjadi selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang negatif. Perusahaan pun tidak bisa melakukan ekspansi sebagaimana kondisi yang memungkinkan selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal.

Langkah yang bisa dipilih agar tetap memperoleh aliran pemasukan dana, yakni dengan menjual bukti penyertaan modal dengan potongan di bawah nilai nominal atau kurang dari 100 persen. Besaran nilai selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang negatif ini bisa diketahui dengan mendebit nilai selisih antara nominal bukti penyertaan modal dengan kurs.

Oleh sebab itu, bisa disimpulkan bahwa selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal dan selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang negatif pada dunia bukti penyertaan modal dapat terjadi pada dua kondisi yang berbeda, bergantung pada entitas suatu perusahaan. Kedua istilah ini adalah hal penting yang perlu dipahami bagi investor maupun pelaku bisnis bukti penyertaan modal sebagai antisipasi jika perusahaan yang bersangkutan membuat kebijakan selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal atau selisih lebih setoran pemegang bukti penyertaan modal yang negatif saham.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU