30.9 C
Jakarta
Sabtu, 7 Desember, 2024

Brian Armstrong, Insinyur Perangkat Lunak yang Jadi CEO Coinbase

duniafintech.com – Nama Coinbase mungkin tidak asing di kalangan para pengguna kripto aset. Pertukaran aset digital yang berbasis di San Fransisco, California ini menjadi broker bagi berbagai aset populer dunia termasuk Bitcoin, Bitcoin Cash, Ethereum Classic, Ethereum dan Litecoin dengan mata uang fiat. Melayani lebih dari 32 negara di dunia, adalah Brian Armstrong, sosok yang berada di belakang kesuksesannya.

Brian Armstrong lahir pada 25 Januari 1983, dan dibesarkan di San Jose, California. Saat di SMA, ia mulai belajar Java dan CSS karena minatnya dalam teknologi komputer. Karena kekeraskepalaannya, ia sering mendapat tatapan aneh dari teman-teman sekolahnya. Dia mendapatkan pekerjaan bayaran pertamanya ketika dia masih di SMA dan dia merancang situs web untuk bisnis skala kecil di daerah di San Jose. Waktu itu, Armstrong menggunakan garasi milik tetangganya sebagai tempat kerja.

Brian melanjutkan studinya di The Rice University, Houston, Texas, pada tahun 2001, di mana ia belajar Ilmu Komputer dan Ekonomi. Pada tahun 2001, ia lulus dengan dua gelar yakni Ekonomi dan Ilmu Komputer. Dia pergi untuk belajar di universitas yang sama untuk Program Magisternya, menyelesaikan dengan gelar Magister Ilmu Komputer pada tahun 2006. Setelah lulus perguruan tinggi, dia memutuskan untuk menghabiskan satu tahun di Buenos Aires, Argentina.

Baca juga: 

Karir Pra-Blockchain hingga Merintis Coinbase

Sebelum terjun berkarir di dunia Blockchain, Armstrong sempat menjadi tenaga magang di IBM. Di sanalah dia mendesain perangkat lunak berbasis Java untuk Network Attached Storage. Ia juga sempat berkarir di Deloitte dan Touche sebagai Konsultan Manajemen Risiko Perusahaan.

Brian ikut mendirikan UniversityTutor.com dengan John Nelson pada Juni 2003, ketika ia masih berstatus junior. Situs web ini membantu para tutor membuat perusahaan les dan menawarkan layanan mereka kepada sejumlah klien-klien yang potensial.

Brian berkenalan dengan Bitcoin pada Natal tahun 2010 dan menjadi tertarik, tetapi ia menyadari bahwa tidak banyak startup Bitcoin saat itu. Tetapi dia melihat ini sebagai peluang dan mulai memikirkan cara untuk mengambil keuntungan dari pasar yang berpotensi besar ini, menjadi peserta yang rajin dalam pengembangan perusahaan pemula. Inilah yang kemudian menjadi ide awal kelahiran Coinbase.

Brian, bersama dengan Fred Ehrsam, menciptakan layanan pertukaran terkenal, Coinbase, pada Juni 2012. Duo ini membayangkan Coinbase menjadi pasar Bitcoin di mana orang akan dapat membeli mata uang kripto.

Sepak Terjang Coinbase

Coinbase telah memiliki sejumlah investor terkemuka dan pemodal ventura selama bertahun-tahun. Karena ini, Brian dan Fred telah dengan cepat memperluas jangkauan operasional Coinbase dalam waktu singkat. Pada 2013, Brian dan Coinbase berhasil mendapatkan investasi $ 5 juta dari Union Square Ventures (USV). Pada Desember 2013, USV bekerja sama dengan Ribbit Capital dan Andreessen Horowitz menginvestasikan total $ 25 juta pada Coinbase. 

Pada Januari 2015, Coinbase menjadi pertukaran Bitcoin pertama yang menjadi penerima investasi langsung dari lembaga keuangan utama. New York Stock Exchange, bersama dengan beberapa bank dan Draper Fisher Jurvetson, menginvestasikan $ 75 juta ke dalam perusahaan. 

Pada 2016, 4,7 juta orang memiliki akun di Coinbase. Pada 2017, jumlahnya naik menjadi 13,3 juta dan kenaikan meteorik ini disebabkan oleh hasrat Brian terhadap mata uang alternatif. Amrstrong memiliki misi untuk membangun Coinbase menjadi perusahaan Blockchain pertama yang mencapai status Unicorn.

-Dita Safitri-

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU