25.6 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Apa Itu Crypto Winter yang Terjadi Tahun 2022, Begini Kondisinya

JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Beberapa waktu belakangan, istilah “musim dingin kripto” memang kian kencang terdengar.

Barangkali, hal itu masih terasa asing di telinga sebagian besar orang. Namun, di para peminat dan komunitas kripto, istilah tersebut sering kali muncul.

Menukil laman CNBC, istilah ini pada dasarnya adalah ungkapan yang mengacu pada saat pasar tengah lesu, khususnya di pasar uang digital.

Nah, untuk mengetahui lebih dalam tentang istilah yang satu ini dan kondisinya pada tahun 2022 lalu, simak ulasan berikut ini, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

Baca juga: Apa Itu Crypto Winter: Ini Bedanya Crypto Winter 2022 dengan 2018

Apa Itu Crypto Winter?

Crypto winter adalah fase yang terjadi saat harga kripto menurun dalam jangka panjang yang disebabkan oleh berbagai hal.

Musim dingin kripto ini bisa juga terjadi bersamaan dengan bearish market di pasar saham—meski tidak selalu begitu.

Pasar kripto dinilai tengah mengalami musim dingin saat harganya menurun hingga 20% atau lebih dari harga tertingginya saat ini.

Pada tahun 2022, diketahui indeks harganya sudah menurun sekitar 70% dari harga tertingginya.

Dengan demikian, sudah bisa disebut bahwa investasi kripto tengah mengalami musim dingin atau winter.

Musim dingin kripto merupakan sesuatu yang sangat sulit diprediksi kapan akan berakhir sehingga kerap kali memicu kepanikan pada investor.

Apalagi, tidak hanya koin kripto yang kurang begitu dikenal yang mengalaminya, tetapi juga termasuk NFT dan koin crypto dengan nama besar seperti Bitcoin dan Ethereum.

Kondisi Apa Itu Crypto Winter Tahun 2022

Sebelum terjadi pada tahun 2022, musim dingin kripto ini sebenarnya pernah terjadi pada tahun 2018 lalu.

Pada masa itu, harganya mengalami penurunan drastis setelah adanya kenaikan tajam pada tahun 2017.

Meski demikian, kondisi musim dingin kripto yang terjadi pada tahun 2022 dianggap lebih parah.

Bitcoin bahkan mengalami kejatuhan terparahnya sejak 2011, dengan monthly loss experienced sebesar 40% pada Juni 2022.

Berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya musim dingin kripto pada tahun 2022, di antaranya runtuhnya Terra USD dan LUNA.

Adapun Terra USD merupakan stablecoin yang dipasok dengan rasio harga 1:1 dengan USD.

Di lain sisi, LUNA adalah koin pendampingnya, yakni mata uang digital yang lebih tradisional dan diharapkan memiliki kenaikan harga lebih tinggi.

Namun, pada Mei 2022, harga LUNA berada pada angka sekitar $0,0001 setelah sebelumnya berada di angka  $116 pada bulan April 2022.

Lebih jauh, hancurnya TerraUSD beserta LUNA dalam waktu singkat ini, menyebabkan terjadinya guncangan besar bagi para investor yang mengandalkan proyek ini untuk memperoleh cuan.

Selain itu, musim dingin kripto juga terjadi sebagai dampak dari tindakan banyak investor global yang menjual hampir semua kelas asetnya.

Baca juga: Cryptocurrency Hari Ini: Harga Bitcoin Diramal Tetap Cuan Hari Ini

Hal itu kemudian diperparah dengan kondisi bearish market yang sedang terjadi di pasar saham sejak awal tahun 2022 dan secara official diumumkan pada 13 Juni 2022.

Kondisi tersebut semakin memperparah musim dingin kripto dan memberikan tantangan untuk penanganannya agar harga crypto kembali stabil.

Apa Itu Crypto Winter

Dampak Terjadinya Musim Dingin Kripto

Dampak terhadap Investor

William Luther, seorang profesor ekonomi di Florida Atlantic University, menilai bahwa fenomena Crypto Winter semacam ini dianggap sebagai hal yang lumrah dalam perdagangan mata uang kripto.

Melangsir CNBC, Luther pun mengingatkan para investor tetap tenang dan menjaga pandangan mereka dalam jangka panjang.

Adapun kerugian akibat merosotnya nilai mata uang kripto dikatakan hanya sebagai fenomena sesaat.

Ia menambahkan, fenomena crypto winter bisa menjadi pengingat bagi para investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi, utamanya di industri yang gampang mengalami pasang surut.

Dampak terhadap Karyawan

Bukan hanya terhadap para investor, crypto winter pun berdampak buruk bagi mereka yang bekerja/karyawan di perusahaan penyedia layanan transaksi kripto.

Di tengah musim dingin crypto ini, investor memang cenderung untuk menghentikan/mengurangi aktivitas perdagangan kripto mereka.

Hal itu akan membuat pendapatan perusahaan dengan layanan transaksi kripto akan menurun.

Pada akhirnya, kondisi itu memaksa perusahaan untuk mengurangi ongkos produksi layanan, di antaranya dengan mengurangi/memecat karyawan.

Baca juga: Apa Itu Crypto Winter? Simak Sejarahnya di Sini

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU