28.2 C
Jakarta
Jumat, 3 Mei, 2024

Berita Fintech Indonesia: Pemain Fintech Catat Kenaikan Penyaluran Pinjaman Jelang Lebaran

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait pemain fintech yang mencatat kenaikan penyaluran pinjaman jelang Lebaran 2023.

Hal itu dialami oleh pelaku fintech P2P lending dan juga Buy Now Pay Later (BNPL). 

PT Investree Radhika Jaya (Investree), salah satunya, menerima cukup banyak pengajuan pinjaman dari borrower dengan tujuan spesifik untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, misalnya gaji karyawan dan Tunjangan Hari Raya (THR).

“Bahkan sejak awal puasa sudah ada yang mulai mengajukan dan saat ini sedang dalam proses asesmen atau verifikasi,” kata Chief Sales Officer Investree, Salman Baharuddin, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Senin (3/4).

Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Berkembang Pesat, Bisnis Fintech Indonesia Jadi Prospek Menjanjikan

Berita Fintech Indonesia: Catat Penyaluran Pinjaman Rp 13,21 Triliun

Dalam hal ini, yang paling banyak mengajukan pinjaman di Investree adalah industri yang bergerak di bidang general supplier (pengadaan) serta bidang kreatif seperti rumah produksi dan agency.

Menurut data kinerja keuangan Investree per 31 Maret 2023, mereka sudah mencatat angka total fasilitas pinjaman sebesar Rp 20,92 triliun dengan penyaluran pinjaman Rp 13,21 triliun.

Di samping investree, ada PT Astra Welab Digital Arta (Maucash) yang juga mencatat pertumbuhan signifikan jelang lebaran, khususnya dalam Maupaylater.

Disampaikan Chief Marketing Officer Maucash, Indra Suryawan, pinjaman paylater bertumbuh cukup baik, khususnya untuk transaksi pembelian tiket pesawat dan hotel.

“Karena memang kita memiliki juga kerja sama dengan salah satu platform ticketing ya dan memang menunjukkan peningkatan yang cukup baik sampai hari ini,” sebutnya.

Penyaluran Kredit Lebih dari 100 Persen

Indra memandang secara keseluruhan bahwa terdapat kinerja positif pada awal tahun ini, khususnya pada bulan Maret.

Diketahui, sepanjang Maret 2023, Maucash mencatat penyaluran kredit lebih dari persen.

“Pertumbuhan kita juga cukup baik, lebih dari 30 persen dibandingkan di bulan Februari,” tuturnya.

Ia pun memprediksi bahwa pada bulan April ini akan ada peningkatan lagi karena seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dari konsumen menjelang hari besar perayaan Lebaran nanti.

Tidak kalah, Kredivo pun mengalami pertumbuhan positif dengan adanya peningkatan transaksi paylater Kredivo menjelang lebaran ini sebesar 55 persen ketimbang Ramadan tahun lalu.

Ke depannya, secara keseluruhan, Kredivo optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan minimal sebesar 70 persen dari tahun lalu.

Berita Fintech Indonesia: Bisnis Fintech Indonesia Jadi Prospek Menjanjikan

Diberitakan sebelumnya, bisnis fintech Indonesia yang disebut menjadi prospek menjanjikan ke depannya.

Hal itu sebagaimana laporan yang dirilis oleh perusahaan modal ventura AC Ventures (ACV) bersama perusahaan konsultan manajemen global Boston Consulting Group (BCG).

Menurut Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li, dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan enam (6) kali lipat jumlah pemain fintech.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Fintech Diminta tidak Ubah Bunga secara Sepihak, Ini Alasan OJK

Adapun pada tahun 2011 lalu, tercatat sebanyak 51 dan meningkat menjadi 334 pada 2022. 

Disampaikannya, pada awal kemunculan startup fintech dan ekonomi digital lokal pada 2011, pertumbuhannya didorong segmen pembayaran (payments).

“Namun, saat ini lanskap fintech di Indonesia sudah makin beragam dan dinamis yang mana sektor pinjaman, pembayaran, dan wealthtech menjadi industri masa depan yang menjanjikan. Ditambah segmen baru di sektor fintech, seperti software as a service (SaaS) dan insurtech menunjukkan bahwa fintech di Indonesia makin matang,” katanya, dikutip pada Jumat (31/3/2023) via Kontan.co.id.

Di samping itu, ia pun menyampaikan bahwa penawaran fintech juga mengalami lonjakan keterlibatan pelanggan (customer engagement) di Indonesia.

Tercatat, segmen pembayaran yang memiliki lebih dari 60 juta pengguna aktif pada 2020 diperkirakan akan memiliki tingkat pertumbuhan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 26 persen hingga 2025.

Di sisi lain, dirinya juga mengapresiasi pencapaian pada ruang pemberian pinjaman, yaitu terdapat lebih dari 30 juta akun peminjam peer-to-peer yang aktif pada 2021. 

Berita Fintech Indonesia

Adapun segmen wealthtech memiliki lebih dari 9 juta investor ritel pada 2022. 

Adrian juga menerangkan, adopsi platform SaaS juga makin meningkat dengan pengguna sebanyak 6 juta UMKM saat ini dengan ekspansi 26 kali lipat selama tiga tahun sebelumnya.

Tren investasi juga mencerminkan diversifikasi pasar fintech, yaitu segmen pemberian pinjaman dan pembayaran tidak lagi menjadi area utama yang diminati. 

“Meski kedua segmen tersebut tetap penting, tetapi terdapat peningkatan investasi pada wealthtech, insurtech, dan fintech SaaS,” jelasnya.

Selain itu, pasar fintech terlihat berkembang pesat ditandai kehadiran para pemain baru yang bermunculan.

Adapun ekuitas dalam pasar ini ditentukan berdasarkan tingkat kematangan operator atau vertikal. 

“Tercatat kesepakatan pendanaan tahap awal (early-stage funding) menerima lebih dari 80 persen dari total modal yang diinvestasikan, sedangkan pendanaan dari 2020 hingga 2022 mencapai US$5,4 miliar atau 2,7 kali lebih banyak dari periode 2017 hingga 2019. Pertumbuhan dan monetisasi adalah fokus utama dalam putaran pendanaan seri D+,” sebutnya.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Fintech Didorong Berkontribusi Optimal Dongkrak Literasi dan Inklusi Keuangan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE