DuniaFintech.com – Beberapa perusahaan besar dunia yakni perusahaan teknologi IBM, produsen obat-obatan Merck serta jaringan ritel Walmart bekerja sama dengan KPMG, perusahaan pengembang Blockchain untuk distribusi obat-obatan. Pada Senin lalu perwakilan perusahaan-perusahaan nenyebut bahwa mereka sudah mencapai tolok ukur yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat, FDA.
Dalam laporan akhir mereka kepada FDA, sponsor proyek, para mitra menyebut bahwa Distributed Ledger Technology atau DLT merupakan jawaban untuk meningkatkan keamanan terhadap aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Keamanan Rantai Pasokan Obat-obatan Amerika Serikat (DSCSA). Hingga tahun 2024 nanti, pelacakan obat-obatan di Amerika diharapkan dapat menggunakan sistem baru yang lebih canggih.
Disebutkan pula, dengan menggunakan solusi yang diaktifkan lewat Blockchain, teknologi ini mungkin dapat mengatasi persyaratan dasar lacak dan jejak untuk DSCSA selain membangun kepercayaan antara mitra dagang.
Baca Juga:
- Whatsapp Berencana Tawarkan Fitur Pinjaman Online untuk Penggunanya
- Bisa Kirim Uang Hingga Ke 47 Negara Melalui Aplikasi Fintech Ini!
- Menjelang Halving Day, Harga Bitcoin Kembali Meroket
Pengujian Hipotesis
Percobaan dalam teknologi ini dimulai pada Juni 2019 lalu di atas Hyperledger Fabric. Pada saat itu, juru bicara Walmart mengatakan perusahaan berharap dapat membangun rantai pasokan yang lebih transparan bagi para pelanggannya.
“Rantai pasokan farmasi sangat rumit, mengingat jumlah entitas dan penyedia logistik serta distributor,” kata Tegan Keele, pemimpin Blockchain KPMG.
Semua pemain ini menggunakan sistem yang berbeda – seringkali, sistem ini gagal memenuhi persyaratan interoperabilitas DSCSA. Hipotesis konsorsium meyakini bahwa Blockchain dapat menjadi jembatan informasi mereka.
Hampir setahun setelah pengujian dimulai, konsorsium menemukan hipotesisnya benar. Para mitra mengatakan jaringan Blockchain yang diizinkan dapat membawa rantai pasokan yang sangat terfragmentasi ke dalam kepatuhan DSCSA.
Sistem ini dapat melacak pergerakan obat sekaligus juga membatasi aliran informasi pribadi dan yang paling penting dapat bekerja untuk lintas mitra yang tidak bisa berinteraksi satu sama lain secara langsung.
“Untuk mendorong adopsi Blockchain dalam industri, solusi komersial egaliter, inklusif, bersumber terbuka harus dipertimbangkan untuk membantu meluncurkan jaringan Blockchain yang dimaksudkan untuk pertukaran informasi transaksi produk farmasi di Amerika Serikat,” tulis kelompok itu dalam laporannya.
(DuniaFintech/Dita Safitri)