31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Hong Kong Jajaki CBDC sebagai Bagian Strategi Fintech

Selama musim panas tahun 2022 mendatang, sebuah studi baru dari regulator Hong Kong diharapkan mampu menyajikan pemikiran dan temuan awal tentang mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC). Pada Senin lalu, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) merilis buku putih resmi yang mengeksplorasi potensi mata uang digital bank sentral (CBDC) yang berfokus pada ritel, dolar Hong Kong digital (e-HKD).

Merujuk kepada dokumen itu, HKMA diketahui bakal berusaha untuk memahami “arsitektur potensial dan opsi desain” dari perspektif kebijakan teknis dan peraturan, dengan ambisi menciptakan sistem tingkat ganda.

Pertama, dirancang untuk “bank sentral untuk menerbitkan dan tebus CBDC” dan kedua, adalah ritel-sentris untuk “bank komersial untuk mendistribusikan dan mengedarkan uang elektronik yang didukung rCBDC (the retail central bank digital currency) atau CBDC”.

Adapun Hong Kong diketahui memulai penyelidikannya terhadap CBDC pada 2017 lalu dengan Project LionRock. Pada awal 2020, mereka memulai kolaborasi tujuh bulan dengan Bank of Thailand dalam rangka mencari prospek “potensi CBDC grosir untuk pembayaran lintas batas”.

Lantas, pada Februari 2021l, setelah diperkenalkannya Bank Sentral Uni Emirat Arab dan Institut Mata Uang Digital Bank Rakyat China, inisiatif itu pun segera berkembang menjadi Multiple CBDC Bridge (m-CDBC).

Diketahui, m-CDBC ini akan bertujuan untuk menggunakan teknologi buku besar terdistribusi guna memberikan model bukti konsep untuk jaringan pembayaran terpadu. Pada Juni tahun ini, HKMA telah mengumumkan sebuah inisiatif teknologi keuangan yang berfokus pada lima bidang inovasi, yakni Fintech 2025, termasuk menawarkan dukungan kepada bank sentral dalam penerapan CBDC, mengembangkan tenaga kerja terampil, serta inisiatif yang diperkenalkan hari ini.

“Buku Putih menandai langkah pertama dari eksplorasi teknis kami untuk e-HKD. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini, bersama dengan pengalaman yang kami peroleh dari proyek CBDC lainnya, akan membantu menginformasikan pertimbangan dan pertimbangan lebih lanjut tentang desain teknis e-HKD,” kata Kepala eksekutif HKMA, Eddie Yue, seperti dikutip dari cointelegraph.com.

“Kami juga berharap dapat menerima umpan balik dan saran dari akademisi dan industri untuk memperkaya perspektif kami,” imbuhnya.

Di sisi lain, kendati mengeluarkan larangan menyeluruh terhadap semua kegiatan terkait crypto di samping Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok secara konsisten juga ambisius dalam mengejar CBDC dan menjadikannya sebagai pemimpin terkemuka di pasar global yang tengah berkembang saat ini.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU