JAKARTA, 10 Oktober 2024 – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) baru-baru ini menyatakan optimismenya terhadap potensi derivatif kripto di Indonesia. Kepala Bappebti, Kasan, mengungkapkan bahwa instrumen derivatif kripto diperkirakan akan meningkatkan volume transaksi hingga lima kali lipat dari angka saat ini, menandai pertumbuhan signifikan di sektor ini.
Bappebti Ungkap Potensi Derivatif Kripto di Tengah Anjlokan Bitcoin
Menurut laporan dari Bappebti, transaksi aset kripto di Indonesia telah mencapai angka Rp 344,09 triliun pada periode Januari-Juli 2024, yang menunjukkan peningkatan lebih dari 350 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Optimisme ini datang di tengah fluktuasi pasar global dan berita mengenai anjlokan harga Bitcoin.
Bitcoin, yang sempat menjadi sorotan karena penurunan nilainya, kembali menjadi berita utama dengan penurunan signifikan ke level US$60,000 pada awal Oktober 2024, menyusul ketegangan di Timur Tengah dan korelasi yang melemah dengan aset berisiko lainnya. Analisis dari berbagai sumber di media sosial X menunjukkan adanya divergensi dan potensi untuk pergerakan harga lebih lanjut yang bisa naik atau turun, berdasarkan pola teknikal dan sentimen pasar.
Wan Iqbal, CMO dari Tokocrypto, salah satu platform pertukaran kripto terkemuka di Indonesia yang baru saja memperoleh lisensi penuh sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) dari Bappebti, menyatakan bahwa Tokocrypto sedang dalam tahap pengkajian untuk meluncurkan produk derivatif. Langkah ini diharapkan dapat memberikan peluang baru bagi investor sambil tetap mematuhi regulasi yang ada.
Bappebti juga menekankan pentingnya regulasi dan pengawasan ketat untuk menjaga keamanan dan kepercayaan masyarakat terhadap pasar kripto. Dengan adanya bursa kripto yang teregulasi, diharapkan industri aset kripto di Indonesia bisa tumbuh lebih pesat namun tetap dalam koridor yang aman dan terpercaya.
Meskipun Bitcoin dan kripto lainnya mengalami volatilitas, sentimen di X dan antusiasme dari otoritas seperti Bappebti menunjukkan bahwa pasar kripto di Indonesia masih memiliki ruang untuk berkembang, terutama dalam hal produk derivatif yang bisa menawarkan cara baru dan potensial lebih aman untuk berinvestasi di aset digital.
Namun, investor diingatkan untuk selalu waspada terhadap risiko yang melekat pada pasar yang sangat fluktuatif ini, terlepas dari potensi keuntungan yang tinggi.