26.1 C
Jakarta
Kamis, 18 April, 2024

Trader, Gunakan 3 Cara ini Untuk Analisis Cryptocurrency

JAKARTA, duniafintech.com – Analisis Cryptocurrency merupakan hal penting untuk diketahui oleh para trader maupun investor crypto jangka panjang atau jangka pendek. Biasanya, trader harian akan selalu menganalisis aset crypto dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun, cara menganalisis sebuah  cryptocurrency juga dapat dilakukan berdasarkan market cap, volume suplai, dan  suplai yang beredar (circulating supply).

Analisis Cryptocurrency dengan Market Cap, Volume Suplai, dan Circulating Supply

Berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga cara untuk menganalisis sebuah cryptocurrency, antara lain:

  • Market Cap

Market cap dari sebuah koin merupakan jumlah total dari nilai seluruh koin yang beredar dan merupakan salah satu metrik yang digunakan banyak orang dalam instrumen investasi crypto untuk menentukan nilai.

Secara umum, perhitungannya adalah harga trading terakhir atau harga trading rata-rata yang dikali dengan total suplai koin yang beredar.

Sebagai contoh misalnya Bitcoin, ketika bitcoin di trading pada harga $10.000, lalu dikalikan dengan total suplai yang beredar yaitu sebanyak 16,4 juta coin, maka nantinya akan menghasilkan market cap senilai kurang lebih $164 Milyar. Namun, hal ini tidak dapat mempertimbangkan trading yang terjadi transaksi individu ke individu.

Dilansir dari CoinMarketCap, yakni harga rata-rata ditentukan dengan harga rata-rata dari berbagai exchange atau marketplace yang merupakan sebuah kegiatan trading berlangsung.

Namun, diketahui bahwa terdapat suatu masalah besar yaitu meski market cap dapat memberikan gambaran umum mengenai nilai terkini dari Bitcoin, tapi market cap juga bisa dengan mudah dimanipulasi dengan trik “wash trading”.

Wash trading itu sendiri adalah ketika dua pihak melakukan trade di antara mereka sendiri untuk membuat seolah-olah terjadi pergerakan harga.

Sebagai contoh, katakanlah A punya sebuah koin dengan jumlah suplai sebanyak 1 juta koin. Kemudian, A akan menjual coin tersebut kepada B seharga $5 per koin. Berarti diketahui bahwa marketnya telah menjadi $5 Juta.

Kemudian, A menjual kembali kepada C sebanyak 0,5 koin seharga $5. Berarti diketahui bahwa market cap sekarang ini telah naik dua kali lipat.

Jika nantinya A ini menjual lagi ke B sebanyak 0,25 koin seharga $5 berarti market cap sekarang adalah senilai $20 juta.

Jadi, jika dilihat dalam tiga transaksi tersebut, maka kita dapat meningkatkan market cap kurang lebih sebanyak 400%.

Meskipun hal ini dikatakan ilegal di pasar lain karena merupakan manipulasi harga, namun dalam pasar cryptocurrency hal ini merupakan suatu hal lumrah yang banyak dilakukan orang-orang.

Hal ini menjadi penting untuk diketahui karena jika kamu dapat membuat hype dan pergerakan pasar yang cukup besar, maka seorang pemula kemungkinan besar akan membeli koin tersebut.

Sebab, mereka akan berpikir bahwa harga koin tersebut memiliki kemungkinan untuk menjulang tinggi padahal kemudian kita bisa saja menjual koin tersebut pada saat harganya naik sebanyak 400%.

Kemudian, para pemula tersebut nantinya akan memegang koin tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi dari rate pasar yang sesungguhnya.

Jadi, pada intinya adalah ketika kamu ingin menganalisis market cap sebagai sebuah matrik, maka para trader profesional akan memperhatikan tanda-tanda untuk memastikan bahwa wash trading tidak sedang digunakan untuk menjadi faktor perhitungan marketcap sebuah cryptocurrency.

  • Volume Supply

Volume merupakan jumlah trading aktif yang terjadi dari sebuah koin tertentu.

Sebagai contoh, apabila Bitcoin memiliki sebanyak $100 Juta dalam volume trading, dan harganya pun senilai $10.000 berarti terdapat sekitar 10.000 Bitcoin sedang secara aktif di trade.

Secara umum, yaitu semakin besar volume, maka akan semakin bagus pula hal ini bagi koin tersebut, karena koin tersebut akan menjadi mudah untuk dibeli dan dijual.

Namun, apabila koin tersebut memiliki volume yang rendah, maka pengguna harus sabar menunggu lebih lama lagi untuk menjualnya dan kemungkinan besar juga akan sulit untuk menemukan pembeli di harga pasar saat itu.

Jadi, pengguna harus menyimpan koin tersebut lebih lama di pasar untuk bisa mendapatkan harga yang diinginkan atau bisa juga dengan mengurangi harganya supaya bisa dijual lebih cepat.

Volume yang digunakan sebagai sebuah metric merupakan cara yang bagus untuk mengetahui apakah sebuah coin itu sehat atau tidak.

Hal ini dikarenakan volume akan menunjukkan ketertarikan khalayak terhadap koin tersebut serta likuiditas pasar di sekitar koin.

Contohnya adalah semakin popular dan semakin likuid, maka koin tersebut memiliki potensi untuk menjadi investasi yang baik.

Namun, strategi-strategi seperti wash trading juga dapat membuat volume palsu dan sangat sulit untuk dilihat, kecuali investor memiliki pemahaman yang sangat kuat terhadap sejarah market dan juga statistiknya.

Para trader profesional kemungkinan besar dapat melihat trik-trik manipulasi seperti ini dan mereka juga pasti akan kesulitan dalam menemukannya pada koin-koin yang banyak dimanipulasi oleh bot dan whales.

Terlebih lagi untuk koin-koin besar, yang mana manipulasi pada koin tersebut dapat disembunyikan dalam volume normal.

Jadi, jika untuk koin seperti Bitcoin, akan sangat mudah untuk menyembunyikan manipulasi volume dari pada altcoins yang hanya memiliki volume jauh lebih kecil.

  • Analisis Cryptocurrency dengan Suplai Total vs Suplai Beredar

Dua hal ini merupakan matrik yang umum digunakan investor untuk dapat menetapkan nilai pada suatu koin. Suplai yang beredar berarti adalah koin yang ditambang (mined) atau koin yang terdistribusi dan tersedia untuk diperjualbelikan di pasar.

Sedangkan suplai total adalah suplai maksimum yang merujuk pada jumlah total pada suatu koin yang telah ditentukan oleh kode atau script koin tersebut.

Contohnya adalah pada bulan Februari 2018 lalu, yakni Bitcoin memiliki suplai yang beredar sebanyak kurang lebih 16,4 juta, dengan suplai maksimum diperkirakan sejumlah 21 juta, caranya adalah dengan membagi jumlah suplai yang beredar dengan suplai total, maka dengan begitu kamu dapat mengetahui berapa banyak jumlah coin yang sudah ditambang atau didistribusikan.

Cara menghitungnya berarti 16.4 / 21 = 0,78 atau 78%. Berarti, diketahui bahwa jumlah Bitcoin yang belum ditambang sangatlah terbatas dan koin yang sudah beredar akan semakin berharga seiring dengan berkurangnya persediaan Bitcoin yang baru.

Selain itu, Bitcoin juga akan dihadiahkan dalam block dan reward tersebut juga akan dikurangi setengah dalam empat tahun sekali, maka nilai Bitcoin memiliki potensi untuk meningkat dalam periode waktu tersebut.

Pada tahun 2012 dan 2016 merupakan tahun dimana reward mining Bitcoin akan dikurangi setengah, dan pada tahun tersebut pula nilai Bitcoin mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Pada tahun 2020 adalah tahun berikutnya reward mining Bitcoin akan dikurangi setengah dan kamu mungkin akan melihat kenaikan nilai koin tersebut seiring dengan pembuatan Bitcoin baru akan semakin sulit dan semakin sedikit koin yang masuk ke pasar.

Akan tetapi, hal ini juga merupakan spekulasi apabila BTC masih merupakan cryptocurrency yang paling dominan dan tidak ada cryptocurrency lain yang memiliki permintaan lebih banyak.

Kedua hal ini juga merupakan faktor penting dalam menentukan nilai sebuah cryptocurrency lainnya.

Sedangkan jika untuk altcoins yang tidak dapat ditambang contohnya adalah berdasarkan suplai koin yang sudah beredar sampai rasio total suplai, kamu dapat menentukan seberapa banyak koin yang akan berpotensi untuk di dump pada pasar oleh tim pengembang koin tersebut.

Apabila angkanya terlalu besar, itu berarti koin-koin tersebut nantinya akan berpotensi mengalami penurunan harga karena over supply.

Sebaliknya pun begitu, apabila angkanya terlalu rendah itu berarti sebuah koin tersebut sedang bertambah popular dan kemungkinan besar harganya pun akan naik seiring dengan bertambahnya permintaan, namun persediaannya tidak memadai atau mencukupi.

Jadi, sebenarnya hal ini merupakan metrik yang lebih bagus digunakan untuk menentukan potensi dari sebuah cryptocurrency dari pada yang lain, karena hal ini tidak bisa dimanipulasi.

Kesimpulan

Ketiga hal yang sudah dijelaskan sebelumnya memang merupakan analisis dasar yang dapat membantu kamu dalam menilai cryptocurrency, namun hal-hal tersebut hanyalah sedikit dari apa yang seharusnya diperhatikan.

Faktor lainnya yang dapat digunakan untuk analisis cryptocurrency, yaitu potensi pasar dari teknologi yang digunakan, ada juga kredibilitas tim manajemen dan development, serta kemampuan dan kompetisi pasar.

Selain itu, variabel pasar seperti regulasi atau tingkat kepercayaan juga harus diperhitungkan dengan teliti.

Berinvestasi di cryptocurrency memang hal yang berisiko dan tidak seperti pasar yang lainnya, karena pasar cryptocurrency belum ada regulasinya. Meskipun sudah banyak orang yang meraih keuntungan dalam marketplace, tapi tidak sedikit juga yang mengalami kerugian.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE