28.4 C
Jakarta
Jumat, 10 Mei, 2024

Apa Itu DEX (Decentralized Exchange) dan Perbedaannya dengan CEX

JAKARTA, duniafintech.com – DEX (Decentralized Exchange) atau Pertukaran Terdesentralisasi adalah inovasi yang terjadi pada dunia aset kripto.

Seperti diketahui, perkembangan teknologi telah mengubah cara perdagangan aset kripto sehingga tidak lagi tergantung pada perantara atau pihak ketiga.

Dalam Decentralized Exchange, setiap transaksi terjadi secara langsung antara pengguna tanpa melibatkan pihak ketiga. Decentralized Exchange juga menyediakan transaksi yang transparan dan terdesentralisasi. Oleh karena itu, Decentralized Exchange merupakan contoh nyata dari prinsip aset kripto yang menekankan desentralisasi melalui pertukaran langsung antar pengguna.

Apa Itu DEX (Decentralized Exchange)?

Pertukaran Terdesentralisasi (DEX), juga dikenal sebagai Decentralized Exchange, adalah platform pertukaran khusus yang beroperasi untuk transaksi mata uang kripto dan aset digital secara peer-to-peer. Dalam kontras dengan Pertukaran Terpusat (CEX), DEX tidak bergantung pada pihak ketiga atau perantara yang dapat dipercaya untuk memfasilitasi pertukaran aset kripto.

Prinsip utama di dunia kripto adalah disintermediasi keuangan, yang bertujuan meningkatkan kebebasan ekonomi individu secara global, tanpa memandang latar belakang mereka. DEX memainkan peran kunci dalam Decentralized Finance (DeFi). Tanpa likuiditas berkualitas tinggi dari Decentralized Exchange, pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh DeFi tidak akan terwujud.

Baca juga: INDODAX Resmi Bergabung dalam Digital Asset Exchange Alliance, Kolaborasi Perdana untuk Kemajuan Kripto di Asia Tenggara

Awalnya, Decentralized Exchange mendapat popularitas di jaringan Ethereum, tetapi sejak itu telah bermigrasi ke berbagai blockchain yang mendukung kontrak pintar. Dalam ekosistem blockchain, DEX memegang peran vital sebagai Decentralized Applications (dAPP) atau Aplikasi Terdesentralisasi pertama yang biasanya diakses oleh pengguna saat memasuki suatu blockchain baru.

Decentralized Exchange memberikan cara bagi pengguna untuk menukarkan aset kripto, memungkinkan mereka masuk dan keluar dari posisi mereka. Selain memfasilitasi pertukaran antara berbagai aset kripto, banyak Decentralized Exchange juga menyediakan cara untuk memperoleh aset kripto tanpa melakukan perdagangan aktif.

Hingga Agustus 2023, terdapat 891 Decentralized Exchange yang beroperasi di berbagai jaringan blockchain. Uniswap menonjol sebagai Decentralized Exchange terbesar dengan Total Value Locked (TVL) mencapai 3.6 miliar dolar AS, diikuti oleh Curve DEX, Pancakeswap, Balancer, SUN, dan beberapa Decentralized Exchangelainnya.

Decentralized Exchange juga menawarkan beragam aktivitas di platformnya, memungkinkan pengguna memaksimalkan penggunaan dana mereka. Misalnya, pengguna dapat melakukan perdagangan aset kripto, memperoleh bunga dari staking kripto, memberikan pinjaman dana, menjadi penyedia likuiditas, berspekulasi harga menggunakan derivatif, dan lain sebagainya.

Cara Kerja DEX

Pengguna Decentralized Exchange perlu memahami dengan mendalam karena pengalaman menggunakan platform ini cenderung lebih kompleks daripada Centralized Exchange (CEX), yang dioperasikan oleh entitas pusat.

Saat ini, terdapat beberapa desain Decentralized Exchange yang populer, namun ada dua jenis yang paling banyak digunakan oleh pengguna kripto: Decentralized Exchange dengan mekanisme order book dan Automated Market Maker (AMM).

Agregator DEX juga sering digunakan oleh pengguna kripto. Aggregator Decentralized Exchange berfungsi mencari harga optimal dengan membandingkan harga dari berbagai DEX. Selain itu, Aggregator Decentralized Exchange juga mempertimbangkan biaya gas yang dikenakan dalam perbandingannya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara kerja DEX:

1. Order Book

Sistem order book adalah mekanisme yang mengumpulkan catatan pesanan beli dan jual secara real-time dalam pasar. Decentralized Exchange yang menggunakan sistem order book fully on-chain umumnya kurang populer karena memiliki beberapa kendala, seperti kebutuhan akan throughput yang tinggi dan biaya yang relatif tinggi.

Namun, dengan berkembangnya solusi skalabilitas seperti layer 2 menggunakan teknologi optimistic rollups dan ZK rollups, Decentralized Exchange dengan on-chain order book mulai menarik minat pengguna kripto.

Jenis sistem yang lebih diminati adalah hybrid order book. Pada sistem ini, DEX mencocokkan pesanan secara off-chain, sementara penyelesaian tetap dilakukan di atas blockchain (on-chain). Contoh DEX yang menggunakan mekanisme order book termasuk 0x, dYdX, Loopring DEX, dan Serum.

2. Automated Market Makers (AMM)

AMM merupakan mekanisme DEX yang paling umum digunakan karena memungkinkan pengguna mengakses likuiditas secara langsung dan berperan sebagai penyedia likuiditas (LP). LP menjadi komponen penting dalam mekanisme AMM karena menyediakan aset kripto untuk diperdagangkan.

AMM dirancang untuk mengatasi tantangan likuiditas dan menggunakan blockchain oracles untuk menentukan harga aset yang diperdagangkan.

Pengguna dapat langsung membeli atau menjual aset kripto melalui liquidity pool, sementara penyedia likuiditas (yang menyumbangkan aset ke dalam liquidity pool AMM) dapat menerima pendapatan pasif melalui biaya perdagangan.

Beberapa contoh DEX dengan mekanisme AMM termasuk Uniswap, Balancer, Aave, Curve, dan lain-lain.

Perbedaan DEX dan CEX

Pada dasarnya, Centralized Exchange (CEX) adalah platform pertukaran aset kripto yang dioperasikan oleh entitas pusat. Untuk melakukan jual beli aset kripto, pengguna perlu menyetorkan aset mereka ke dalam akun pertukaran. CEX mengelola transaksi dan menyelesaikan perdagangan melalui sistem internalnya. Beberapa contoh CEX yang dikenal termasuk Coinbase, Binance, OKX, Gemini, dan lain-lain.

Perbedaan utama antara Decentralized Exchange (DEX) dan CEX terletak pada cara operasional dan strukturnya. DEX merupakan platform pertukaran terdesentralisasi yang memfasilitasi perdagangan langsung antara pengguna melalui teknologi blockchain dan kontrak pintar (smart contract), memberikan pengguna kendali penuh atas aset mereka dan tingkat transparansi yang tinggi.

Sebaliknya, CEX dijalankan oleh entitas pusat, mengharuskan pengguna menyerahkan kendali atas aset kepada pertukaran, dan tingkat transparansinya mungkin lebih rendah tergantung pada kebijakan pertukaran tersebut.

Walaupun DEX menawarkan keuntungan dalam privasi dan keterlibatan yang lebih rendah dalam regulasi, CEX dapat memproses transaksi dengan lebih cepat dan lebih mudah digunakan. Pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi pengguna terhadap kendali aset, tingkat transparansi, kecepatan, dan tingkat kepatuhan terhadap regulasi.

Kelebihan dan Kekurangan Decentralized Exchange

Memahami kelebihan dan kekurangan Decentralized Exchange (DEX) sangat krusial bagi pengguna kripto dan investor. Dengan mengetahui keunggulan DEX, seperti memiliki kendali penuh atas aset dan transparansi transaksi, dapat membantu pengguna menjaga keamanan aset kripto mereka tanpa harus mengandalkan pihak ketiga. Berikut adalah beberapa aspek kelebihan dan kekurangan DEX yang perlu dipahami:

1. Kelebihan

  • Kendali Penuh atas Aset

Salah satu keunggulan utama DEX adalah bahwa pengguna memiliki kendali penuh atas aset mereka. Dengan tidak perlu menyetor dana ke dalam akun pertukaran, keamanan ditingkatkan dengan menghindari risiko peretasan pertukaran atau penutupan akun yang tak terduga.

Baca juga: Indodax, Exchange Pertama di Indonesia yang Melakukan Proof of Reserve sebagai Pembuktian Indodax Aman

DEX

  • Transparansi dan Keterbukaan

Setiap transaksi dalam DEX dicatat dalam buku besar terdesentralisasi yang dapat diakses oleh siapa pun. Ini meningkatkan transparansi dan keterbukaan, mengurangi risiko manipulasi data atau informasi palsu.

  • Privasi dan Kenyamanan

DEX tidak menuntut pengguna untuk mengungkapkan informasi pribadi seperti KYC (Know Your Customer). Hal ini menjaga privasi pengguna sambil memungkinkan mereka berpartisipasi dalam pertukaran aset kripto tanpa khawatir akan pelanggaran privasi.

  • Akses Global

DEX tidak terikat oleh batasan geografis atau regulasi khusus, memungkinkan siapa pun di seluruh dunia mengakses dan berdagang di platform ini.

2. Kekurangan

  • Likuiditas Rendah

Beberapa DEX mungkin menghadapi tantangan likuiditas yang lebih rendah, terutama pada pasangan aset yang kurang populer, yang dapat menyebabkan slippage (perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga sebenarnya) pada perdagangan besar.

  • Risiko Smart Contracts

Meskipun blockchain dianggap aman, kualitas kode dalam smart contract tergantung pada keahlian tim pengembang. Risiko bug, peretasan, kerentanan, dan eksploitasi smart contracts bisa mengancam pengguna DEX. Developer dapat mengurangi risiko ini melalui audit keamanan dan pemeriksaan kode yang cermat.

  • Pengalaman Pengguna yang Kompleks

Penggunaan DEX bisa lebih kompleks bagi pengguna yang kurang berpengalaman dalam dunia kripto. Proses seperti penggunaan smart contracts, pengaturan biaya gas, dan pemilihan jaringan memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi blockchain.

Tantangan DEX di Masa Depan

Seperti halnya dengan semua inovasi, Decentralized Exchange (DEX) juga menghadapi serangkaian tantangan. Kecepatan dan efisiensi transaksi di dalam DEX tetap menjadi fokus perhatian. Selain itu, ketika terjadi kendala dalam transaksi atau kesalahan dalam smart contracts, proses pemulihan dana dapat menjadi lebih kompleks jika dibandingkan dengan Centralized Exchange (CEX).

Meskipun demikian, DEX memiliki potensi besar untuk mengubah paradigma pertukaran kripto, memberikan lebih banyak kendali kepada pengguna, dan mengurangi ketergantungan pada entitas pusat.

Dengan terus berkembangnya teknologi blockchain dan pemahaman yang semakin matang tentang keamanan digital, DEX kemungkinan akan tetap menjadi fokus perhatian utama dalam ekosistem kripto di masa depan.

Baca juga: Tahun Crypto Winter: Exchanges Perlu Jaga Kepercayaan Member

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU