29.1 C
Jakarta
Jumat, 26 April, 2024

Ingin Mendanai di Fintech Lending? Inilah Hal-hal yang Perlu Dipahami

Fintech Lending atau Peer to Peer Lending saat ini hadir sebagai salah satu pusat perhatian semua orang. Hal itu terjadi karena konsep investasi terus berkembang, khususnya dengan bantuan teknologi internet. Di sisi lain, lantaran investasi adalah salah satu bagian dari finansial, tentu terasa kurang apabila tidak menyebutkan bahwa finansial juga tak lepas dari dorongan internet.

Sebagaimana diketahui, dari hari ke hari, teknologi kian berkembang dan bahkan mulai sangat maju. Kehadiran teknologi pun saat ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari sebab semuanya terasa lebih mudah dan cepat.

Hal itu juga membuat perubahan gaya hidup masyarakat, termasuk di sektor keuangan. Dalam hal ini, kehadiran fintech peer-to-peer (P2P) lending ini telah membuat siapa saja dapat mengirim uang tanpa perlu ke bank hingga meminjam uang hanya melalui online.

Adapun saat ini, pertumbuhan fintech P2P lending kian berkembang pesat dan mudah diakses oleh masyarakat yang masih sulit dalam mendapatkan pinjaman dana dan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memerlukan modal untuk pengembangan bisnisnya. Bukan hanya para pebisnis UMKM, ada pula fintech P2P lending yang memberikan akses pinjaman bagi mereka yang membutuhkan dana untuk pendidikan dan perawatan kesehatan dengan standar masing-masing, mulai dari kelayakan kredit pinjaman, nominal dan tenor pinjaman, suku bunga, hingga tingkat keamanan.

Konsep Financial Technology atau Fintech sendiri muncul karena diberdayakan oleh internet. Adapun pembayaran, menabung, dan berinvestasi yang menggunakan teknologi internet dapat disebut sebagai bagian dari Fintech yang sebenarnya. Salah satu yang pada masa ini tengah menjadi tren, yakni Peer to Peer Lending atau yang dikenal juga sebagai Fintech Lending.

Tentu saja Fintech Lending ini punya keterkaitan erat dengan investasi. Pasalnya, dalam berbagai kebutuhan peminjam, seseorang dapat meminjamkan uangnya untuk pemenuhannya dan ia juga bakal mendapatkan return atau pengembalian hasil bunga pinjaman dari sang peminjam. Di situlah letak keuntungannya. Hal itu tentu saja menjadi salah satu masa depan investasi.

Alasannya adalah lantaran selain menguntungkan, prosesnya juga mudah dan transparan. Seorang pemberi pinjaman dalam hal ini hanya perlu memilih ingin mendanakan keperluan apa dan kepada siapa. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai perlunya seseorang berinvestasi melalui Fintech Lending, sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa itu fintech lending.

Apa Itu Fintech Lending

Pengertian Fintech Lending atau dalam sebutan lain Peer to Peer Lending menurut Peraturan OJK No. 77/POJK.01/2016, adalah layanan pinjam-meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima pinjaman) yang berbasis teknologi informasi.

Selain itu, Fintech lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). Fintech Lending ini dalam konsep dasarnya menyediakan wadah bagi para peminjam dan pemberi pinjaman, yang kemudian disebut sebagai Peminjam dan Pendana, untuk berinteraksi dalam kegiatan pinjam-meminjam dana demi berbagai kebutuhan.

Setelah mengetahui apa itu fintech lending, kini saatnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu dipahami sebelum mendanainya.

Hal-hal yang Perlu Dipahami sebelum Mendanai Fintech 

  1. Sebarkan Investasi kepada Beragam Peminjam

Pada umumnya, di berbagai platform Fintech Lending terdapat sejumlah peminjam yang tengah memerlukan pendanaan dari para investor. Dalam hal ini, calon pemberi pinjaman direkomendasikan untuk tidak menempatkan seluruh dana investasinya dalam rangka mendanai satu kebutuhan peminjam saja, tetapi membagikannya untuk mendanai beragam peminjam dengan keperluan yang beragam.

Terkait hal itu, terdapat kemungkinan salah satu peminjam yang menjadi tujuan seseorang berinvestasi gagal membayar pinjaman yang diajukan. Apabila calon pemberi pinjaman menginvestasikan seluruh dana kepada salah satu peminjam tadi, ia diperkirakan bakal mendapatkan kerugian besar.

Namun, sebaliknya, jika seseorang menginvestasikan dananya kepada berbagai peminjam, kendati seorang peminjam gagal bayar, peminjam lainnya dapat menutupi kerugian itu. Bahkan, return rate yang bisa diperoleh sang pemberi pinjaman tadi akan lebih besar sehingga keuntungannya juga besar.

Untuk diketahui, teknik investasi tersebut dikenal dengan istilah diversifikasi. Teknik ini menjadi salah satu teknik yang paling disarankan oleh investor sukses demi meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi dalam investasi.

  1. Jangan Gunakan Tabungan untuk Berinvestasi

Hendak menggunakan dana darurat atau tabungan yang lain untuk mendanai di Fintech Lending? Sebaiknya, pikirkan kembali rencana itu. Pasalnya, sangat disarankan agar tabungan dan dana untuk investasi harus tetap terpisah.

Saat seseorang menginvestasikan dana ke Fintech Lending, ia tidak akan dapat mengambilnya kembali. Dalam hal ini, ia harus menanti dana yang diinvestasikannya tadi dibayar atu dicicil secara bertahap oleh peminjam.

Itu berarti, sebaiknya tidak menginvestasikan dana yang masih diperlukan dalam waktu dekat. Di samping itu, jika tidak memiliki tabungan, disarankan untuk mulai menabung selama kira-kira 6 bulan dari pendapatan, sebelum memutuskan untuk mendanai di Fintech Lending ataupun jenis investasi lainnya.

  1. Jangan Bertaruh dengan Pendanaan Fintech Lending

Hal ketiga yang perlu dipahami adalah mempersiapkan segala data yang diperlukan sebelum menginvestasikan dana kepada peminjam. Terkait hal itu, penting untuk melakukan riset mendalam dan sebanyak-banyaknya soal data peminjam dalam rangka menentukan besaran investasi kepada kebutuhan peminjam.

Pada beberapa platform, sebelum peminjam hadir di dalam platform dan siap untuk didanai, tim fintech lending bakal terlebih dahulu melakukan analisis ketat menggunakan data pribadi dan keuangan si peminjam dan untuk kebutuhan apa pinjaman itu diajukan. Bahkan, juga akan diterapkan analisis terhadap karakteristik lewat sudut pandang psikologis beserta latar belakangnya.

Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan bagi investor. Kemudian, data yang sudah dianalisis tadi akan disediakan bagi para investor untuk menggunakannya sebagai bahan analisis dalam rangka menentukan kelayakan sang peminjam. Hal itu akan membuat investor dapat yakin sepenuhnya sebelum berinvestasi kepada peminjam.

  1. Berinvestasi dengan Keyakinan Penuh

Dalam proses berinvestasi, sangat disarankan untuk mempersiapkan diri terhadap segala yang ada dan bakal dihadapi, terlebih jika investor harus menanggung kerugian.

Karena itu, memang disarankan untuk berinvestasi dengan dana yang memang sanggup ditanggung kerugiannya apabila hal itu memang harus terjadi. Dalam hal ini, pilihlah platform yang memungkinkan investor untuk mendanai dengan dana yang minim. Hal itu agar investor dapat meminimalisasi tingkat risiko ke tingkat yang lebih rendah demi keamanan dana investasi.

Memang harus diakui, Fintech Lending sebagai konsep berinvestasi dengan model pinjam-meminjam menjadi salah satu alternatif berinvestasi populer dan kian digemari saat ini. Karena itu, dengan memahami segala risiko dan memilih platform Fintech Lending untuk berinvestasi yang aman dan menguntungkan, investor nantinya dapat memanfaatkan jenis investasi ini dengan lebih maksimal dalam rangka meraih keuntungan.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE