JAKARTA – Setelah penangkapan mengejutkan CEO Telegram Pavel Durov di Bandara Le Bourget, Prancis, pada Sabtu malam, pihak berwenang akhirnya mengumumkan dakwaan resmi terhadapnya.
Durov, yang dikenal sebagai pendiri aplikasi pesan populer Telegram, didakwa dengan tuduhan penyerangan terhadap seorang petugas polisi selama proses penangkapan. Insiden ini diduga terjadi ketika Durov menolak untuk bekerja sama dengan petugas yang berusaha menahannya.
CEO Telegram dituduh Atas Penghindaran Pajak
⚖️ Telegram abides by EU laws, including the Digital Services Act — its moderation is within industry standards and constantly improving.
✈️ Telegram’s CEO Pavel Durov has nothing to hide and travels frequently in Europe.
😵💫 It is absurd to claim that a platform or its owner…
— Telegram Messenger (@telegram) August 25, 2024
Selain itu, Durov juga menghadapi dakwaan penghindaran pajak yang cukup serius. Investigasi mengungkapkan dugaan adanya skema penggelapan pajak yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Durov.
Pihak berwenang Prancis menyatakan bahwa mereka memiliki bukti kuat untuk mendukung dakwaan ini. Durov saat ini ditahan sambil menunggu proses persidangan lebih lanjut.
Penangkapan dan dakwaan terhadap Durov telah menimbulkan kehebohan di dunia teknologi dan bisnis. Banyak yang bertanya-tanya tentang dampaknya terhadap masa depan Telegram dan kepemimpinan Durov di perusahaan tersebut.
Telegram sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait situasi ini. Namun, para pengguna dan investor Telegram tentu mengamati perkembangan kasus ini dengan seksama.
Catatan: Informasi ini berdasarkan laporan terbaru dari sumber-sumber berita terpercaya. Perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini akan terus dipantau dan dilaporkan.