duniafintech.com – Salah satu kelompok yang paling rentan terkena akibat negatif dari suatu bencana adalah anak-anak karena secara fisik dan mental mereka masih dalam masa pertumbuhan dan tergantung dengan orang dewasa, sehingga mudah trauma.
Mengalami kejadian traumatis dan mengerikan akibat bencana dapat mengakibatkan stres dan trauma mendalam bagi anak-anak, bahkan orang dewasa sekalipun. Hal inilah yang mendasari SOS Children’s Villages menghimpun dana bagi anak-anak yang memerlukan bantuan.
SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hak-hak anak. SOS berkomitmen memberikan kebutuhan akan kasih sayang dan masa depan lebih cerah kepada anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua mereka akibat berbagai faktor, misalnya kemiskinan, bencana alam, kekerasan dalam rumah tangga dan sebagainya.
SOS Children’s Villages didirikan oleh Hermann Gmeiner, seorang mahasiswa kedokteran yang tergerak hatinya ketika melihat begitu banyak anak terlantar dan kehilangan hak pengasuhan mereka dikarenakan Perang Dunia ke-2.
Dengan bermodalkan hanya 600 Austrian Schilllings (sekitar US$40), Hermann Gemeiner lalu mendirikan Villages pertama di Imst, Austria. Kecintaannya akan anak-anak akhirnya mengalahkan ambisi pribadinya. Pada akhirnya, ia tidak meneruskan pendidikannya di sekolah kedokteran agar bisa lebih fokus dalam menangani SOS Children’s Villages.
Pada tahun 1960, SOS Children’s Villages Internasional terbentuk sebagai organisasi induk bagi seluruh SOS Children’s Villages di dunia dengan mengangkat Hermann Gmeiner sebagai Presiden pertamanya. Saat ini, SOS Children’s Villages telah bekerja secara aktif di 134 negara dan mengasuh lebih dari 80.000 anak di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, SOS Children’s Villages sudah ada sejak tahun 1972 dengan berdirinya village yang pertama di Lembang, Bandung, Jawa Barat atas inisiatif Agus Prawoto. Ia adalah seorang tentara yang sedang bertugas di Austria kala itu. Kemudian di tahun 1984, hadir village kedua di Cibubur, Jakarta yang diikuti dengan village ketiga di Semarang, Jawa Tengah. Total, ada delapan village yang sudah terdapat di Indonesia hingga kini dengan latar belakang sejarahnya, seperti wadah bagi bencana tsunami.
Pada dasarnya, SOS Children’s Villages memiliki dua program, yakni Family Based Care dan Family Strengthening Programme. Pengasuhan berbasis keluarga (family based care) adalah sebuah bentuk pengasuhan alternatif untuk anak. Bentuk pengasuhannya mirip keluarga pada umumnya. Dalam hal ini, termasuk juga bentuk lain pengasuhan, seperti keluarga asuh (foster care).
SOS Children’s Villages meyakini bahwa Keluarga SOS (SOS Families) sebagai bentuk pengasuhan berbasis keluarga bertujuan menciptakan lingkungan keluarga pengganti yang mampu memberikan pengasuhan yang layak dan aman sehingga anak-anak yang trauma bisa mendapatkan kembali kehangatan keluarga yang penuh perhatian.
Keluarga SOS tinggal dalam satu rumah yang berisi delapan sampai 10 anak dengan seorang Ibu Asuh (Foster Mother). Saudara kandung tetap dipertahankan bersama dalam satu rumah keluarga atas dasar prinsip yang terbaik untuk anak. Selain itu, pengasuhan anak di dalam SOS Children’s Village dilaksanakan atas dasar persamaan agamanya agar mereka sedini mungkin dapat memperoleh pendidikan agamanya di bawah pimpinan seorang pengasuh yang seiman, yang menjadi pengganti ibunya.
Sementara itu, Family Strengthening Programme bertujuan sebagai tempat terbaik untuk tumbuh-kembang seorang anak di dalam pengasuhan dan perlindungan keluarganya. Dalam konteks ini, SOS Children’s Villages memberikan pelayanan dasar langsung kepada anak dan juga meningkatkan kapasitas orang tuanya. SOS Children’s Villages juga memperkuat dukungan sistem sosial di komunitas untuk memberdayakan dan memperkuat kapasitas keluarga agar mampu memberikan pengasuhan berkualitas untuk anak-anaknya. Penguatan keluarga bisa juga termasuk pelayanan lain untuk komunitas yang lebih luas, seperti taman kanak-kanak, day care untuk anak yang ibunya bekerja, dukungan untuk remaja yang orangtuanya meninggal atau sakit hingga penasihat hukum. Selain program itu, SOS Children’s Villages juga memiliki sejumlah kampanye, misalnya Care for ME, Tsunami Survivor, Bintang Impian, Kado untuk Ibu, Run to Care, dan Donate For Love.
Masyarakat luas bisa membantu berbagai kegiatan SOS Children’s Villages dalam bentuk korporasi atau telefundraising. Pada website SOS Children’s Villages, masyarakat, misalnya, dapat memilih jumlah donasi yang ingin disalurkannya.
 Bersama SOS Children’s Villages, masyarakat dapat membantu memberikan anak-anak keluarga yang penuh kasih sayang dan kesempatan untuk memperoleh kehidupan yang berkualitas.
Â
Sumber:Â sos.or.id
Written by: Sebastian Atmodjo