30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Semester I/2021 : Aset Keuangan Syariah Sentuh Rp1.885 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa total aset keuangan syariah telah mencapai Rp1.885 triliun selama Semester I/2021.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat menjelaskan, aset tersebut berasal dari perbankan syariah sebesar Rp631,5 triliun, industri keuangan non bank (IKNB) syariah Rp116 triliun, dan pasar modal syariah sebesar Rp1.137 triliun.

“Ini peningkatan signifikan kalau dibandingkan 2017. Selalu meningkat signifikan di sektor keuangan syariah,” katanya dalam acara Islamic Finance Summit 2021, Kamis (30/9).

Market Share Keuangan Syariah Capai 6,59%

Teguh pun menuturkan, perkembangan industri keuangan syariah ini juga terus meningkat dari waktu ke waktu, hal itu tercermin dari peningkatan market share industri syariah yang mencapai 6,59% per Juni 2021.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan market share yang mencapai 6,59% ini menunjukkan pertumbuhan yang baik di industri keuangan syariah. Pasalnya, sebelumnya saja untuk menyentuh market share sebesar 5% begitu sulit.

“Di satu sisi market share perbankan syariah juni 6,59%.

Market share syariah ini sudah terpecahkan, sebelumnya mencapai 5% saja susah, sekarang sudah di atasnya,” ujarnya.

Dia pun menargetkan, pada tahun 2022 market share ini akan terus tumbuh mencapai 10% dan lebih tinggi dari market share industri keuangan konvensional.

“Kita harap market share bisa mencapai 10% di tahun berikutnya, ini menunjukan potensi syariah ke depan masih cukup baik. Ini yang perlu didukung kita semua agar market share keuangan syariah meningkat,” ucapnya.

Peningkatan Dari Sisi DPK, Aset, dan Pembiayaan

Teguh melanjutkan, pertumbuhan industri keuangan syariah dapat dilihat dari tren pertumbuhan pada perbankan syariah. Hal ini tercermin dari dana pihak ketiga (DPK) di perbankan syariah yang tumbuh hingga 16,54% per Juni.

Tak hanya DPK, nilai aset perbankan syariah juga terus tumbuh, yaitu meningkat 15,8% per Juni dan juga nilai pembiayaan bank syariah yang tumbuh 7,35%.

“Artinya dibandingkan dengan konvensional, keuangan syariah ini terus tumbuh positif dari mulai pandemi. Ini menunjukan dalam kondisi apapun syariah masih tahan dan berkembang dengan baik,” tuturnya.

Penyaluran Pembiayaan Terus Meningkat 

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan  bahwa industri jasa keuangan syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp434,52 triliun sepanjang 2020. Angka itu naik 6,27% dari posisi 2019 lalu.

Dia menjelaskan, pembiayaan terbesar dari industri keuangan syariah masih berasal dari perbankan syariah. “Pembiayaan perbankan sebesar Rp395,69 triliun masih menjadi kontributor utama dari industri ini,” katanya.

Ma’ruf menuturkan, pembiayaan ini disalurkan untuk sejumlah sektor usaha, di antaranya ialah sektor pertanian dan perikanan juga beberapa sektor lainnya.

Menurutnya, kenaikan pembiayaan syariah ini telah mengindikasikan terdapat link and match antara kebutuhan ekonomi syariah dengan pembiayaan syariah dari sisi sektor usaha. Hal ini khususnya pada pembiayaan dari perbankan syariah.

Industri Halal Terus Tumbuh Signifikan

Ma’ruf pun mengungkapkan, salah satu kontributor dari peningkatan industri keuangan syariah adalah terciptanya rantai pasok produk halal atau Halal Value Chain pada sektor makanan dan minuman, serta produk pertanian halal.

“Sektor industri produk halal turut memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional selama pandemi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, nilai ekspor bahan makanan halal Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2020 nilai ekspor bahan makanan Indonesia telah mencapai US$34 miliar, atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya US$30 miliar.

“Membaiknya pandemi juga memberikan peluang yang semakin luas untuk optimalkan seluruh potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia utamanya sektor industri halal,” ucapnya.

Reporter : Nanda Aria

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU