33.5 C
Jakarta
Jumat, 15 November, 2024

Alarm Bunyi! Utang Inggris Meroket Rp 443 Triliun, Ancam Stabilitas Ekonomi

LONDON – Utang nasional Inggris diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan, dengan potensi peningkatan hingga tiga kali lipat. Berdasarkan laporan dari Kantor Tanggung Jawab Anggaran (OBR), proyeksi ini muncul menjelang persetujuan anggaran perdana oleh pemerintah baru yang kini dipimpin oleh Partai Buruh dan Perdana Menteri Keir Starmer.

Pemerintah berencana menaikkan pajak untuk menutupi defisit anggaran yang mencapai 22 miliar pound (sekitar Rp 443 triliun).

Kenaikan Utang Inggris

Kenaikan utang tersebut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2075, didorong oleh faktor-faktor seperti penuaan populasi dan perubahan iklim. Meskipun proyeksi ini bersifat jangka panjang dan belum pasti, beberapa tanda sudah mulai menunjukkan arah tersebut.

Menurut OBR, “Tekanan seperti perubahan demografi, peningkatan biaya layanan kesehatan, dan perubahan iklim akan membuat utang Inggris berada pada jalur peningkatan permanen.”

Lembaga tersebut memperkirakan bahwa utang publik Inggris bisa meningkat hampir tiga kali lipat menjadi lebih dari 270% dari PDB pada 2075, dibandingkan dengan rasio PDB saat ini yang mencapai 100%.

Selain itu, OBR menambahkan bahwa “Dampak perubahan iklim terhadap ekonomi dan keuangan publik dapat meningkatkan tekanan utang antara 20% hingga 30% dari PDB, sementara perbaikan kesehatan penduduk dapat menguranginya hingga lebih dari 40% PDB pada pertengahan tahun 2070-an.”

Layanan Kesehatan Butuh Investasi

PM Keir Starmer juga telah mengingatkan bahwa Layanan Kesehatan Nasional Inggris membutuhkan investasi besar-besaran dan reformasi untuk menghindari keruntuhan. Peringatan ini muncul setelah sebuah laporan independen menyebutkan bahwa layanan kesehatan tersebut berada dalam “kondisi kritis”.

Inggris bukan satu-satunya negara yang menghadapi peningkatan utang yang signifikan. Beberapa tahun terakhir, utang meningkat akibat pandemi Covid-19 yang memaksa pemerintah mengeluarkan dana besar untuk melindungi pekerjaan. Di Prancis, misalnya, utang negara telah mencapai lebih dari 110% dari PDB.

Dalam catatan OBR, disebutkan bahwa “Dua dekade terakhir, ekonomi Inggris telah mengalami serangkaian guncangan besar, seperti krisis keuangan global, pandemi, dan krisis energi.”

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU