35 C
Jakarta
Sabtu, 11 Mei, 2024

Apa Itu Stakeholder: Jenis, Fungsi, dan 2 Contohnya

Apa itu stakeholder sangat penting diketahui dalam dunia investasi, termasuk pada aset kripto. Salah satu inovasi terkemuka di bidang keuangan dalam dua dekade terakhir adalah aset kripto. Sebagai pengingat, aset kripto beroperasi di atas teknologi desentralisasi yang dikenal sebagai blockchain.

Dalam ekosistem kripto yang terus berkembang saat ini, pemahaman yang mendalam tentang pihak-pihak yang berkepentingan menjadi suatu hal yang sangat signifikan. Stakeholder, atau para pihak yang memiliki kepentingan dalam suatu proyek atau platform, memainkan peran penting dalam membentuk keterkaitan yang krusial bagi kemajuan dan kelangsungan hidup aset kripto tersebut.

Apa Itu Stakeholder?

Pada dasarnya, istilah “stakeholder” merujuk pada berbagai entitas, baik individu, komunitas, atau kelompok masyarakat, yang memiliki keterkaitan dan kepentingan terhadap suatu organisasi, perusahaan, atau isu tertentu.

Dalam konteks bahasa Indonesia, makna dari apa itu “stakeholder” dapat diartikan sebagai pemangku kepentingan atau pihak yang memiliki kepentingan terkait. Menurut Investopedia, “stakeholder” adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam suatu perusahaan dan memiliki potensi untuk mempengaruhi atau terpengaruh oleh bisnis tersebut.

Baca juga: Pemerintah Sambut Dukungan Stakeholder Dalam Tingkatkan Inklusi Keuangan

apa itu stakeholder

Edward Freeman, sebagaimana dikutip oleh Kompas.com, mendefinisikan apa itu “stakeholders” sebagai kelompok masyarakat atau individu yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan tertentu dari suatu organisasi.

Dalam ranah bisnis, keberadaan “stakeholder” menjadi sangat penting karena mereka memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua “stakeholder” selalu berdampak positif terhadap perusahaan.

Walaupun sering dikaitkan dengan dunia bisnis, “stakeholder” dapat ditemui di berbagai bidang dan mereka tidak hanya berperan secara pasif, tetapi juga aktif dalam menjalankan tujuan organisasi.

Lebih lanjut, “stakeholder” dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang dapat memberikan dampak atau menerima dampak dari kebijakan perusahaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif.

Contoh dari apa itu “stakeholder” mencakup pemegang saham, karyawan, staf, pegawai, sumber daya, distributor, dan konsumen.

Jenis-jenis Stakeholder

Setelah memahami definisi dari apa itu stakeholder, sekarang kita akan mengidentifikasi jenis-jenis stakeholder. Perlu diperhatikan bahwa apa itu stakeholder dapat dibagi menjadi tiga (3) jenis, yaitu:

  1. Stakeholder utama

Stakeholder ini memiliki keterikatan yang signifikan atau hubungan yang kuat dalam perumusan kebijakan, pelaksanaan proyek, dan pengelolaan program. Contohnya termasuk masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan manajer publik.

  1. Stakeholder pendukung 

Stakeholder ini juga dikenal sebagai stakeholder sekunder, yang tidak terlibat secara langsung dalam suatu program, kebijakan, atau proyek. Contoh dari apa itu stakeholder sekunder melibatkan lembaga pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, dan pelaku bisnis.

  1. Stakeholder kunci

Stakeholder kunci merujuk pada kelompok eksekutif yang memiliki kewenangan resmi dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh, dalam suatu proyek pemerintahan di tingkat kabupaten, apa itu stakeholder kunci dapat mencakup pemerintah kabupaten, DPRD kabupaten, dan dinas yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan proyek tersebut.

Fungsi dan Peran Stakeholder dalam Perusahaan

Setelah mengetahui berbagai jenis dari apa itu stakeholder, langkah selanjutnya adalah memahami fungsi dan peran mereka dalam konteks perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi dan peran stakeholder:

  1. Membuat keputusan

Secara umum, apa itu stakeholder sering terlibat dalam rapat-rapat eksekutif perusahaan. Dalam rapat-rapat ini, mereka termasuk dalam jajaran direktur dan individu lain yang memegang peran penting dalam organisasi, seperti pemegang saham dengan kepemilikan besar.

Para pihak ini memiliki hak untuk mengambil keputusan atau menyampaikan ide-ide yang relevan bagi perusahaan. Lebih lanjut, kelompok stakeholder ini memiliki kewenangan untuk menunjuk atau memberhentikan CEO jika dianggap perlu.

  1. Manajemen langsung

Sejumlah stakeholder terlibat secara langsung dalam manajemen perusahaan. Mereka dapat mengemban peran di berbagai departemen seperti HRD, R&D, dan departemen lainnya untuk mengelola operasional bisnis serta memastikan keberhasilannya secara langsung.

Praktik ini sering ditemui dalam bisnis swasta dan perusahaan terbuka, di mana investor besar diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam fungsi manajerial.

  1. Pendukung keuangan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, stakeholder termasuk dalam kategori investor bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, mereka memiliki kapabilitas untuk menyesuaikan investasi mereka sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan.

Keputusan untuk menambah atau mengurangi investasi mereka dapat memberikan dampak pada arah finansial bisnis tersebut. Oleh karena itu, membangun hubungan yang positif dengan apa itu stakeholder menjadi sangat penting bagi kesinambungan perusahaan.

  1. Tanggung jawab sosial perusahaan

Perusahaan diharapkan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kebutuhan dari apa itu stakeholder. Oleh karena itu, menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dianggap sebagai suatu keharusan.

Tanggung jawab sosial dapat diterapkan kepada karyawan, konsumen, pemasok, pemegang saham, serta lingkungan atau komunitas tertentu. Keputusan dari para stakeholder sering kali dipengaruhi oleh sejauh mana strategi CSR yang diterapkan oleh suatu perusahaan memberikan dampak yang efektif.

Contoh Stakeholder

Secara umum, terdapat dua (2) jenis dari apa itu stakeholder yang perlu dipahami, yaitu stakeholder internal dan eksternal. Berikut ini adalah contoh-contoh dari kedua jenis stakeholder tersebut:

  1. Stakeholder Internal
  • Pemilik perusahaan (owner)
  • Pemegang saham 
  • Karyawan
  1. Stakeholder Eksternal
  • Pelanggan vendor atau supplier
  • Pemerintah
  • Masyarakat
  • Konsumen
  • Distributor 
  • Lembaga keuangan 
  • Pesaing/kompetitor

Apa Saja Hak-hak Stakeholder?

Terkait hak-hak dari apa itu stakeholder, secara umum terdapat dua jenis hak, yaitu hak stakeholder internal dan eksternal. Berikut adalah rincian dari masing-masing hak dari apa itu stakeholder yang menjadi penting untuk dipahami:

  1. Hak Stakeholder Internal
  • Gaji
  • Tunjangan
  • Fasilitas yang memadai sejalan dengan kontribusi mereka terhadap kemajuan perusahaan
  1. Hak Stakeholder Eksternal
  • Pembayaran yang sesuai
  • Pengembalian dana
  • Return (keuntungan atau hasil)

Baca juga: Masalah Gagal Bayar Fintech P2P Lending Marak Terjadi, Pengamat Ungkap Penyebabnya

apa itu stakeholder

Perbedaan Stakeholder dan Shareholder

Selain istilah apa itu stakeholder, terdapat pula istilah serupa yang disebut shareholder. Perbedaan antara shareholder dan stakeholder pada dasarnya terletak pada definisi keduanya. Dari segi konseptual, apa itu stakeholder memiliki definisi dan cakupan yang berbeda dengan shareholder.

Menurut Corporate Finance Institute, shareholder adalah individu atau entitas yang memegang setidaknya satu hak saham dari suatu perusahaan. Hak kepemilikannya terhadap saham atau ekuitas diakui secara hukum dan dapat dimiliki oleh individu, perusahaan, atau organisasi tertentu.

Selain itu, terdapat perbedaan dalam kontribusi dan hak di antara apa itu stakeholder dan shareholder. Secara umum, kontribusi shareholder dapat dilihat dari jumlah saham yang dibeli atau diakuisisi. Berdasarkan kontribusi ini, mereka memiliki hak untuk mendapatkan pengembalian seperti dividen, keuntungan dari kenaikan harga saham, hingga nilai aset saat likuidasi.

Lebih lanjut, apa itu stakeholder memberikan kontribusi yang lebih beragam dan kompleks, melibatkan faktor produksi, tenaga kerja, hingga pendanaan. Setiap jenis kontribusi ini menghasilkan pengembalian yang beragam.

Peran Stakeholder untuk Investor Kripto

Dalam lingkungan kripto yang dinamis, peran apa itu stakeholder memiliki signifikansi yang krusial untuk keberhasilan dan pertumbuhan investasi. Pemahaman dan manajemen hubungan yang baik dengan berbagai pihak terlibat, termasuk stakeholder dan investor, menjadi aspek yang sangat penting untuk mencapai keberlanjutan dan kesuksesan jangka panjang dalam investasi kripto.

Memahami peran apa itu stakeholder, seperti tim pengembang, komunitas pengguna, regulator, bursa, investor lain, media, dan pengembang ekosistem, memungkinkan investor kripto untuk merespons perubahan pasar dengan lebih efektif. Kolaborasi yang efisien dengan apa itu stakeholder dapat memberikan pengetahuan tambahan, mempercepat adopsi, dan meningkatkan kepercayaan dalam ekosistem kripto.

Penting juga untuk mengelola hubungan dengan investor lainnya guna membentuk sentimen pasar yang positif. Keterlibatan yang baik dengan media dan influencer kripto dapat memberikan dukungan pemasaran yang diperlukan, sementara kerjasama dengan regulator dan pemerintah dapat membantu menciptakan lingkungan hukum yang stabil.

Dengan memahami dan mengelola hubungan dengan berbagai apa itu stakeholder, investor kripto dapat memitigasi risiko, mendukung pertumbuhan portofolio mereka, dan berkontribusi pada perkembangan positif ekosistem kripto secara keseluruhan. Oleh karena itu, prioritas perlu diberikan pada komunikasi terbuka dan kolaborasi yang saling menguntungkan guna mencapai tujuan bersama.

apa itu stakeholder

Kesimpulan 

Sebagai kesimpulan, dalam ekosistem kripto, kesadaran terhadap peran dan kepentingan berbagai apa itu stakeholder menjadi kunci utama untuk mendukung perkembangan yang berkelanjutan. 

Pemahaman yang mendalam terhadap kontribusi dan harapan stakeholder, dari tim pengembang, komunitas pengguna, hingga regulator, akan membentuk fondasi yang kokoh bagi keberhasilan proyek kripto dan investasi.

Dengan manajemen hubungan yang efektif, investor kripto dapat membangun kolaborasi yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak terkait. Ini tidak hanya membantu dalam mitigasi risiko, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana inovasi dan pertumbuhan dapat berkembang.

Baca juga: Apa Itu Valuasi Saham ? Ini Untung Ruginya Untuk Perusahaan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU