33.4 C
Jakarta
Kamis, 9 Mei, 2024

Berita Startup Indonesia: Pasca Pandemi, Startup Adopsi Bisnis Tradisional

JAKARTA, duniafintech.com – Berita startup Indonesia mengenai situasi pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan, termasuk meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di kalangan startup.

Italo Gani, perwakilan dari Startup Studio Indonesia (SSI), mengungkapkan bahwa setelah pandemi mereda, banyak startup kembali mengadopsi model bisnis tradisional. Banyak di antara startup yang ternyata salah dalam memprediksi perkembangan bisnisnya.

“Ketika pandemi berakhir, kita melihat kembalinya model bisnis tradisional. Banyak startup yang sebenarnya salah dalam memprediksi pertumbuhannya,” ujar Italo Gani.

Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Faktor-Faktor Terjadinya PHK

Italo menambahkan bahwa kondisi ini dapat dianggap sebagai seleksi alam yang menguntungkan. Startup yang kuat dan sesuai dengan pasar akan terus bertahan, sementara yang mengalami kelemahan dalam kesesuaian produk-pasar akan kesulitan bertahan.

Lebih lanjut, Italo menyebut bahwa selain perubahan dalam model bisnis, ekosistem global juga berubah, dan masyarakat diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, termasuk dalam mengadopsi budaya aktivitas jarak jauh.

Joshua Valentino, salah seorang pendiri Rekosistem, melihat tren PHK dari perspektif seorang pelaku usaha startup dan inovator. Joshua berpendapat bahwa kaderisasi atau pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting untuk mengurangi angka PHK di lingkungan startup.

Dia menekankan bahwa meskipun menemukan bakat yang berpotensi adalah hal menarik, namun membangun struktur organisasi yang kokoh sama pentingnya. Setelah mendapatkan pendanaan, perekrutan tenaga kerja, dan ketika terjadi penyesuaian dalam iterasi, banyak hal dapat mengalami perubahan yang tidak efektif.

Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Tahapan Perusahaan Berdasarkan Valuasi

Oleh karena itu, pemilihan tenaga kerja harus dilakukan dengan hati-hati. Setiap individu perlu memberikan kontribusi yang maksimal melalui proses pengembangan yang ketat dan terarah.

“Tujuannya adalah untuk menghindari rekrutmen berlebihan,” jelas Joshua.

Dalam konteks yang sama, Sonny Hendra Sudaryana, Koordinator SSI, menegaskan bahwa SSI selalu mengadopsi iterasi yang berbeda dari batch 1 hingga ke-7. Program ini bertujuan untuk memberikan bimbingan dan percepatan kepada startup tahap awal dengan menyediakan mentor yang dapat membantu mereka mengatasi berbagai masalah.

Dari segi pasar, Indonesia dilihat sebagai pasar yang sangat besar dalam forum internasional. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan dalam kualitas dan kapabilitas para pendiri startup. Walaupun pendanaan tersedia, tetapi pemilihannya lebih selektif terhadap startup dan para pendirinya.

Baca juga: Berita Startup Hari Ini: Cara Mendirikan dan Kebutuhan Modalnya

“Dengan populasi lebih dari 210 juta orang yang sudah menggunakan internet, pertumbuhan pasar sangat signifikan. Namun, perlu peningkatan dalam kualitas pendiri startup,” tambahnya.

Sonny juga menggarisbawahi peran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dalam memfasilitasi dan mempercepat perkembangan startup tahap awal. Hal ini mendorong startup untuk fokus pada sesi bimbingan 1-ke-1 guna mengembangkan bisnis mereka.

Lebih dari 400 mentor dan pelatih telah difasilitasi oleh Kemenkominfo. Sesi intensif dengan mentor ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kapabilitas para pendiri startup.

Baca juga: Berita Startup Indonesia: OCBC NISP Siap Berikan Dukungan Modal

“Selain itu, kami juga membantu dalam hal pendanaan melalui program HUB ID. Walaupun pendanaan pemerintah memiliki tantangan birokrasi, kami membuka jaringan akses ke sumber pendanaan lainnya,” tegas Sonny.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU