27.8 C
Jakarta
Selasa, 21 Oktober, 2025

Altcoin Ini Diburu Whale Investor

Ada satu altcoin yang sedang diburu oleh whale investor atau investor besar. Apa altcoin itu? Dan apakah altcoin itu baik untuk diinvestasikan?

Gelombang aksi beli besar-besaran melanda Chainlink (LINK) setelah data on-chain menunjukkan para whale (investor besar) secara diam-diam mengakumulasi jutaan token di tengah ketidakstabilan pasar kripto baru-baru ini.

Menurut laporan Lookonchain, perusahaan analitik blockchain, sebanyak 30 dompet baru tercatat menarik 6,25 juta LINK dari Binance sejak terjadinya crash pasar pada 11 Oktober. Nilai total penarikan tersebut mencapai sekitar US$116,7 juta (sekitar Rp1,9 triliun).

Dompet Terbesar Tarik Lebih dari US$25 Juta Altcoin LINK

Data per 20 Oktober menunjukkan dompet terbesar di antara 30 akun tersebut menarik 1,34 juta LINK, senilai lebih dari US$25 juta. Beberapa dompet lainnya tercatat mengakumulasi antara US$3 juta hingga US$6 juta masing-masing.

Secara keseluruhan, ke-30 dompet baru ini kini menampung lebih dari US$116 juta dalam bentuk LINK, menjadikannya salah satu peristiwa akumulasi whale terbesar untuk aset ini sepanjang tahun 2025.

Indikasi Strategi Institusional

Analisis data menunjukkan bahwa para whale — kemungkinan besar investor institusional — mulai mengakumulasi LINK secara masif tak lama setelah pasar kripto anjlok. Langkah ini dinilai sebagai strategi jangka panjang, bukan aktivitas trading jangka pendek.

Aksi penarikan token dalam jumlah besar dari bursa seperti Binance umumnya dianggap sinyal bullish, karena menunjukkan niat untuk menyimpan aset di luar pasar terbuka, tanda keyakinan terhadap prospek jangka panjang.

Tren ini turut memicu spekulasi bahwa para whale tengah mempersiapkan potensi reli Chainlink, terutama di tengah meningkatnya adopsi layanan oracle milik protokol ini di berbagai ekosistem blockchain besar.

Analisis Harga Chainlink (LINK)

Per 21 Oktober 2025, harga LINK tercatat di level US$19,01, naik lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir, meski masih turun sekitar 1% secara mingguan.

Kinerja harga LINK masih dipengaruhi tekanan jual akibat gejolak pasar baru-baru ini. Saat ini, harga berada di bawah rata-rata pergerakan sederhana (SMA) 50 hari sebesar US$21,56, namun di atas SMA 200 hari di US$17,69.

Kondisi ini mengindikasikan pelemahan jangka pendek di tengah tren naik jangka panjang. Jarak antara harga saat ini dan SMA 50 hari menandakan adanya fase konsolidasi atau tekanan jual sementara sebelum potensi kelanjutan tren bullish.

Sementara itu, indikator Relative Strength Index (RSI) 14 hari berada di level 36,76, menunjukkan bahwa LINK masih dalam zona netral namun mendekati area oversold, yang bisa membuka peluang rebound jika tekanan jual mereda.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU