31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Ratusan Cabang Bank Mandiri akan Ditutup, Bagaimana Nasib Nasabah?

JAKARTA, duniafintech.com – Ratusan cabang dari PT Bank Mandiri (Persero) atau Bank Mandiri akan ditutup pada tahun depan atau tahun 2022 mendatang. Penutupan ini terjadi setelah adanya rencana Bank Mandiri untuk mengonversi kantor cabang mereka menjadi kantor digital mulai tahun 2022. Lantas, bagaimana nasib para nasabah bank pelat merah ini?

Adapun rencana Bank Mandiri sendiri adalah meningkatkan jumlah kantor cabang digital atau kantor cabang yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan perbankan kepada nasabah. Diketahui, keputusan ini sejalan dengan kian pesatnya peralihan transaksi perbankan nasabah Bank Mandiri menuju layanan perbankan berbasis digital.

Menurut Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha, lewat kantor cabang digital, Bank Mandiri berusaha meminimalkan layanan kantor cabang yang bersifat konvensional dan memaksimalkan layanan digital sehingga dapat diakses secara mandiri oleh nasabah.

“Termasuk nanti kami mungkin akan mempersiapkan digital box tempat nasabah bisa melakukan transaksinya,” katanya, dilangsir dari Kompas.com, Senin (20/12).

Bank dengan kode emiten BMRI ini juga berencana untuk menguatkan konversi kantor cabang konvensional menjadi kantor cabang digital pada tahun depan. Rudi pun menyatakan bahwa akan ada ratusan kantor cabang konvensioal yang kelak diubah menjadi kantor cabang digital pada tahun 2022.

Di sisi lain, langkah konversi ini bakal disesuaikan dengan anggaran perseroan yang dimiliki. Lalu, bank dengan aset terbesar ini pun mempertimbangkan kecepatan adaptasi teknologi di setiap daerah.

“Ke depannya, akan nambah berapa (cabang digital)? Ratusan. Saya enggak mention angkanya berapa cabang-cabang yang dikonversi,” jelasnya.

Hingga Desember tahun ini, Bank Mandiri diketahui sudah memiliki 3 kantor cabang bernuansa semi digital atau hybrid dan full digital. Layanan kantor cabang hybrid digital sendiri telah diterapkan di Plaza Mandiri, Jakarta.

Sementara itu, untuk kantor cabang full digital Bank Mandiri sendiri telah tersedia di Mall Central Park dan Kota Kasablanka.

“Ke depannya, kami akan kurangi layanan cabang tradisional dan menambah layanan tang bisa langsung self service,” paparnya.

Belum kembangkan bank digital

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kini juga menjadi satu-satunya bank anggota the big four yang sejauh ini belum menunjukan ketertarikannya untuk mengembangkan layanan digital. Bank dengan kode emiten BMRI ini diketahui lebih memilih memaksimalkan layanan digital perbankan perseroan, yakni Livin’ untuk segmen ritel dan Kopra untuk segmen wholesale.

Keputusan ini diambil oleh Bank Mandiri dengan melihat segmen utama kredit perseroan, yakni segmen wholesale. Dengan berfokusnya Bank Mandiri pada segmen wholesale, pemanfaatan layanan digital perseroan dianggap menjadi lebih tepat daripada mengembangkan bank digital baru.

“Karena Bank Mandiri adalah bank wholesale, kami punya kekuatan di wholesale, punya jaringan besar, punya turunan value chain-nya, kami masuk ke situ. Thats why existing ekosistemnya Bank Mandiri ke situ,” kata Rudi, Kamis (16/12) lalu.

Masih menurut Rudi, ekosistem bank yang kuat menjadi modal yang penting bagi operasional suatu bank digital.

“Kalau enggak punya ekosistem, berat,” sebutnya.

Kendati masih belum mengembangkan bank digital, ia pun memastikan bahwa sumber daya manusia (SDM) dari bank dengan aset terbesar itu punya kecakapan dalam hal layanan digital perbankan sehingga sanggup beradaptasi dan bersaing dengan bank yang juga biasa disebbut neobank itu.

“Jadi, secara ekosistem, kami punya.  Enggak perlu ikutin yang lain,” tandasnya.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU