27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Basmi Malaria di Asia Kini Bisa Pakai Blockchain?

duniafintech.com – Penyakit Malaria merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia yang banyak dijumpai negara-negara asal Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Myanmar, termasuk Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan Blockchain, DragonChain dikabarkan bermitra dengan M2030 guna basmi malaria. 

Berdasarkan laporan WHO pada 2016, penyakit malaria termasuk ke dalam 10 penyakit paling mematikan di dunia. Dimana terdapat 216 juta kasus malaria dan 445 ribu orang berakhir kematian.

Kerjasama DragonChain dengan M2030 untuk Basmi Malaria

DragonChain adalah perusahaan yang bergerak pada teknologi Blockchain, dikabarkan bermitra dengan M2030, organisasi kemanusian untuk melawan Malaria.

Dilansir Bankless Times, M2030 diciptakan oleh Asia Pacific Leaders Malaria Alliance (APLMA), untuk menyatukan bisnis, konsumen dan organisasi kesehatan yang memiliki visi dan misi guna menghilangkan penyakit malaria di Asia pada tahun 2030 nanti.

Dengan berkontribusi, ketika produk atau layanan yang memiliki merek M2030 dibeli, uang dari penjualan tersebut 100% akan didonasikan ke program Malaria agar banyak nyawa di Asia dapat diselamatkan akibat terkena malaria.

Baca juga: BitGo Rilis Token Keamanan Blockchain Capital BCAP

DragonChain sebagai mitra M2030 akan memfasilitasi proses donasi pada platform Blockchain untuk mencatat donasi yang akan disumbangkan kepada program malaria dengan bantuan teknologi Blockchain sehingga transparansi kontribusi donasi menjadi jelas untuk dilacak siapa yang memberikan donasi dan untuk apa donasi tersebut dilakukan serta pencatatan donasi menjadi aman dan tidak dapat dimanipulasi.

Baca juga: Perusahaan Komunikasi Ooredoo Rilis Blockchain Inisiatif

“Dengan bekerja sama dengan DragonChain, kita akan dapat bergabung dengan beberapa bisnis terbaik di Vietnam, dan pada akhirnya malaria satu dan untuk semua,” Ungkap Gerrad Teoh, salah satu pendiri M2030.

“Hal ini juga menjadi misi dari DragonChain untuk memberdayakan semua orang untuk mengatasi tantangan global melalui pemanfaatan teknologi Blcokchain, dan menghilangkan hambatan yang biasa dihadapi oleh organisasi-organisasi kemanusiaan dan mendukung tujuan M2030,” kata Shirly Roets, presiden DragonChain Foundation.

Penggunaan Blockchain semakin meluas sejak kemunculannya. Sebelumnya di kabarkan pula oleh duniafintech.com bahwa Bank sentral Kazakhstan telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan sistem berbasis Blockchain pada paruh kedua tahun 2017, di mana ia akan menjual obligasi jangka pendek kepada investor ritel. Investor akan bisa mengakses sistem dengan menggunakan aplikasi mobile dan akan bisa langsung membeli obligasi, tanpa komisi. Penyelesaian cepat, biaya transaksi yang rendah dan kemudahan pembelian diharapkan membuat obligasi ini menarik bagi nasabah ritel.

-Febrian Surya-

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU