JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini mengulas soal sejumlah induk fintech yang mengincar perusahaan multifinance.
Perusahaan finansial berbasis teknologi P2P lending itu kabarnya akan menyulap perusahaan pembiayaan itu menjadi layanan buy now pay later (BNPL).
“Yang gejalanya ada banyak cari multifinance untuk jadi BNPL. Mungkin ada [sekitar] lima,” ucap Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK, Bambang W. Budiawan, di sela 4th Indonesia Fintech Summit 2022 pekan lalu, seperti dinukil dari Bisnis.
Adapun saat ini, sudah ada beberapa pemain besar BNPL di Indonesia, mulai dari SPayLater, Kredivo hingga GoPayLater (GOTO). Meski begitu, kue bisnis bayar tunda ini masih terbilang besar.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Begini Nasib Fintech P2P Lending Tahun Depan Menurut OJK
Berita Fintech Indonesia: Pay Later Tumbuh Subur di ASEAN
Disebutkan dalam laporan terbaru Moody’s Investors Service pada Agustus 2022, layanan pay later sudah tumbuh subur di ASEAN dalam dua tahun belakangan.
Pertumbuhan itu salah satunya disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 dan meningkatnya transaksi melalui e-commerce. Di lain sisi, menurut laporan dari International Data Corporation (IDC) bertajuk How Southeast Asia Buys and Pays: Driving New Business Value for Merchants, penggunaan layanan pay later di transaksi e-commerce di Indonesia tahun 2020, mencapai US$530 juta.
Angka tersebut setara dengan 58 persen dari total penggunaan pay later pada transaksi e-commerce di Asia Tenggara sebesar US$910 juta pada 2020. IDC pun memproyeksikan nilai penggunaan pay later dalam transaksi e-commerce di Asia Tenggara akan mencapai US$8,84 miliar pada 2025 atau naik 8,8 kali dibandingkan 2020.
Fintech Terbatas Salurkan Pinjaman
Sementara itu, Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK, Tris Yulianta, membenarkan bahwa banyak induk perusahaan fintech P2P lending berminat mencaplok multifinance.
Hal itu karena entitas fintech terbatas dalam menyalurkan pinjaman. Fintech, imbuh dia, hanya boleh menyalurkan pinjaman dengan modal sendiri, lain dari multifinance yang bisa dapat menyalurkan dana yang berasal dari modal dan juga pinjaman, termasuk surat utang.
Tris menyebut, induk fintech memiliki dua opsi dalam ekspansi layanan keuangan di Indonesia, yaitu mengakuisisi multifinance atau bank. Multifinance sering kali menjadi pilihan utama sebab lebih murah dan dari segi aturan lebih longgar.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: September, Pinjaman Fintech Rp5,09 T
Berita Fintech Indonesia: 4th Indonesia Fintech Summit
Sebagai informasi, sebelumnya 4th Indonesia Fintech Summit (IFS) digelar pada momen Hari Fintech Nasional yang diperingati setiap 11.11. IFS digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pada 10—11 November 2022 di Bali.
Adapun selama dua hari rangkaian kegiatan, para pendiri fintech lokal dan internasional, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan utama lainnya membahas topik industri dan peraturan terkini.
Di samping itu, peserta pun mengembangkan jejaring dan merumuskan strategi atau aksi advokasi untuk mempercepat digitalisasi pada industri jasa keuangan, juga mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Pada pidatonya secara virtual di hari kedua kegiatan 4th IFS hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menyambut baik penyelenggaraan kegiatan 4th IFS.
Menurutnya, IFS menjadi bagian dari Bulan Fintech Nasional 2022. Airlangga menyebut bahwa meski berada di tengah gejolak tantangan global, perekonomian Indonesia cukup resilient.
“Terbaru dalam kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di atas ekspektasi, yakni sebesar 5,72 persen (YoY) dengan tingkat inflasi yang terkendali sebesar 5,71 persen (YoY) pada bulan Oktober 2022 di tengah lonjakan inflasi di berbagai negara. Pertumbuhan tersebut juga seiring dengan perbaikan sektor jasa keuangan yang juga tumbuh konsisten dan stabilitas tetap terjaga,” katanya.
Oleh sebab itu, ia pun menyampaikan optimisme pemerintah dalam pemulihan perekonomian nasional yang akan terus berlanjut ke depannya, termasuk pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen hingga Triwulan IV-2022.
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Banyak PHK di Perusahaan Fintech, Ini Penyebabnya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com