30 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Bank Neo Akan Rights Issue, Akulaku Tambah Porsi Kepemilikan Saham

JAKARTA, duniafintech.com – PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), sebuah bank digital, berencana untuk segera melakukan rights issue. Terkait hal itu, PT Akulaku Silvrr Indonesia selaku pemegang saham pengendali emiten bank digital ini kembali menambah porsi kepemilikan sahamnya.

Menurut pengumuman yang disampaikan oleh emiten bank bersandi BBYB itu, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (7/2/2022), Akulaku membeli sebanyak 1.773.100 saham Bank Neo Commerce.

Dengan demikian, usai transaksi tersebut, porsi kepemilikan saham Akulaku di Bank Neo meningkat, dengan rincian dari yang sebelumnya 2,367 miliar saham atau setara 25,13%, sekarang menjadi sebanyak 2,369 miliar saham atau sekitar 25,15% saham.

Meski demikian, tidak disebutkan berapa nilai pelaksanaan pembelian saham ini. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebelumnya memang berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya senilai Rp5 triliun.

Menurut Head of Corporate Secretary PT Bank Neo Commerce Tbk, Agnes F Triliana, rights issue ini rencananya bakal digelar pada kuartal pertama tahun 2022 ini.

“Di triwulan-I, proses rights issue sudah mulai,” ucapnya, pada pertengahan Januari lalu.

Agnes menambahkan, ada banyak investor strategis lainnya di luar Akulaku dan Gozco Capital yang tertarik untuk berpartisipasi menyerap HMETD perseroan.

“Kami masih kerjakan prosesnya. Kalau untuk investornya, yang tertarik banyak,” sebutnya.

Adapun perolehan dana rights issue ini rencananya akan digunakan sebagian besar untuk belanja modal, yaitu untuk pengembangan infrastruktur digital Bank Neo Commerce. Hal itu sejalan dengan target BBYB menargetkan penambahan sebanyak 15 juta nasabah pada tahun ini atau menjadi 30 juta nasabah apabila ditambah dengan nasabah eksisting.

Baca Juga:

Tambah porsi saham

Mengutip laporan neraca.co.id, pada pertengahan Januari 2022 lalu Akulaku grup dan Provident Grup bakal meningkatkan kepemilikan saham di PT Bank Neo Commerce Tbk. Hal itu sebagai respons atas rencana Bank Neo Commerce BBYB yang akan menggelar rights issue untuk memperkuat struktur permodalannya.

Diketahui, kedua grup ini bakal menyerap penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue lewat penawaran umum terbatas (PUT) VI BBYB. 

Sebagai informasi, kedatangan Akulaku dan Provident di BBYB sudah muncul berdasarkan riset teranyar yang diterbitkan oleh Verdhana Sekuritas. Verdhana mengklaim bahwa publikasi itu bersumber dari diskusi mereka dengan CEO Akulaku, William Li, yang notabene pengendali BBYB. 

Sementara itu, Provident sendiri berkomitmen untuk membeli lebih banyak saham BBYB melalui rights issue selanjutnya. Di sisi lain, Akulaku juga percaya bahwa Provident dapat menjadi mitra strategis sebab entitas ini mengedepankan strategi ekonomi hijau.

Sebanyak 20%—30% dari pinjaman yang disalurkan oleh Akulaku disalurkan oleh BBYB dan berharap kemitraan seperti itu bakal terus berlanjut pada masa mendatang. Akan tetapi, dalam jangka panjang, BBYB diharapkan lebih fokus pada produk direct lending-nya.

BBYB sendiri menargetkan untuk mengucurkan pinjaman Rp5 triliun lewat pinjaman langsung pada tahun ini. Di sisi lain, pembelajaran mesin Akulaku bisa diimplikasikan untuk BBYB sebab metodologi yang digunakan untuk menganalisis data adalah sama.

Meski demikian, diperkirakan kira-kira bakal memakan waktu dua tahun agar pembelajaran mesin, utamanya sistem penilaian kredit untuk membangun model yang ideal. Lebih jauh, biaya akuisisi pelanggan BBYB sekarang ini berkisar antara US$ 3—4 per pengguna.

Di sisi lain, BBYB pun merasa yakin bahwa dengan tingkat biaya akuisisi pelanggan saat ini sebab perseroan menargetkan untuk menumbuhkan basis pelanggannya secepat mungkin sebelum fokus pada pinjaman langsung.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU