26.3 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

Bagaimana Cara Kerja ICO dengan Kontrak Pintar?

duniafintech.com – Dengan mengintegrasikan kontrak pintar ke dalam proses ICO, ICO Terdistribusi berhasil membatasi terjadinya penipuan sembari menjaga proyek tetap selaras dengan kebutuhan dan harapan investor mereka. Tapi bagaimana cara kerja ICO dengan kontrak pintar?

Baca juga: Startup Blockchain Ini Bangun Platform e-Commerce

Bagaimana Cara Kerja ICO dengan Kontrak Pintar

Salah satu keuntungan terbesar dari ICO Terdistribusi adalah keamanan tambahannya. Perbedaan utama antara ICO tradisional dan Terdistribusi adalah bagaimana proyek diatur. ICO yang didistribusikan melibatkan pedoman tambahan yang melindungi investor dan menjaga integritas proyek. Ini dicapai dengan kontrak token yang mengontrol seluruh proses ICO, dari awal hingga selesai.

Lebih dari sekedar cara mendistribusikan token kepada investor, kontrak token menentukan:

  • Harga token dan jumlah token yang didistribusikan selama setiap periode investasi.
  • Jumlah uang yang dapat diperoleh startup.
  • Jumlah investasi minimum dan maksimum.

Dengan kata lain, kontrak pinta/smart contract berfungsi untuk memastikan bahwa proyek mengumpulkan cukup uang untuk menyelesaikan tugas mereka, tapi semua uang muka tidak akan diserahkan kepada pemimpin proyek. Ini tidak hanya mencegah startup menggunakan investasi sebagai cara untuk menghasilkan untung besar untuk mereka sendiri tapi juga mengendalikan harga token serta secara efektif menghilangkan teknik manipulasi apa pun yang digunakan untuk memanfaatkan volatilitas.

Bagaimana Cara kerja ICO dengan Struktur ICO Terdistribusi?

Pertama dan terutama, perlu ada rencana pendanaan yang didasarkan pada peta jalan proyek. Dengan begitu, tim dapat melihat tujuan dan harapan proyek dan menentukan berapa banyak uang yang mereka butuhkan untuk mencapai setiap target yang diharapkan.

Jumlah total token yang tersedia, harga untuk setiap token, dan jumlah putaran yang membentuk suatu periode semua ditentukan pada awal periode itu. Informasi ini menginformasikan bagaimana setiap putaran akan dikelola.

Baca juga: Apa Itu Stablecoin dan Hubungannya dengan Kripto Aset?

Setiap putaran memiliki jumlah token yang tersedia, dan jumlah token itu tidak dapat melebihi jumlah token yang tersedia untuk seluruh periode. Setiap putaran juga memiliki jumlah investasi minimum dan maksimum yang telah ditentukan.

Ada juga situasi khusus yang dikenal sebagai Putaran 0. Ini terjadi ketika proyek belum memiliki pemegang token, jadi investor menerima token mereka segera setelah berinvestasi daripada pada akhir periode. Hal yang sama berlaku untuk pemilik proyek; selama Putaran 0, mereka juga segera menerima dana dari investor.

Akhirnya, sampailah kepada prosedur putaran terakhir. Ini adalah ketika investor dapat memilih (secara proporsional berdasarkan jumlah token yang mereka miliki) mengenai kelanjutan proyek di akhir setiap putaran.

  • Jika investor memilih ya, startup akan menerima dana mereka dan investor menerima token mereka
  • Jika investor memilih tidak, kontrak pintar otomatis mengembalikan uang yang dikumpulkan dalam putaran ini kepada investor dan ICO dihentikan.

Bagaimana Cara Kerja ICO Menciptakan Iklim ICO yang Lebih Baik

Seperti yang Anda lihat, ICO yang didistribusikan menambah beberapa struktur dan akuntabilitas yang sangat dibutuhkan untuk proyek-proyek Blockchain. Karena itu, pengusata startup bisa mengintegrasikan prinsip-prinsip manajemen proyek tradisional ke dalam peta jalan perusahaan mereka. Hasil akhirnya adalah proyek Blockchain yang memiliki ruang lingkup, manajemen keuangan, dan transparansi yang diperlukan untuk menarik investor tradisional dan tentu saja, minim risiko.

-Dita Safitri-

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE