JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait saham PT Finnet Indonesia (Finpay) yang kabarnya akan dijual oleh PT Telkom Indonesia.
PT Finnet Indonesia (Finpay) sendiri merupakan unit usaha Telkom yang bergerak di bidang teknologi finansial (fintech).
Menurut narasumber anonim yang mengetahui permasalahan itu, unit fintech perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut dibanderol sekitar US$100 juta hingga US$150 juta.
Baca juga: Tips Mengembangkan Bisnis Fintech, Simak di Sini Ya!
Berita Fintech Indonesia: Memperkenalkan Investor Baru
Mengutip Bloomberg via Bisnis Tekno, Jumat (14/7/2023), sumber anonim itu mengatakan bahwa Telkom mungkin memperkenalkan investor baru untuk membantu mengumpulkan uang bagi Finnet sambil meningkatkan pertumbuhannya.
PT Mekar Prana Indah, anak perusahaan yayasan kesejahteraan pegawai Bank Indonesia yang memiliki saham minoritas di Finnet, juga dapat ikut dalam penjualan saham tersebut, kata sumber anonim lainnya.
Saat ini, proses diskusi masih berlangsung, detail seperti valuasi dapat berubah dan Telkom juga dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan penjualan saham, kata orang-orang.
Perwakilan Telkom tidak menanggapi permintaan komentar, sementara perwakilan MPI tidak dapat segera dihubungi oleh Bloomberg.
Telkom secara tidak langsung memiliki 60% saham Finnet melalui layanan jaringan telekomunikasi dan cabang multimedia, PT Telkom Metra, menurut laporan tahunan 2022 induknya.
Merek Finpay unit fintech mulai beroperasi pada tahun 2006, dan menyediakan layanan pembayaran digital termasuk transfer dana, gateway pembayaran, dan sistem pembayaran kode QR standar negara, atau QRIS, situs webnya menunjukkan. Finpay terhubung dengan sekitar 90 bank, 800 pedagang online, dan 100.000 outlet.
Pacu Pertumbuhan Bisnis
Sebelumnya, Telkom menyampaikan tengah berupaya memacu pertumbuhan bisnis di era endemi. VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan masa endemi atau masa back to normal memberikan ruang bagi ekonomi Indonesia kembali bergerak.
Hal tersebut menurutnya tidak terkecuali perkembangan industri telekomunikasi yang kian ketat serta produktivitas masyarakat.
Dia menjelaskan Telkom atau TLKM sebagai digital telco terdepan menangkap hal tersebut sebagai peluang untuk terus berkembang dan berinovasi untuk memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat.
Berita Fintech Indonesia: Berita Fintech Indonesia: MenKopUKM Sebut Fintech Sangat Membantu UMKM, Ini Alasannya
Sebelumnya, dinukil dari Warta Ekonomi Finance, kehadiran fintech/pinjaman online sangat membantu usaha mikro kecil dan Menengah (UMKM). Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki.
Menurut Teten, fintech membantu UMKM untuk mendapatkan akses permodalan. Ia berpandangan, para pelaku UMKM yang tidak memiliki aset bisa mengakses pembiayaan fintech. Hal ini dinilai memberikan kemudahan bagi UMKM karena menerapkan pendekatan teknologi dalam menyalurkan pembiayaan.
“Saat ini pemberian pinjaman sampai Rp 2 miliar sudah bisa dilakukan oleh para pelaku fintech tanpa menerapkan agunan,” ujar Teten dalam webinar bertajuk “Memperluas Aksebilitas dan Pendanaan UMKM Tangguh dan Berdaya Saing Kuat.
Teten mengungkapkan bahwa saat ini terdapat UMKM yang sudah mengajukan pembiayaan hingga Rp 10 miliar tanpa agunan, khususnya bagi para pelaku UMKM yang sudah terhubung ke dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Baca juga: Produk Fintech di Indonesia yang Wajib Diketahui, Intip Yuk di Sini!
Lebih lanjut, Teten pun berharap seharusnya langkah-langkah yang dilakukan oleh fintech tersebut juga dapat ditiru oleh bank Himbara maupun swasta.
“Kami semua menyadari, UMKM memiliki posisi dan peran strategis dalam perekonomian nasional, 97% lapangan kerja disediakan oleh UMKM, khususnya sektor mikro yang mendominasi 96%,” kata Teten.
Dalam rangka mendorong upaya tersebut, Kementerian UKM bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) sepakat untuk menguatkan kapasitas UMKM agar semakin banyak yang go public. Dengan begitu, mereka bisa memanfaatkan pendanaan alternatif melalui investasi di pasar modal.
“Ingat kunci utama UMKM naik kelas adalah tata kelola bisnis yang baik rencana bisnis yang teruji karena itu yang menjadi catatan kita bersama karena sebagian besar UMKM kita tidak memiliki rencana bisnis yang baik,” ungkapnya.
Terakhir, Teten berharap ragam diskusi yang baik dapat tercipta sehingga bisa memunculkan ide-ide cemerlang untuk semakin mempermudah akses pembiayaan terhadap perbankan.
“Saya berharap, semua pihak harus terus mendukung dan memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM,” jelasnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: MenKopUKM Sebut Fintech Sangat Membantu UMKM, Ini Alasannya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com