30.7 C
Jakarta
Minggu, 5 Mei, 2024

Sukses IPO, Dirut Bukalapak Malah Mengundurkan Diri, Kenapa?

JAKARTA, duniafintech.com – Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Rachmat Kaimuddin resmi mengundurkan diri dari perusahaan yang membesarkan namanya. Surat pengunduran diri resmi diterima perseroan pada Selasa, 28 Desember 2021 dan akan berlaku efektif sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan oleh perseroan, dia memutuskan mundur dengan alasan akan bergabung bersama pemerintah dan bekerja pada institusi negara. Kendati demikian, tidak disebutkan jabatan apa yang bakal diterima Rachmat saat menjadi abdi negara.

Vice President of Corporate Secretary Bukalapak Perdana Arning Saputro menuturkan, posisi direktur nantinya akan dijabat oleh Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim.

Namun, untuk sementara waktu, Rachmat masih akan menduduki jabatan direktur utama sampai proses transisi kepemimpinan di internal perusahaan terpaksa dengan baik.

“Segenap dewan komisaris dan manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat selama dua tahun ini,” tulis keterangan resmi Bukalapak, Rabu (29/12).

Selama bekerja di Bukalapak, Rachmat mencatatkan prestasi yang cukup gemilang. Salah satunya dengan membawa perusahaan tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal itu menjadikan Bukalapak sebagai perusahaan teknologi pertama yang melepas sahamnya kepada publik. Tak hanya itu, dalam laporan keuangan pada kuartal III tahun 2021, perseroan juga mencatatakan kinerja yang gemilang.

Tercatat, total processing value (TPV) atau total transaksi yang benar-benar terjadi pada kuartal III-2021 tumbuh 45%. Capaian ini tumbuh signifikan usai marketplace ini melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) beberapa waktu yang lalu.

Secara keseluruhan, dalam sembilan bulan kinerja perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Dalam keterbukaan informasi BEI, nilai yang didapatkan dari pertumbuhan transaksi di kuartal III yakni mencapai Rp31,2 triliun. Sedangkan dalam periode Januari hingga Septembern2021, tercatat nilai transaksinya sebesar Rp87,9 triliun.

“Pertumbuhan TPV didukung oleh peningkatan jumlah transaksi sebesar 25% dan kenaikan sebesar 21% pada average transaction value (ATV) sepanjang sembilan bulan pertama di 2020 sampai dengan sembilan bulan pertama 2021,” tulis keterangan yang sama.

Adapun, sebanyak 73% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, yang mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

Peningkatan transaksi ditopang oleh mitra Bukalapak yang merupakan mesin utama penggerak bisnis perseroan. TPV mitra pada kuartal III dan sembilan bulan pertama masing-masing bertambah 129% menjadi Rp 16 triliun dan 179% menjadi Rp 40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Kontribusi Mitra terhadap TPV Perseroan meningkat dari 33% pada kuartal III-2020 menjadi 51% pada kuartal III-2021.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE