JAKARTA, duniafintech.com – PT Bukalapak.com Tbk baru-baru ini kembali menjadi sorotan. Hal itu setelah perusahaan dengan kode emiten BUKA itu diketahui salah menyajikan laporan keuangan kuartal III tahun 2021 yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi BEI pada November 2021.
Adapun pada laporan keuangan itu tertulis bahwa nilai akuisisi PT Belajar Tumbuh Berbagi sebesar 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp14,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.341 per dolar AS).
Akan tetapi, nilai akuisisi ini ternyata salah catat sebab semestinya 1 juta dolar AS atau sekitar Rp14,36 miliar. Menanggapi hal itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa sudah meminta penjelasan kepada manajemen perusahaan tersebut.
“Bursa sudah menyampaikan permintaan penjelasan mengenai hal ini,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/3/2022).
Diterangkannya juga, pihaknya lantas meminta BUKA untuk melakukan revisi terhadap laporan keuangan dimaksud. Kekeliruan ini, imbuhnya, dapat dilihat di laman keterbukaan informasi BEI, terkait dengan rencana investasi BUKA di PT Belajar Tumbuh Berbagi (BTB).
Diketahui, hal tersebut tertuang lewat surat No. 354/BL/CORSEC/SURAT/III/2022 tanggal 23 Maret 2022 perihal Keterbukaan Informasi Sehubungan dengan Informasi Material Lainnya. Melalui keterbukaan informasi ini, sudah diklarifikasi oleh pihak BUKA bahwa nilai pembelian 100 persen saham BTB sebesar 1 juta dollar AS, bukan USD1 miliar.
“Telah diklarifikasi oleh pihak BUKA bahwa nilai pembelian 100 persen saham BTB sebesar 1 juta dollar AS, dan bukan USD 1 miliar. Bursa akan meminta BUKA melakukan revisi atas laporan keuangan dimaksud, apabila diperlukan, dan melakukan penelaahan atas informasi yang disampaikan BUKA terkait dengan transaksi pembelian saham tersebut, serta melakukan tindak lanjut lainnya,” tuturnya.
Ia pun merincikan bahwa dalam laporan keuangan interim BUKA per 30 September 2021, pada Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) No. 39 tentang Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan bahwa nilai pembelian 100 persen saham BTB, yakni 1 miliar dollar AS.
Penandatanganan perjanjian jual beli saham BTB ini dilakukan pada tanggal setelah periode pelaporan, yakni pada tanggal 4 November 2021 sehingga kesalahan pencatatan itu tidak berdampak terhadap angka yang disajikan dalam laporan keuangan Bukalapak.
“Dengan demikian, tidak berdampak terhadap angka-angka yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas BUKA per 30 September 2021, termasuk terhadap bottom line dari BUKA untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut,” jelasnya.
Klarifikasi Bukalapak
Adapun Head of Media & Communications Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal, memberikan klarifikasi terkait kesalahan dalam pencatatan saham itu. Pihaknya pun mengakui adanya kesalahan dalam laporan tersebut.
Saat ini, sambungnya, pihak Bukalapak pun telah mengirimkan keterbukaan informasi kepada pihak BEI sebagai bentuk klarifikasi atas hal tersebut.
“Sehubungan hal tersebut, kami mengklarifikasi bahwa transaksi jual beli saham antara PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK) yang terjadi pada 4 November 2021 terkait dengan pembelian 100 persen saham-saham PT Belajar Tumbuh Berbagi, sebanyak 11.340 saham adalah senilai 1 juta dollar AS, dan bukan 1 miliar dollar AS,” katanya.
Diterangkannya pula, informasi nilai jual beli saham itu tercantum pada Addendum Atas Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang ditandatangani oleh KKI dan BUKA pada tanggal 11 Januari 2022.
Sementara itu, tujuan dari transaksi ini, yaitu untuk menghadirkan platform belajar pengembangan bisnis bagi seluruh pelaku UMKM di Indonesia di ekosistem Bukalapak.
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada