JAKARTA, duniafintech.com – Iran-Israel menjadi topik hangat yang marak diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir. Ketegangan geopolitik antara Iran-Israel makin memanas, sehingga memicu sejumlah kekhawatiran. Bahkan banyak pihak menyebut bahwa ada sejumlah dampak perang Iran-Israel terhadap perekonomian Indonesia.
Banyak pihak menyebut dan memprediksikan bahwa serangan Iran ke Israel memiliki lima dampak yang serius ke ekonomi Indonesia.
5 Dampak Perang Iran-Israel Terhadap Perekonomian Indonesia?
Dampak yang pertama, dapat memicu lonjakan harga minyak mentah ke USD85,6 per barel atau meningkat 4,4 persen secara tahunan (yoy). Seperti diketahui bahwa Iran adalah negara penghasil minyak ke tujuh terbesar di dunia. Sehingga produksi dan distribusi minyak Iran bisa terpengaruh.
Seperti diketahui bahwa terganggunya produksi dan distribusi bisa mengakibatkan harga minyak yang melonjak, berimbas ke pelebaran subsidi energi hingga pelemahan nilai mata uang atau kurs Rupiah ke level yang lebih dalam. Selain itu, juga akan berdampak pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dalam memperlebar alokasi anggaran untuk belanja subsidi energi.
Kemungkinan dampak yang kedua yaitu keluarnya aliran investasi asing dari emerging market atau negara berkembang, karena meningkatnya risiko geopolitik. Hal itu menyebabkan investor akan mencari aset yang aman.
Dampak ketiga dari perang Iran-Israel, yaitu kemungkinan kinerja ekspor Indonesia ke Timur Tengah, Afrika dan Eropa akan terganggu. Hal Ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan melambat di kisaran 4,6-4,8 persen tahun ini.
Keempat, efek perang Iran-Israel sanggup menimbulkan dorongan inflasi karena naiknya harga energi sehingga membuat tekanan daya beli masyarakat bisa semakin besar. Ada kemungkinan juga rantai pasok global yang terganggu perang membuat produsen harus cari bahan baku dari tempat lain, tentu biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen.
Kelima, kebijakan suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama atau higher for longer, bahkan banyak yang memprediksi bahwa ada risiko suku bunga naik.
Sehingga wajib dipertimbangkan dengan matang bagi masyarakat yang ingin membeli kendaraan bermotor hingga rumah lewat skema kredit siap-siap bunganya akan lebih mahal.
Disisi lain, pemerintah diharapkan segera menyusun langkah mitigasi bagi APBN untuk menjadi shock absorber dari dampak perang Iran dan Israel. Seperti dibutuhkannya perubahan guna menambah alokasi berbagai kebutuhan belanja termasuk belanja perlindungan sosial.
Lebih lanjut juga diperlukan adanya tambahan kebutuhan belanja untuk mempercepat pengurangan konsumsi BBM dan listrik dari komoditas fosil ke energi terbarukan. Diharapkan juga APBN harus bergerak cepat.
Baca juga:Â 7 Dampak Ekonomi Digital terhadap Perekonomian Indonesia
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com