27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

BARU MELANTAI, BEI SUSPENSI PERDAGANGAN SAHAM KIOSON

duniafintech.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) dan Waran Seri I Kioson (KIOS-W) sejak Selasa (17/10/2017). Hal ini dikarenakan saham KIOS melonjak hingga tujuh kali lipat.

Harga saham KIOS ditutup di level Rp 450 di hari perdagangan pertamanya pada 4 Oktober 2017. Pada 16 Oktober 2017, harga saham KIOS terus beranjak naik hingga ditutup di level Rp2.120. Sementara itu, KIOS-W ditutup di level Rp1.690 pada Senin (16/10/2017).

BEI menyatakan penghentian sementara saham berkode KIOS tersebut diambil dalam rangka cooling down.

Dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham KIOS dan waran seri I KIOS-W,” kata Kadiv Pengawasan Transaksi BEI Irvan Sudandy dilansir dari keterbukaan informasi, Selasa (17/10/2017).

Penghentian sementara saham KIOS dan waran seri I KIOS-W tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. KIOS sendiri terbilang emiten baru di pasar modal. Perusahaan e-commerce tersebut mencatatkan sahamnya di pasar modal pada 5 Oktober 2017 lalu dengan harga penawaran Rp300 per lembar.

Saat pencatatan perdana, saham KIOS langsung menguat 50 persen atau 150 poin ke level Rp450. Namun saat ini saham KIOS bertengger di level Rp2.120, itu artinya saham KIOS saat ini sudah meningkat 606,6 persen dari harga penawaran.

Meski mendapat kebijakan suspensi dari BEI, Kioson melihat peningkatan harga kumulatif ini sebagai refleksi minat yang tinggi investor ritel di Indonesia ke perusahaan startup teknologi.

“Kioson adalah emiten pertama dari startup teknologi yang sahamnya bisa dibeli investor ritel di Indonesia. Artinya, minat investasi ke startup teknologi memang sangat tinggi selama ini, namun tidak tersalurkan. Kami berharap minat yang tinggi ini bisa memberikan motivasi bagi startup lain untuk mempertimbangkan melantai di pasar modal Indonesia,” ujar Direktur Utama Kioson Jasin Halim dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2017).

Tak lama setelah mulai melantai di pasar modal, pada 12 Oktober 2017 lalu, Kioson juga mengumumkan akuisisi terhadap PT Narindo Solusi Komunikasi (Narindo). Hal ini pula yang tampaknya membuat pergerakan harga saham KIOS di pasar bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) dan begitu juga warannya.

Jasin mengatakan, akuisisi 99% saham ini akan memperkuat bottom line perseroan. Kioson menargetkan pertumbuhan revenue sebanyak 1.900 persen (yoy), menjadi Rp500 miliar pada akhir 2017.

Akuisisi ini berperan strategis untuk memperkuat infrastruktur kami di daerah melalui aset yang sudah dimiliki Narindo. Dengan keberadaan Narindo yang fokus di agregator e-voucher, artinya Kioson telah menjaga bisnis perusahaan sejak dari hulu sehingga kami harapkan dapat melihat ini akan mengamankan bottom line Kioson,” jelasnya.

Mengusung tagline ‘Semua Bisa Online’, Kioson merupakan sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan platform digital untuk memberikan kesempatan berbisnis kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Selain sebagai payment point untuk isi ulang pulsa, tagihan air, token listrik dan sebagainya, masyarakat juga bisa berbelanja dari situs e-commerce. Lalu, membayarnya dari mitra Kioson, yaitu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka pun tinggal menunggu barang datang. Pengiriman barang bisa ditujukan ke alamat rumah user, peritel, atau toko yang menjadi mitra Kioson.

Saat ini, Kioson mengambil strategi berbeda dengan e-commerce lainnya, yaitu tidak menyasar pasar yang sudah matang atau yang tinggal di kota-kota besar. Sasaran Kioson adalah kota-kota lapis kedua.

Source: detik.com

Written by: Sebastian Atmodjo

1 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU