JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki potensi ekonomi halal yang sangat signifikan.
“Dalam laporan pasar halal tahun 2022, ditemukan bahwa ekonomi halal dapat berkontribusi pada PDB (produk domestik bruto) Indonesia hingga USD5,1 miliar per tahun melalui ekspor dan peluang investasi. Indonesia juga merupakan pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan lebih dari 230 juta penduduk Muslim,” ungkap Sri Mulyani.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: LRT Beroperasi , Habiskan Rp32,6 Triliun
Tak hanya itu, Indonesia berhasil menunjukkan daya saing dan potensi dalam pasar halal, menjadikannya pemain utama dalam kancah produk halal secara global. Indonesia memiliki peringkat yang kuat di tingkat global.
“Indonesia secara khusus berada di peringkat kedua dalam sektor makanan dan minuman. Selain itu, kita menduduki peringkat ketiga dalam mode halal dan peringkat keenam dalam keuangan Islam,” kata Sri Mulyani.
Dengan populasi Muslim yang besar dan kapasitas di berbagai industri halal, seperti makanan dan minuman halal, farmasi halal, kosmetik halal, keuangan Islam, dan pariwisata halal, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam ekonomi halal. Hal ini membuka peluang besar untuk Indonesia menjadi pemain utama dalam ekonomi halal global, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
“Kita telah membuktikan potensi yang kuat ini, yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan dapat diandalkan. Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian halal global. Permintaan yang semakin meningkat terhadap produk dan layanan halal, bersama dengan posisi strategis Indonesia di pasar global, memberikan potensi pertumbuhan yang pesat dan ruang pengembangan yang luas bagi ekonomi halal Indonesia,” tegas Sri Mulyani.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Neraca Pembayaran Alami Defisit
Sri Mulyani juga melihat bahwa industri halal terus tumbuh positif meskipun di tengah tantangan global yang beragam. Dengan sekitar 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia yang menghabiskan sekitar USD2 triliun untuk produk halal pada tahun 2021, pengeluaran tersebut tumbuh hampir 9 persen dari tahun 2020 hingga 2021.
“Proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan pengeluaran masyarakat Muslim di sektor halal dapat tumbuh sekitar 7,8 persen, mencapai USD3 triliun, dan diperkirakan ekonomi halal global akan mencapai USD4,96 triliun pada tahun 2030. Tantangan global yang dihadapi kembali menegaskan nilai ekonomi halal sebagai sumber pertumbuhan baru,” papar Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani ekonomi halal memiliki potensi untuk terus berkembang karena saat ini kerangka dan prinsip halal tidak hanya berkaitan dengan agama, melainkan juga mencakup standar kesehatan, kebersihan, dan keselamatan yang tinggi.
“Popularitas produk halal dan permintaan yang terus meningkat tidak hanya datang dari konsumen Muslim, tetapi juga dari konsumen non-Muslim. Konsumen modern mencari produk berkualitas tinggi, aman, dan memiliki etika, yang tercermin dalam nilai-nilai halal,” tambah Sri Mulyani.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Harga Properti Naik, Penjualannya Turun
Pemerintah Targetkan Industri Halal Topang 25 Persen Ekonomi Nasional
Kementerian Perindustrian memastikan bahwa ekonomi syariah dan industri halal akan menjadi pilar penting dalam perekonomian, baik dalam skala global maupun domestik.
Menurut Dinar Standard, pada tahun 2025, umat Muslim di seluruh dunia diperkirakan akan mengeluarkan nilai mencapai US$2,8 triliun untuk pembelian produk halal. Bank Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) di dalam negeri, termasuk pertanian, makanan dan minuman halal, mode Muslim, serta pariwisata ramah Muslim, akan berkisar antara 4,5 hingga 5,3 persen pada tahun 2023. Proyeksi ini diharapkan mampu menopang lebih dari 25 persen ekonomi nasional.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: PPN Digital Capai Rp13,87 Triliun
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, “Pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal semakin kuat berkat beberapa faktor utama, seperti populasi besar umat Muslim, meningkatnya kesadaran akan nilai-nilai etika Islam dalam konsumsi produk halal dan thoyyib, serta banyaknya strategi dan program nasional yang diarahkan untuk mengembangkan produk dan layanan halal.”
Agus melihat Indonesia sebagai tempat tinggal bagi lebih dari 241,7 juta umat Muslim pada tahun 2022, yang mewakili 87 persen dari total populasi. Pengeluaran umat Muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal diperkirakan akan tumbuh sekitar 14,96 persen pada tahun 2025, mencapai US$281,6 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar konsumen halal terbesar di dunia, menyumbang 11,34 persen dari total pengeluaran halal global.
“Secara global, Indonesia telah menunjukkan peningkatan dalam indikator ekonomi syariah dan berhasil mencapai peringkat keempat di dunia. Sebagai sebuah negara besar, kita perlu mereposisi peran kita sebagai pemimpin global dalam industri halal,” kata Agus.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,17 Persen
Dia juga menekankan bahwa pemerintah Indonesia telah merancang berbagai strategi untuk mengambil peluang yang sangat potensial di pasar industri halal. Salah satu pendekatan adalah dengan mengoptimalkan bonus demografi untuk mendorong pelaku industri halal dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan dalam dan luar negeri.
“Selain itu, kita perlu mengarahkan masyarakat Indonesia untuk lebih memilih produk halal buatan dalam negeri,” tambah Agus.