27 C
Jakarta
Kamis, 12 Desember, 2024

Waduh! Dana Asing Kabur Rp 47 Triliun dari Indonesia, Kenapa Sih?

JAKARTA, 11 Desember 2024 – Aliran dana asing tercatat terus keluar dari pasar keuangan domestik selama sembilan pekan berturut-turut. Tren ini berlangsung bersamaan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir.

Data dari Bank Indonesia (BI) untuk periode 2-5 Desember 2024 menunjukkan investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp5,13 triliun. Rinciannya adalah beli neto Rp1,24 triliun di pasar saham, jual neto Rp1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan jual neto Rp5 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Net foreign sell ini telah terjadi sejak pekan kedua Oktober 2024, dengan total jual neto mencapai sekitar Rp47 triliun selama hampir dua bulan terakhir.

Namun, secara keseluruhan pada tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 5 Desember, investor asing masih mencatatkan beli neto Rp22,13 triliun di pasar saham, Rp32,33 triliun di pasar SBN, dan Rp175,89 triliun di SRBI.

Kepemilikan Dana Asing di SBN Terus Menurun

Tren keluarnya dana asing terlihat dari penurunan kepemilikan asing di SBN. Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan asing di SBN turun dari 14,83% menjadi 14,55% per 5 Desember 2024.

Salah satu penyebabnya adalah pelemahan signifikan rupiah terhadap dolar AS yang terjadi sejak Oktober dan terus berlanjut pada November serta Desember.

Risiko dan Preferensi Investor Global

Ekonom Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal, mengungkapkan bahwa risiko nilai tukar menjadi salah satu pertimbangan investor asing. Selain itu, tren negara-negara seperti AS dan China yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi untuk menarik aliran modal menjadi faktor lain.

Data Refinitiv mencatat rupiah mengalami depresiasi bulanan sebesar 3,67% pada Oktober, 0,96% pada November, dan 0,03% hingga awal Desember 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo juga menyoroti fenomena ini dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI). Menurutnya, aliran modal asing kembali ke AS didorong oleh penguatan dolar AS dan tingginya suku bunga di negara tersebut.

“Invest in America. Itu yang menjadi preferensi investor global, sehingga modal keluar dari Emerging Markets menuju AS,” jelas Perry pada PTBI, beberapa waktu lalu.

Momentum Positif bagi Rupiah

Meski begitu, secara historis indeks dolar AS (DXY) cenderung melemah pada bulan Desember. Perry optimistis bahwa situasi ini dapat menjadi peluang bagi rupiah untuk kembali menguat, yang berpotensi menarik aliran dana asing ke pasar keuangan domestik.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU