28.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

BTPN Bertransformasi, Lahirnya Era Baru PT Bank SMBC Indonesia

JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) beberapa waktu lalu, yang menyetujui perubahan nama perusahaan menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari transformasi untuk menanggapi dinamika pasar dan perkembangan portofolio perusahaan.

“Kami berharap transformasi ini dapat memperkuat posisi Bank BTPN di pasar domestik dan memperluas jangkauan layanan keuangan kami yang inovatif dan komprehensif di berbagai lini bisnis,” ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Penjelasan Perubahan Nama Bank SMBC

Henoch juga menjelaskan bahwa perubahan nama ini mencerminkan sinergi yang lebih erat antara Bank BTPN dan induk usahanya. Sebelumnya, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. telah bergabung dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada tahun 2019.

Langkah ini juga memperkuat identitas Bank BTPN sebagai bank universal yang menawarkan layanan terbaik bagi nasabahnya. Meski berubah nama, Bank BTPN dan para pemegang saham tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada perekonomian Indonesia melalui berbagai inisiatif, termasuk pengembangan potensi bisnis, mempertahankan pembiayaan untuk sektor UMKM dan ekonomi berkelanjutan, serta meningkatkan kapabilitas digital melalui platform Jenius dan program Daya yang mendukung pengembangan nasabah dan masyarakat.

Ke depan, Bank BTPN optimis melanjutkan pencapaian ini dengan memastikan bahwa produk dan layanan bank tidak akan berubah meski nama baru diterapkan. Selain itu, RUPSLB juga menyetujui pengangkatan Marita Alisjahbana sebagai Komisaris Independen Bank BTPN untuk memperkuat pengawasan di bidang manajemen risiko dan tata kelola perusahaan.

Pengangkatan Komisaris

Marita adalah ahli manajemen risiko dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di perbankan, sebelumnya menjabat sebagai Direktur Risiko di Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority.

“Pengangkatan Marita sejalan dengan komitmen Bank BTPN untuk selalu memenuhi standar yang berlaku serta ekspektasi pemangku kepentingan dan nasabah,” ujar Henoch.

Terkait kinerja keuangan, hingga Juni 2024, Bank BTPN mencatatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp16,33 triliun, termasuk pinjaman hijau dan pinjaman untuk UMKM. Penyaluran kredit Jenius meningkat 134% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp3,1 triliun, dan dana pihak ketiga yang dikelola tumbuh 10% YoY menjadi Rp27,2 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit mendorong peningkatan aset Bank BTPN sebesar 22% YoY menjadi Rp235,8 triliun, dengan penyaluran kredit yang naik 19% YoY menjadi Rp176,2 triliun, dan pendapatan bunga bersih tumbuh 17% menjadi hampir Rp7 triliun. Namun, laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp1,2 triliun pada akhir Juni 2024, turun 15% YoY. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan biaya kredit sebesar 46% YoY atau sekitar Rp540 miliar, terutama setelah akuisisi OTO Group.

“Penurunan laba bersih juga disebabkan oleh kenaikan 26% YoY pada biaya operasional menjadi Rp4,6 triliun, sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan berbagai inisiatif yang sedang dijalankan,” tambah Henoch.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU