JAKARTA, 24 September 2024 – Bunga kredit bank malah naik? Padahal keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan, yang pertama kali dilakukan sejak 2021, membawa harapan bagi masyarakat yang tengah mengalami tekanan finansial. Penurunan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6% ini telah lama dinanti, mengingat tanda-tanda pelemahan ekonomi domestik yang semakin jelas terlihat.
Salah satunya adalah peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mencapai 42.863 orang sepanjang Januari hingga Juli 2024, meningkat 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan aktivitas di sektor manufaktur yang mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut, bersama dengan penurunan permintaan dan deflasi selama empat bulan, semakin menunjukkan bahwa ekonomi memerlukan kebijakan yang tanggap.
Suku bunga kredit yang masih tinggi membebani masyarakat, terutama dalam membayar cicilan, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.
Harapan Bunga Kredit Bank Turun
Dengan penurunan BI rate ini, ada harapan bahwa suku bunga kredit di bank akan ikut turun, sehingga beban cicilan masyarakat bisa berkurang. Saat ini, pasar uang antarbank menunjukkan penurunan suku bunga pinjaman, seperti JIBOR-1M yang turun dari 6,90% menjadi 6,65%, serta bunga IndONIA yang turun dari 6,49% menjadi 6,18%.
Penurunan ini diharapkan bisa berdampak pada suku bunga kredit bagi konsumen, meskipun dampaknya mungkin belum langsung terasa karena transmisi penurunan suku bunga biasanya membutuhkan waktu.
Menurut laporan terbaru BI, suku bunga kredit baru justru mengalami kenaikan 9 basis poin menjadi 9,09% pada Agustus 2024, di tengah stabilitas Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Kenaikan suku bunga kredit baru ini terutama terjadi pada bank BUMN dan bank swasta nasional, sedangkan di bank daerah (BPD) dan bank asing, suku bunga kredit mengalami penurunan.
Butuh Dukungan
BI juga mencatat bahwa ekspektasi penurunan suku bunga global dan domestik dapat memperkecil perbedaan antara suku bunga kredit baru dan suku bunga kredit keseluruhan. Pada Juli, SBDK tercatat stabil di 8,79%, sementara beberapa bank berhasil menjaga daya saing di pasar kredit meski menghadapi kenaikan biaya dana.
Secara keseluruhan, margin keuntungan bank tetap stabil, meski ada penurunan pada beberapa bank daerah dan asing. Penurunan BI rate ini diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi, meski Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengingatkan bahwa dukungan dari stimulus fiskal pemerintah juga dibutuhkan.
Pemerintah sendiri telah memperpanjang insentif PPN DTP 100% untuk pembelian rumah hingga Desember 2024, serta menambah alokasi KPR bersubsidi sebanyak 34.000 unit.
Data terbaru BI menunjukkan bahwa kredit perbankan tumbuh 10,9% secara tahunan pada Agustus, melambat dari pertumbuhan 11,7% pada Juli, dengan perlambatan ini terjadi baik pada nasabah korporasi maupun perorangan.
Kredit properti juga mengalami penurunan pertumbuhan dari 9% pada Juli menjadi 8% pada Agustus.