duniafintech.com – Aset kripto menjadi investasi terbaik sepanjang tahun, bila dibandingkan dengan pilihan investasi lainnya. Aset digital ini memiliki nilai kapitalisasi cukup fenomenal dan performa yang termasuk dalam salah satu yang tertinggi, setidaknya di satu tahun terakhir.
Kendati volume perdagangan aset kripto di dunia selama tahun 2019 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2017, namun tercatat selama 8 tahun terakhir, nilai terendah Bitcoin terus meninggi setiap tahunnya. Berturut-turut 2012: $4, 2013: $65, 2014: $200, 2015: $185, 2016: $365, $2017: $780, 2018: $3200 dan 2019: $3360.
Terlebih lagi, menurut data setahun terakhir performa aset kripto selama tahun 2018-2019 dianggap lebih baik dari aset tradisional seperti saham, obligasi, komoditas. Dilihat dari stabilitas harga selama satu tahun belakang ini, Bitcoin mengalami kenaikan 80,09% dalam setahun terakhir, sedangkan IHSG, emas, dan obligasi berturut-turut berkisar pada angka 2,28%, 14,84%, dan 13,15%.
Khususnya mulai dari bulan Maret hingga akhir tahun 2019, dengan bermunculannya sentimen-sentimen positif secara berkelanjutan membuat nilai perdagangan Bitcoin dan aset kripto kembali melejit.
Baca Juga:
- Mudahkan Transaksi, Ini Tips “Bayar Santuy” ala Dana
- Pemerintah Korea Selatan Dukung Penggunaan Kripto Aset
- CEO Bitocto: Prediksi Harga Bitcoin di 2020 Hingga Rp150 Juta
- Ribet Bawa Uang Tunai? Waktunya Menjadi Cashless Society
Prediksi Pasar Kripto
CEO Indodax, Oscar Darmawan menjelaskan aset kripto dan teknologi Blockchain kini semakin dikenal dan digemari oleh masyarakat karena berbagai inovasi yang dibawanya. Seiring dengan banyaknya instansi yang mulai membangun teknologi Blockchain untuk mendukung transparansi publik dan munculnya dukungan pemerintah dari berbagai negara di dunia melalui sejumlah regulasi yang terus memberikan ruang inovasi bagi masyarakat di bidang ini.
Di sisi lain, Oscar melihat kalangan investor saat ini sudah lebih dewasa sehingga mereka lebih skeptis terhadap rumor atau berita miring yang beredar tanpa dasar.
“Para investor kini tidak lagi menganggap aset kripto sebagai hal yang menyeramkan karena mereka mulai menyadari kalau kripto sebagaimana halnya emas memiliki nilai atas fisik digitalnya. Bahkan, kalangan anak muda justru melihat hal ini sebagai peluang besar untuk berspekulasi atas kripto yang perharinya bisa naik turun lebih dari 10%,” ungkapnya.
Prediksi pasar kripto di masa mendatang, menurut Oscar akan terus mengalami pertumbuhan stabilitas yang semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya. Terlebih karena pergerakan bursa kripto kini mulai berada dalam regulasi Bappebti.
Peningkatan Demand Terhadap Bitcoin
Hadirnya kebijakan pelonggaran moneter (dovish) oleh sebagian bank sentral dunia dalam upaya pengentasan perang dagang Tiongkok-Amerika dan berkurangnya supply bitcoin akibat Halving Day 2020, juga turut membuat demand terhadap bitcoin semakin meningkat. Sementara itu, supply di pasar tidak bisa mengimbangi permintaan bitcoin tersebut. Akibatnya, pengguna akan kembali melihat Bitcoin sebagai investasi aset bernilai tinggi di jangka panjang yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya ekosistem trading bitcoin dan aset kripto lainnya.
Faktor lain yang perlu kita sorot adalah fungsi dari Bitcoin sebagai safe haven asset class sebagaimana emas yang membuat pada saat terjadi suatu krisis menjadi komoditas paling dicari di negara itu. Fenomena memanasnya hubungan Iran dengan US saat ini membuat harga Bitcoin di Iran naik hingga $25000 per 1 Bitcoinnya dikarenakan warga Iran ketakutan untuk menyelamatkan kekayaannya apabila terjadi perang. Hal ini sama halnya dengan perseteruan US-Korea Utara tahun lalu yang juga ikut mendorong harga Bitcoin mengalami kenaikan.
-Karin Hidayat-