31.5 C
Jakarta
Jumat, 20 Desember, 2024

Aset Kripto di Indonesia Jadi Tren, Tapi Banyak yang Belum Paham! Ini Dia Hasil Survei Mengejutkan

JAKARTA, 20 Desember 2024 – Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus berkembang, namun tingkat pemahaman mengenai teknologi yang mendasarinya masih terbilang rendah. Hal ini terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Consensys bekerja sama dengan YouGov, yang memberikan wawasan menarik tentang tren adopsi dan tantangan di sektor kripto di Indonesia.

Hasil Survei: Kesadaran dan Tantangan Aset Kripto

Survei tersebut melibatkan 1.041 responden berusia 18-65 tahun dari berbagai wilayah di Indonesia, berlangsung dari 23 Februari hingga 2 Mei 2024. Berikut temuan utama dari survei tersebut:

  1. Kesadaran Terhadap Aset Kripto Meningkat

Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kripto naik 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menempatkan Indonesia di posisi kedua tertinggi di Asia bersama Korea Selatan. Peningkatan ini selaras dengan laporan Chainalysis 2024, yang mencatat Indonesia berada di peringkat ketiga dunia dalam adopsi kripto, naik signifikan dibandingkan empat tahun lalu.

  1. Rendahnya Pemahaman Teknologi Kripto

Meskipun tingkat kesadaran meningkat, sebanyak 63 persen responden mengaku masih kesulitan memahami konsep-konsep seperti blockchain, NFT, tokenisasi, dan smart contract. Hal ini menunjukkan perlunya upaya edukasi yang lebih masif dan inklusif.

  1. Keamanan Kripto Jadi Perhatian Utama

Sebanyak 89 persen responden menempatkan keamanan sebagai aspek terpenting dalam transaksi dan investasi kripto. Meski angkanya turun 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, perhatian terhadap keamanan tetap tinggi dibandingkan negara Asia lainnya.

  1. Menurunnya Kepercayaan pada Institusi Keuangan

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan tradisional di Indonesia turun drastis hingga 14 persen, menyisakan hanya 66 persen yang masih percaya. Hal ini menunjukkan pergeseran minat ke arah solusi keuangan berbasis desentralisasi.

  1. Perubahan Pandangan terhadap NFT

NFT, yang sebelumnya dianggap hanya sebagai aset seni digital, kini mulai dipandang sebagai bagian dari solusi finansial berbasis blockchain. Perubahan persepsi ini membuka peluang pengembangan ekosistem ekonomi berbasis blockchain di Indonesia.

  1. Privasi Data Menjadi Sorotan

Kekhawatiran terkait privasi data semakin mengemuka seiring adopsi teknologi blockchain. Hal ini mencerminkan kebutuhan masyarakat akan sistem yang menjamin keamanan dan transparansi informasi.

  1. Peluang untuk Edukasi Lebih Luas

Kurangnya pemahaman masyarakat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku industri untuk memberikan edukasi yang lebih relevan dan mudah diakses.

Potensi dan Tantangan Masa Depan

Survei ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di ekosistem blockchain global. Namun, berbagai tantangan seperti edukasi, keamanan, dan privasi perlu mendapatkan perhatian serius agar adopsi kripto dapat berkembang secara berkelanjutan.

Komentar Joseph Lubin: Masa Depan Kripto dan Blockchain

Joseph Lubin, Co-Founder Ethereum sekaligus CEO Consensys, menyoroti pentingnya teknologi blockchain dan desentralisasi dalam meningkatkan kepercayaan serta transparansi pengelolaan data.

“Sebanyak 83 persen responden global mengutamakan privasi data, mencerminkan kekhawatiran terhadap misinformasi di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan situasi politik global,” ujarnya.

Lubin optimis terhadap tren positif adopsi kripto, Web3, dan blockchain di tahun 2024. Ia juga percaya bahwa perkembangan regulasi, termasuk di Amerika Serikat, akan semakin mendorong pertumbuhan sektor ini.

“Industri kripto siap mendukung gelombang pengguna baru melalui edukasi dan inovasi, sambil mengatasi berbagai tantangan global yang kompleks,” tutupnya.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU