34.3 C
Jakarta
Senin, 29 April, 2024

Berita Fintech Indonesia: Pinjol Paling Banyak Digunakan di Indonesia, tapi Akulaku Disanksi OJK

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait Akulaku menjadi platform pinjol alias pinjaman online yang paling banyak digunakan di Indonesia, menurut survei Populix. 

Namun, startup teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending ini terkena sanksi Otoritas Jasa Keuangan alias OJK. 

Berikut ini berita fintech Indonesia hari ini selengkapnya, seperti dikutip dari Katadata.co.id, Jumat (27/10/2023).

Berita Fintech Indonesia: Berdasarkan Survei Populix

Berdasarkan survei Populix bertajuk ‘Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption’, 41% dari total 1.017 responden pernah berutang di platform pinjol. Sebanyak 22% di antaranya meminjam untuk menunjang gaya hidup dan hiburan.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Kredivo Sediakan Layanan Paylater demi Perkuat Penetrasi Pedagang Offline

ISFF 2023 INDODAX

Survei dilakukan secara online terhadap 1.017 responden selama 15—18 September. Responden yang disurvei berusia 17—55 tahun. Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal dan kompleks, serta skala likert. Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit. 

Pinjol yang paling banyak digunakan warga Indonesia sebagai berikut:

  • Akulaku (46%) 
  • Kredivo (43%) 
  • EasyCash (18%) 
  • AdaKami (18%),  
  • SPinjam (13%) 
  • Findaya (12%) 
  • Indodana (11%) 
  • Mekar (4%) 
  • Investree (3%) 
  • Danacita (2%) 
  • Amartha (2%) 

Berikut alasan masyarakat Indonesia menggunakan pinjol berdasarkan survei: 

  • Membiayai kebutuhan rumah tangga (51%) 
  • Modal bisnis (41%) 
  • Membeli perlengkapan pendukung pekerjaan (25%) 
  • Dana pendidikan (23%) 
  • Gaya hidup dan hiburan (22%) 
  • Kesehatan (13%) 

Hal-hal yang menjadi pertimbangan warga Indonesia mengajukan pinjaman di pinjol, yakni: 

  • Kecepatan pencairan dana (77%) 
  • Memiliki izin dari OJK (72%) 
  • Proses registrasi yang mudah (52%) 
  • Memiliki bunga rendah (50%) 

Sementara itu, rata-rata nominal cicilan pinjol per bulan warga Indonesia, yakni: 

  • 65% kurang dari Rp 1 juta 
  • 24% sekitar Rp 2 juta—Rp 3 juta 
  • 5% sekitar Rp 3 juta—Rp 4 juta 
  • 3% sekitar Rp 4 juta—Rp 5 juta 
  • 3% di atas Rp 5 juta

Survei menunjukkan 66% responden menggunakan pinjol kurang dari sebulan sekali dengan mayoritas atau 70% hanya bergantung pada satu aplikasi. 

OJK Larang  Akulaku Sediakan Paylater 

OJK melarang Akulaku menyediakan layanan paylater untuk sementara. Sebab, startup fintech lending ini dinilai tidak melakukan tindak pengawasan. 

“OJK menetapkan pembatasan kegiatan usaha tertentu karena Akulaku tidak melaksanakan tindakan pengawasan yang diminta oleh otoritas, yaitu pembatasan penyaluran pembiayaan dengan skema buy now pay later alias BNPL,” kata Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan, PMV, LKM dan LJK Lainnya OJK Bambang W Budiawan dalam pengumuman, Senin (23/10). 

OJK melarang fintech lending itu melakukan kegiatan usaha penyaluran pembiayaan, baik kepada debitur yang sudah ada maupun baru. 

“Dilarang melakukan penyaluran pembiayaan dengan skema paylater atau serupa, termasuk yang penyaluran pembiayaannya dilakukan melalui skema channeling maupun joint financing,” kata Bambang. 

Selanjutnya, OJK meminta Akulaku melaksanakan tindakan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam rencana yang telah ditanggapi oleh otoritas dalam surat tertanggal 5 Oktober bertajuk “Tanggapan atas Rencana Tindak terhadap Status Pengawasan Khusus”.

Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga menyampaikan, PT Akulaku Finance Indonesia masih melakukan penyempurnaan pada lini produk BNPL alias paylater. 

“Dalam pelaksanaannya, kami berkomitmen untuk dapat memenuhi segala ketentuan yang diatur oleh OJK. Kami mengutamakan bisnis kami dijalankan dalam kerangka hukum dan kepatuhan,” kata Efrinal.

Berita Fintech Indonesia: Kredivo Sediakan Layanan Paylater demi Perkuat Penetrasi Pedagang Offline

Sebelumnya diberitakan, konsep transaksi paylater kini tidak hanya diterapkan di dunia digital. Pembayaran yang dilakukan di kemudian hari tersebut bisa digunakan secara langsung atau offline di gerai perdagangan.

Salah satu perusahaan fintech, Kredivo menyediakan layanan tersebut. Platform kredit digital yang baru berdiri tujuh tahun di Indonesia ini menjajaki kerjasama dengan ritel fesyen internasional, H&M.

Chief Commercial Officer Kredivo Krishnadas, mengatakan kerjasama ini untuk mendorong minat belanja fesyen secara langsung.

Diketahui, pandemi Covid-19 telah berakhir sehingga aktivitas perdagangan seperti fesyen kembali meningkat.

“Kami sangat senang dapat menghadirkan Paylater dengan bunga nol persen hingga tiga bulan bagi penggemar H&M yang merupakan brand fesyen global ternama,” kata Krishnadas berdasarkan keterangannya.

Baca juga: Berita Fintech Hari Ini: Pinjol Semakin Populer, Ini Langkah BSSN Antisipasi Kebocoran Data Fintech

Berita Fintech Indonesia

Menurutnya, kolaborasi ini semakin mengukuhkan posisi Kredivo sebagai metode pembayaran paylater yang dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk fesyen dan lifestyle.

Salah satu fokus bisnis perusahaan memperkuat penetrasi di pedagang atau merchant offline, seiring dengan meningkatnya preferensi metode pembayaran digital saat belanja offline dan transaksi pengguna Kredivo di merchant offline.

“Oleh karena itu, melalui kolaborasi ini kami juga berharap dapat mewujudkan visi kami untuk memperluas jangkauan dalam melayani puluhan juta pengguna dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.

Selain itu, seiring inovasi pembayaran yang semakin esensial sebagai bagian dari pengalaman belanja offline yang seamless, kolaborasi ini diharapkan dapat terus mendorong minat belanja fesyen offline di masyarakat.

“Ke depannya, kolaborasi antara Kredivo dan H&M ini juga diyakini memiliki potensi yang menjanjikan, mengingat pada semester 1 tahun 2023 terjadi pertumbuhan transaksi di merchant offline Kredivo sebesar 77 persen (YoY),” tuturnya.

Inklusivitas Produk

Sementara itu Country Manager PT Hindo, the franchised operator of H&M Indonesia, Anil Malhotra mengapresiasi kerjasama dengan Kredivo sebagai pionir paylater yang telah menjadi preferensi masyarakat di seluruh gerai H&M di Indonesia.

Bukan hanya untuk mempermudah pembayaran konsumen saat belanja offline, kerjasama dengan Kredivo juga dapat mendorong inklusivitas produk fesyen.

“Kami optimis bahwa dengan kolaborasi H&M dan Kredivo dapat memfasilitasi masyarakat dalam menentukan gaya fesyen mereka melalui produk H&M yang terjangkau, berkualitas, dan cocok untuk beragam acara sekaligus memberikan pengalaman belanja yang seamless,” kata Anil.

Sebagai bagian dari perayaan kolaborasi dengan H&M, Kredivo telah menyiapkan promo menarik untuk konsumen saat berbelanja di 66 gerai offline H&M di seluruh Indonesia.

Selama masa promosi yang berlangsung hingga 1 Desember 2023, pengguna Kredivo berkesempatan untuk mendapatkan potongan langsung sebesar Rp 50.000 dengan minimal transaksi sebesar Rp 600.000, berlaku untuk tenor cicilan selama tiga, enam dan 12 bulan.

Baca juga: Berita Fintech Hari Ini: OJK Larang Akulaku Paylater Beroperasi

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE