26.1 C
Jakarta
Senin, 2 Desember, 2024

Berita Fintech Indonesia: Pembiayaan lewat Fintech P2P di Sumbar Mencapai Rp5 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terbaru hari ini terkait pembiayaan lewat fintech P2P Lending di Sumatra Barat (Sumbar).

Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan 30 September 2022 lalu, jumlah lender pada layanan fintech peer to peer lending (P2P) di provinsi tersebut sudah mencapai 3.566 rekening, dengan borrower sebanyak 230.106 rekening.

Berikut ini berita fintech selengkapnya, seperti dinukil dari Bisnis.com, Senin (5/12/2022).

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Open Finance akan Jadi Masa Depan Fintech

Berita Fintech Indonesia: Total Pembiayaan Rp5,50 Triliun

Disampaikan Kepala OJK Sumbar, Yusri, dari 3.566 rekening tersebut, total pembiayaan yang sudah disalurkan layanan fintech P2P sudah mencapai Rp5,50 triliun.

“Dari Rp5,50 triliun itu untuk outstanding mencapai Rp600,96 miliar, dengan tingkat Wanprestasi Pinjaman di atas 90 hari (TWP 90) atau rasio NPL sebesar 1,53 persen,” ucapnya.

Ia menerangkan, melihat pada posisi 18 Mei 2022 lalu, total jumlah penyelenggara fintech P2P atau fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK adalah sebanyak 102 penyelenggara.

“Jadi, untuk fintech P2P, kami selalu update, fintech mana saja yang sudah terdaftar di OJK. Daftar penyelenggara fintech ini dapat diakses pada website OJK,” tuturnya.

Mendapati cukup banyaknya masyarakat yang punya rekening fintech P2P ini, OJK pun mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa memakai jasa penyelenggara fintech lending yang telah terdaftar atau berizin dari OJK.

“Pastikan sudah terdaftar. Jika ada ragu, silakan hubungi OJK,” sebutnya.

Dikatakannya pula, penyelenggaraan fintech P2P atau Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) telah diatur oleh OJK melalui Peraturan OJK Nomor 10/POJK.05/2022 tanggal 29 Juni 2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi.

berita fintech indonesia

Berita Fintech Indonesia: Open Finance Jadi Masa Depan Fintech

Sebelumnya diberitakan, transformasi digital yang berjalan semakin masif di berbagai sektor sudah membuat kebutuhan masyarakat semakin tinggi terhadap inovasi produk layanan keuangan yang aman, praktis, dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan mereka.

Atas adanya tantangan itu, kehadiran open finance pun kemudian menjadi sebuah keniscayaan guna mendukung fintech agar tetap relevan dengan kondisi industri dan kebutuhan masyarakat sehingga industri ini bisa memastikan keberlanjutannya. 

Menurut Brankas, penyedia layanan open finance di Indonesia, open finance akan menjadi masa depan bagi industri fintech di tanah air.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Pemanfaatan Fintech Meningkat, Ini Ajakan Aftech kepada Masyarakat

“Kami melihat bahwa pangsa pasar fintech masih besar di Indonesia,” ucap Country Manager Brankas di Indonesia, Husni Fuad, melalui keterangan tertulisnya.

Meski demikian, imbuhnya, hal itu mesti diimbangi dengan kemampuan fintech dalam berinovasi dan menjangkau konsumen lebih luas secara efektif dan efisien.

Dalam hal ini, open finance punya peran strategis bagi fintech untuk mengoptimalkan berbagai peluang di pasar, termasuk mewujudkan berbagai layanan yang sangat dipersonalisasi pada kebutuhan konsumen.

“Saat ini, perkembangan open finance di Indonesia masih berada pada tahap awal, namun kami optimis bahwa open finance menyimpan berbagai potensi yang dapat mendukung masa depan industri fintech di Indonesia,” jelasnya.

Lebih jauh, pihaknya pun bahwa Indonesia bisa mengikuti jejak Inggris dalam penerapan open finance yang telah mampu membantu pelaku industri keuangan dalam membuka akses keuangan secara merata bagi masyarakat.

Sebagai informasi, pada Juni 2022, jumlah pengguna aktif open finance di Inggris sudah mencapai 6 juta, dengan jumlah penyedia pihak ketiga sebanyak 128.

Sementara itu, penggunaan application programming interface (API) bahkan sudah bertumbuh dari 15 juta panggilan API per hari pada 2020 menjadi 33 juta panggilan API per hari pada tahun 2022.

Peran Krusial

Indonesia menjadi negara dengan jumlah populasi underbanked dan unbanked tertinggi di Asia Tenggara, mencapai 81% dari total populasi Indonesia. Kondisi itu pun membuat perusahaan fintech memiliki peran krusial untuk menghadirkan layanan keuangan alternatif bagi berbagai lapisan masyarakat, utamanya bagi mereka yang tinggal di luar kota besar.

Di samping itu, industri fintech di Indonesia sendiri diprediksi masih punya potensi untuk berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat yang masih tinggi terhadap layanan keuangan alternatif yang terjangkau.

Adapun pasar yang menjanjikan di Indonesia kemudian membuat jumlah pelaku fintech terus meningkat dan berdampak pada peta persaingan industri yang kian ketat.

Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Strategi Industri Fintech P2P Lending Tahun 2023

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU