JAKARTA – Saat ini total kapitalisasi dan aset industri jasa keuangan telah mencapai Rp34 kuadriliun atau Rp34.000 triliun.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di Jakarta kemarin.
Menurut Mahendra, berdasarkan data yang diperoleh ditemukan adanya duplikasi di sebagiannya.
Namun, sambung Mahendra, angkanya yang signifikan menunjukkan adanya kontribusi terutama bagi sektor jasa keuangan.
Jika mengacu pada segi nominal, maka rasio aset tersebut terhadap produk domestik bruto (PDB) masih terbilang kecil.
Aset Industri Jasa Keuangan Kecil Tapi Jumbo
Ditinjau dari segi nominal, Mahendra mengakui memang terlihat jumbo.
“Apalagi jika dibandingkan dengan negara lain,” papar Mahendra.
Menurutnya, banyak ruang yang bisa digunakan untuk meningkatkan nilai khususnya dari sektor jasa keuangan.
Pertimbangannya sebut Mahendra, harus mengacu pada perekonomian nasional yang masih sangat besar.
Mahendra menilai, diperlukan penguatan dan pengembangan agar ke depan efisiensi sektor jasa keuangan dapat ditingkatkan.
“Terutama menurunkan cost of fund alias dana yang dipinjamkan kepada masyarakat,” jelasnya.
Dengan demikian, jika mengacu pada orientasi pertumbuhan maka penguatan dan pengembangan harus menjadi hal prioritas dari segala-galanya.
Berkaca pada pada tingkat inklusi dan literasi keuangan saat ini sambung Mahendra, ruang pengembangan jasa keuangan masih terbuka lebar.
Merujuk data yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Jumat (23/8/2024) tingkat inklusivitas keuangan di Indonesia baru mencapai 75%.
Jumlahnya masih beriringan dengan tingkat literasi keuangan sebesar 65,4%.
OJK Luncurkan Program Kejar dan SiMudaÂ
Untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan, OJK telah resmi mencanangkan program Gerakan Nasional Cerdas.
Targetnya adalah membentuk dan pemberdayaan 2 juta duta dan agen.
Adapun segmen yang menjadi target dari program ini yakni mencanangkan kepemilikan tabungan pada 90% pelajar Indonesia.
Program yang dimaksud yakni Kejar (Satu Rekening Satu Pelajar) dan tabungan SiMuda (Simpanan Mahasiswa dan Pemuda).
Melalui program ini tahun 2025 sebanyak 2,5 juta mahasiswa dan pemuda ditargetkan sudah memiliki tabungan.
Upaya OJK Melawan Rentenir
Bahkan, OJK juga terus berupaya melawan rentenir.
Diantaranya melalui upaya kredit UMKM.
Targetnya, diharapkan mampu menjangkau 1,6 juta debitur.
Program ini juga dicanangkan untuk mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh sepertiga kelompok penyandang disabilitas.
Untuk itu, OJK berharap indeks inklusi keuangan nasional dapat tercapai.
Target yang diharapkan yakni 98% pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.