31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Apa Kata Investor soal Kebijakan BEI Tutup Kode Broker?

JAKARTA, duniafintech.com – Investor di pasar modal buka suara soal kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) tutup kode broker. Tanggapan, salah satunya, datang dari CEO Big Alpha, Tirta Prayudha. Menurutnya, kebijakan ini adalah salah satu bentuk perhatian dari Bursa kepada investor ritel.

Sebagaimana diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menerapkan penyesuaian sistem perdagangan Bursa, di antaranya penutupan informasi kode broker selama jam perdagangan Bursa.

“Penerapan kebijakan (penutupan kode broker) ini, jika dilihat lebih dalam, sebenarnya merupakan sebuah tanda bahwa otoritas Bursa memperhatikan kondisi dan isu-isu di lapangan, terutama terkait tindakan herding behavior (ikut-ikutan) para investor ritel yang terjadi di perdagangan saham,” ucapnya dalam keterangannya, dilangsir dari Detikcom, Jumat (10/12).

Apabila mempertimbangkan pertumbuhan investor yang sangat pesat dalam satu tahun terakhir, sambungnya, kebijakan ini adalah langkah yang tepat dan bertujuan sebagai insentif agar investor melakukan pekerjaan rumahnya sendiri sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

“Terutama bagi para investor pemula yang baru terjun ke pasar modal dalam negeri. Perlu diketahui, herding behavior di Bursa bisa memicu tindakan-tindakan yang bersifat spekulatif dan membuat pasar menjadi lebih tidak stabil dan memang sebaiknya diminimalisir,” jelasnya.

Harapannya, dengan penerapan kebijakan ini, investor ritel dapat lebih bijak dalam bertransaksi saham, baik jika menggunakan analisis fundamental maupun analisis teknikal. Disampaikannya, ada banyak sekali informasi lain yang dapat dipakai sebagai data point dalam menganalisis sebuah saham yang telah tersedia luas.

“Dan sebaiknya, investor ritel yang baru masuk ke Bursa menggunakan informasi-informasi ini ketimbang sekadar mengikuti ‘siapa membeli saham apa,’ tanpa tahu lebih dalam mengenai emiten tersebut karena, meskipun kami bisa tahu broker mana membeli saham apa, akan jauh lebih sulit untuk mengetahui motif, alasan serta kepentingan mereka membeli saham-saham tersebut,” paparnya.

Senada, Founder & CEO Investabook, Muhammad Alfisyahrin, menyatakan bahwa penutupan kode broker adalah kebijakan yang positif untuk ekosistem pasar yang lebih sehat. Dalam pandangannya, investor ritel harus sadar bahwa mereka punya keunggulan yang tidak dimiliki oleh investor besar.

“Kami bisa berinvestasi di perusahaan bagus yang masih kecil dan belum terlalu likuid perdagangan sahamnya. Strategi mengekor investor besar dengan membaca kode broker justru berpotensi menjebak kami pada saham yang kami sebenarnya tidak benar-benar yakin dengan prospeknya,” tuturnya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU