27.3 C
Jakarta
Sabtu, 7 Desember, 2024

Berita Ekonomi Hari Ini: Pemerintah Monitor Pembangunan Smelter

JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait pemerintah tengah melakukan Monitoring dan Evaluasi Progres dan Capaian serta Kendala dalam pelaksanaan 6 Kelompok Pembangunan Triwulan III Tahun 2023. Rapat yang melibatkan 7 Kementerian tersebut membahas berbagai progres pembangunan yang dilaksakanan di masing-masing Kementerian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan 2 (dua) fokus utama yang menjadi agenda pembahasan, yaitu satuan tugas (satgas) sawit dan perdagangan karbon.

“Ada dua yang menjadi fokus pembahasan, pertama pembahasan percepatan terkait satgas sawit yang nanti tanggal 2 November sudah berlaku. Tanggal 8 November hasilnya akan dipresentasikan untuk COP Ke-28 di Uni Emirat Arab (UEA) mendatang. Agenda selanjutnya adalah agenda mengenai karbon dan yang lainnya hanya review saja,” jelas Erick.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Pemerintah Berikan Insentif Sektor Properti

Erick menambahkan, agenda pembahasan lain seputar penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Ke depan, memungkinkan adanya pilihan teknologi selain PSEL/PLTSa dan lokasi lain di luar 12 lokasi yang telah ditetapkan antara Kemenko Marves bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Dalam waktu 3 bulan terakhir ini sedikitnya ada 30 TPA yang terbakar, utamanya dipicu oleh udara panas dan kering sebagai dampak El Nino. Penggunaan teknologi pengolah sampah ramah lingkungan sangat penting dan urgent bagi daerah yang sudah darurat sampah dan memiliki TPA yang sudah over-capacity. Oleh karena itu, sangat diharapkan dukungan kuat dari Tim Koordinasi Nasional yang melibatkan 14 K/L antara lain Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kementerian Investasi,” ujar Erick.

Selaku tuan rumah, Menteri ESDM mengonfirmasi Menteri BUMN terkait kemajuan pembangunan Proyek Strategis Nasional yang ada di Kementerian di bawah koordinasi Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi antara lain yang berkaitan dengan IKU Strategis Nasional, Proyek Strategis Nasional hingga Triwulan III Tahun 2023 termasuk pembangunan pabrik pemurnian (smelter).

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Indonesia Pimpin Cadangan Nikel di Dunia

“Hingga triwulan ke III, untuk progres smelter saat ini yang sudah mencapai 100% ada 5 smelter, yaitu PT Weda Bay Nikel, PT Aneka Tambang Kolaka, PT Wanatiara Persada, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara dan PT Vale Indonesia. Sedangkan yang progressnya mencapai 50%-99% sebanyak 9 smelter dan di bawah 50% ada 2 smelter,”ungkap Arifin.

Arifin juga melaporkan terkait pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang dan Dumai-Sei Mangkei yang sudah memasuki tahap ke III, pembangunan sistem ketenagalistrikan di wilayah Sumatera, Jawa-Madura-Bali, Kalimantan dan Sulawesi dan Capaian program konversi motor BBM ke listrik.

Pembangunan Pipa Gas CISEM dan Dumai-Sei Mangke Menguatkan Infrastruktur Gas Bumi Nasional

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggerakkan proyek strategis nasional untuk meningkatkan infrastruktur gas bumi di Indonesia. Proyek pembangunan transmisi pipa gas bumi Cirebon-Semarang (CISEM) dan Dumai-Sei Mangke merupakan bagian dari inisiatif ini, yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, mengumumkan bahwa pembangunan proyek pipa gas Cisem Tahap I (ruas Semarang-Batang) sepanjang 60 kilometer telah selesai. Proyek Cisem Tahap II (Batang-Kandang Haur) dijadwalkan akan dimulai pada tahun depan.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Investasi Indonesia Capai 75,2 Persen

“Ruas Semarang-Batang telah selesai, dan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 240 kilometer saat ini sedang dalam persiapan,” kata Arifin.

Biaya proyek pipa gas Cisem Tahap I mencapai Rp1,13 triliun, sementara Cisem Tahap II diharapkan akan memerlukan biaya sekitar Rp3,34 triliun. Biaya proyek ini dianggarkan dalam APBN dengan skema multi years contract, sehingga total biaya proyek pipa gas Cisem mencapai Rp4,47 triliun.

Potensi permintaan pipa CISEM Tahap II mencakup industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes, dan Pemalang dengan volume sekitar 5,8 hingga 12 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran, serta jaringan gas rumah tangga. Kilang minyak Balongan juga akan memanfaatkan gas bumi sebesar 24 MMSCFD, yang berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD. Permintaan lainnya berasal dari pembangkit tenaga listrik dengan volume 189 hingga 199 MMCSFD.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Angka Inflasi Masih Terkendali

Selain proyek CISEM, Kementerian ESDM juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Jika proyek ini selesai, akan meningkatkan pemanfaatan gas domestik, karena sudah terhubung dari Jawa Timur hingga Sumatera bagian utara.

“Selama ini, kebutuhan gas di Sumatera bagian utara dipenuhi dengan mengimpor 16 kargo LNG dari Papua dan Kalimantan Timur,” kata Arifin.

Total anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan pipa gas Dumai-Sei Mangke adalah sekitar Rp6,6 triliun. Pipa ini akan mengalirkan gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.

Ketika pipa gas telah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR. Ini akan mengurangi subsidi LPG 3 kilogram sebesar Rp630 miliar per tahun dan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp1,08 triliun per tahun.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU