duniafintech.com – Masih dalam rangkaian acara TechHR 2019 di Singapura 28 Februari lalu, kali ini Dunia Fintech juga berhasil berbincang ringan dengan salah satu keynote speakernya, Andrew Spence.
Andrew Spence merupakan Faculty member dari The Blockchain Institute sekaligus HR Transformation Director di Glass Bead Consulting. Ia berbagi wawasan tentang bagaimana Blockchain dapat mengubah cara kita bekerja dan bagaimana pengaruhnya terhadap teknologi Human Resource (HR/Sumber Daya Manusia) di masa mendatang.
Baca juga: Fintech DanaKini, Kini Cicilan Semakin Mudah
Dunia Fintech (DF) : Apa hal terpenting yang ingin Anda bagikan pada kesempatan TechHR 2019 ini?
Andrew Spence (AS) : Saya ingin membagikan pandangan tentang bagaimana infrastruktur kita saat ini untuk mengelola pekerjaan perlu di-boot ulang. Kebijakan, proses, platform, data karier pribadi kita, dan yang paling penting, pikiran kita semua perlu diubah. Teknologi baru termasuk Blockchain dan AI dapat memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur baru ini jika kita bijak dan belajar beberapa pelajaran dari masa lalu.
DF : Menurut pendapat Anda, topik apa dari teknologi HR yang menghambat atau melawan tren yang ada?
AS : Dibanding teknologi lain, Blockchain bisa dikatakan kurang matang. Tapi teknologi baru ini memiliki potensi untuk ‘melawan tren’ karena memungkikan model bisnis baru untuk menyelesaikan beberapa tantangan kerja saat ini. Ini memaksa kita untuk berpikir secara berbeda, misalnya, dengan teknologi baru kita yang canggih, orang-orang bertanya, bagaimana kita menggunakan teknologi Blockchain untuk mengatur gaji? Ini adalah pertanyaan yang salah, kita harus bertanya apakah kita harus membayar, memberi penghargaan dan memotivasi distribruted workforce kita?
DF : Apa perbedaan teknologi HR lama dengan teknologi HR yang berbasis AI?
AS : Ada banyak mitos seputar AI dalam industri ini, tidak hanya dalam SDM. Coba minta sekelompok orang yang bekerja di bidang HR (atau psikolog) untuk menentukan apa itu AI. Mereka tidak akan bersepakat mengenai pengertian Cara terbaik untuk melihat AI adalah sebagai kelanjutan dari algoritma dan analisis statistik lanjutan selama beberapa dekade terakhir. Dengan data yang lebih baik, dan keterampilan ilmiah, kita mulai mendapatkan wawasan tentang perilaku orang-orang di organisasi. Dalam dekade mendatang kita akan mulai membuka tantangan yang sulit termasuk apa yang menyebabkan produktivitas, kohesi tim, dan kesehatan karyawan.
Baca juga: Perkembangan Bitcoin dan Blockchain di Tanjung Verde
DF : Bisakah Blockchain menciptakan dunia HR yang lebih baik? Bagaimana caranya?
AS : Salah satu hal paling menjanjikan dari penggunaan Blockchain dalam industri HR, adalah memungkinkan individu untuk memiliki dan mengendalikan kredensial pekerjaan pribadi mereka. Saat ini data kami disimpan di server terpusat, selain dari risiko peretasan dan penipuan, data kami sering dimonitisasi. Untuk pengusaha, kita dapat menggunakan teknologi untuk memvalidasi kredensial dan identitas pekerjaan. Seiring waktu, ini akan memungkinkan platform pencocokan kerja peer-to-peer yang lebih baik mengurangi biaya dan meningkatkan kepercayaan pada seluruh ekosistem kerja.
DF : Faktor apa yang akan membentuk peran para pakar teknologi HR pada tahun 2019 ini? Masalah dan peliang apa yang akan kita hadapi?
AS : Saya rasa menjaga keamanan data karyawan dari peretasan adalah yang terpenting. Siapa yang mau bekerja di perusahaan yang tidak mampu menjaga data pribadi kita? Semakin banyak ahli teknologi HR bekerja dengan mitra bisnis SDM yang cerdas, dan orang-orang profesional analitik untuk memecahkan masalah organisasi yang belum dapat kita pecahkan sebelumnya. Dari menciptakan tim yang kohesif, beragam, dan produktif hingga menarik kandidat yang akan berkembang di organisasi Anda. Saya tidak bisa memikirkan peluang yang lebih besar dari pada membangun tempat kerja yang bagus di mana orang bisa sejahtera.
DF : Tren teknologi HR apa yang Anda nantikan di tahun 2019 ini?
AS : Pada tahun 2019, banyak organisasi HR telah pindah ke cloud atau sedang dalam proses peralihan ke cloud. Ini telah membuat cara kerja HR lebih efisien, karena kami harus menstandarisasi proses kami untuk menggunakan perangkat lunak. Orang-orang mungkin akan lebih banyak mengajujan pertanyaan seperti ‘Kita telah dimasukkan dalam modul pertama, tetapi bagaimana kita memecahkan masalah bisnis menggunakan analisis orang?’ Dan ‘Keterampilan apa yang kita butuhkan untuk mengembangkan dalam SDM?’ dan ‘Aplikasi AI mana yang harus kita gunakan?’.
-Dita Safitri-