Bitcoin bertahan di USD114000 pada pekan ke-4 Agustus 2025.
Pasar kripto kembali menghebohkan jagat finansial global. Setelah mencapai rekor tertinggi di atas USD124.000 pada pertengahan Agustus 2025, harga Bitcoin terkoreksi cukup tajam. Kini publik menyorot satu pertanyaan besar: Bitcoin bertahan di USD114000—apakah ini hanya konsolidasi sehat atau justru sinyal penurunan lebih lanjut?
Artikel ini akan membahas fenomena tersebut secara mendalam: teknikal, fundamental, sejarah pergerakan harga, psikologi investor, serta pandangan para ahli.
1. Dari Puncak ke Koreksi: Perjalanan Singkat
Sejak awal 2025, Bitcoin sudah mencatat reli spektakuler, melampaui level USD100.000 dan kemudian terus menanjak. Faktor pendorong utamanya antara lain:
- Adopsi institusional melalui ETF Bitcoin spot.
- Pembelian masif oleh perusahaan publik seperti MicroStrategy dan Metaplanet.
- Ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed.
Namun, euforia itu tidak berlangsung mulus. Begitu mendekati USD124.000, muncul aksi ambil untung dan tekanan dari pemegang jangka pendek. Kini, Bitcoin bertahan di USD114000 menjadi narasi utama—karena level ini dianggap titik pertarungan antara bull dan bear.
2. Analisa Teknikal: Support & Resistance
Secara teknikal, pergerakan Bitcoin membentuk pola descending channel, yang biasanya menandakan konsolidasi.
- Support kuat: USD112.000–112.800.
- Resistance utama: USD114.500–115.500.
- Level krusial: breakout di atas USD116.000 → peluang retest USD124.600.
Edul Patel, CEO Mudrex, menyebut:
“Bitcoin berkonsolidasi di sekitar USD114.000 setelah gagal menembus resistensi USD115.000. Untuk reli berkelanjutan, breakout di atas USD116.000 sangat penting. Jika turun di bawah USD112.400, ada potensi retest USD110.000.”
Dengan kata lain, meskipun Bitcoin bertahan di USD114000, garis antara konsolidasi sehat dan koreksi lebih dalam sangat tipis.
3. Struktur Pasar: Masih Bullish?
Menurut David Lawant dari FalconX, struktur pasar Bitcoin tetap solid:
“Market structure masih sangat bullish. Setiap kali ada penurunan kecil, order beli langsung menyerap penjual. Ini menunjukkan permintaan kuat masih ada.”
Hal ini memberi keyakinan bahwa meski Bitcoin bertahan di USD114000, tekanan beli cepat muncul setiap kali harga turun sedikit.
4. Tekanan dari Pemegang Jangka Pendek
Sisi negatif datang dari investor jangka pendek (STH). Data CryptoQuant menunjukkan lebih dari 22.000 BTC dijual dalam kondisi rugi.
Analis Kripto Mevsimi menegaskan:
“Ini realisasi rugi terbesar sejak penurunan Januari. Jika pasar bisa menyerap dengan cepat, kemungkinan dasar baru terbentuk. Jika tidak, koreksi lebih dalam bisa terjadi.”
Itu berarti, meskipun Bitcoin bertahan di USD114000, masih ada risiko aksi jual lanjutan jika tekanan STH belum mereda.
5. Perspektif Makroekonomi
Harga Bitcoin sangat dipengaruhi faktor makro. Beberapa variabel utama saat ini:
- Suku bunga The Fed: FOMC minutes terbaru menegaskan fokus The Fed pada inflasi. Pemotongan bunga mungkin tertunda → tekanan bagi aset berisiko.
- Geopolitik: Ketidakpastian global membuat investor ragu mengambil risiko lebih.
- Regulasi kripto: Walaupun makin jelas di banyak negara, beberapa aturan baru bisa memengaruhi arus modal.
Dengan latar ini, wajar bila Bitcoin bertahan di USD114000 dianggap refleksi dari kehati-hatian pasar.
6. Psikologi Investor: Dari Euforia ke Ketakutan
Pasar kripto terkenal dengan siklus emosional: euforia → ketakutan → kapitulasi → optimisme baru.
Saat ini, menurut banyak analis, kita berada di fase ketakutan menuju kapitulasi. Banyak investor bertanya-tanya apakah sebaiknya menjual sekarang atau bertahan. Namun sejarah membuktikan, fase kapitulasi sering menjadi peluang akumulasi terbaik.
Jika benar Bitcoin bertahan di USD114000, ini bisa menjadi titik balik psikologis—dari rasa takut menuju optimisme baru.
7. Perbandingan Historis: Apa Kata Sejarah?
Mari bandingkan dengan siklus sebelumnya:
- 2017: Setelah menyentuh USD20.000, Bitcoin jatuh ke USD3.000 (turun 85%).
- 2020: Saat mencapai USD20.000 lagi, sempat terkoreksi ke USD16.000 sebelum akhirnya melejit ke USD64.000.
- 2021–2022: Dari puncak USD69.000, turun drastis ke USD16.000.
Jika pola berulang, wajar jika sekarang Bitcoin bertahan di USD114000 sebelum melanjutkan fase bullish berikutnya. Koreksi sementara bisa dianggap sehat untuk memperkuat struktur harga.
8. Peran Institusi
Institusi besar kini punya pengaruh signifikan. MicroStrategy dan Metaplanet tetap menambah kepemilikan BTC meski harga turun. ETF Bitcoin spot juga terus mencatat arus masuk.
Artinya, dukungan institusional memberi alas kuat—membantu Bitcoin bertahan di USD114000 sebagai titik akumulasi strategis.
9. Strategi untuk Investor
- Investor jangka panjang: Akumulasi bertahap di level USD112k–114k.
- Trader jangka pendek: Perhatikan breakout di atas USD116k untuk peluang entry.
- Investor institusional: Fokus pada diversifikasi portofolio dan lindung nilai inflasi.
Dengan pendekatan ini, siapa pun bisa memanfaatkan momen Bitcoin bertahan di USD114000 sebagai bagian strategi keuangan pribadi.
10. Kesimpulan: Apakah USD114000 Titik Aman?
Dari sisi teknikal, fundamental, hingga makro, Bitcoin bertahan di USD114000 menjadi titik krusial. Level ini bisa jadi fondasi baru menuju kenaikan berikutnya jika permintaan tetap kuat. Namun, risiko koreksi ke USD110k tetap terbuka jika support jebol.
Ringkasnya:
- Positif: Struktur pasar bullish, dukungan institusional, minat beli tinggi.
- Negatif: Tekanan STH, faktor makro, resistensi kuat di USD115k.
Akhirnya, semua mata kini tertuju pada satu hal: apakah Bitcoin bertahan di USD114000 benar-benar pijakan kokoh untuk reli berikutnya, atau hanya jeda sebelum turbulensi lebih dalam?