duniafintech.com – ICO atau Initial Coin Offerings semakin banyak digunakan oleh berbagai perusahaan terutama startup untuk memperoleh investasi. Semakin populernya ICO ditunjukkan dengan diluncurkannya ICO di Selandia Baru dalam waktu dekat. Apa saja langkah agar ICO sukses?
Selandia Baru selama ini dianggap sebagai negara yang paling ketat aturannya terkait kripto aset. Dibukanya ICO oleh perusahaan lokal Coingrid pada 23 November ini menjadi bukti bahwa cara ini dianggap layak untuk diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
Baca juga: Beli Gadget Online? Ga Usah Takut, Ini Tips nya!
Namun tetap saja, meluncurkan ICO sukses bukanlah perkara mudah. Butuh kesabaran ekstra dan rencana yang matang untuk bisa mencapai target. Karena dituntut mengumpulkan sejumlah dana dalam waktu singkat, banyak perusahaan yang akhirnya memilih jalan pintas. Namun tidak sedikit juga yang pada akhirnya harus mengalami kegagalan.
Ada 4 kesalahan yang sering dilakukan oleh perusahaan yang melakukan ICO. Apa saja? Simak uraian berikut ini!
Memiliki Terlalu Banyak Penasehat dan Terlalu Banyak Karyawan
Sebagian besar perusahaan sebelum meluncurkan ICO-nya, sengaja menggunakan banyak penasehat dan memperkerjakan 30-40 karyawan atau lebih. Ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa perusahaan mereka cukup kredibel. Dengan cara inilah mereka menjual ‘nama’ perusahaan untuk meraih target ICO sukses seperti yang diharapkan. Padahal, ini adalah langkah yang salah.
Pendekatan terbaik adalah memulai dari yang kecil, membuat produk jadi atau setengah jadi untuk menunjukkan kepada para investor, dan kemudian mendapatkan investasi untuk menumbuhkan tim dan membangun bisnis lebih lanjut.
Baca juga: Bagaimana P2P Lending Bisa Membantu Masyarakat?
Janji Palsu akan Return Investasi
Dengan meledaknya kripto aset dan ICO di 2017, sebagian besar perusahaan menjanjikan pengembalian investasi tinggi kepada para investor. Hampir semua orang yang berinvestasi dalam kripto atau ICO berpikir mereka akan cepat kaya. Namun, banyak juga yang akhirnya sadar bahwa itu adalah penipuan.
Jangan membuat janji yang sekiranya tidak bisa Anda penuhi saat meluncurkan ICO. Buatlah target yang masuk akal. Dengan demikian Anda lebih mudah mencapai apa yang diharapkan dari ICO yang diluncurkan.
Membeli Followers Palsu
Salah satu slogan yang paling sering Anda dengar mungkin adalah “Fake it till you make it”. Selama setahun ke belakang, banyaknya ICO yang bermunculan juga memicu munculnya perusahaan-perusahaan baru yang abal-abal. Mereka tidak punya banyak pelanggan sehingga memilih untuk memalsukan jumlah followers di akun media sosial mereka.
Sikap berfokus pada pengikut ini sepenuhnya salah. Orang-orang menganggapnya sebagai kuantitas dan bukan kualitas. Itu membuat Anda kehilangan bagian penting yang fundamental dari dunia crypto dan itu adalah komunitas.
Desain Situs yang Buruk
Ketika Anda meluncurkan ICO, cara Anda mempresentasikan perusahaan Anda melalui situs sangatlah penting. Jika Anda ingin orang-orang memahami ide Anda, memercayainya, atau bahkan berinvestasi di dalamnya, Anda perlu memiliki situs web profesional yang dibuat dengan desain yang hebat, pencitraan merek yang cerdas, dan pengalaman pengguna yang luar biasa. 90% orang selalu membuka Google bisnis sebelum mereka memutuskan untuk membeli atau menggunakan layanan Anda. Kesan pertama selalu penting, terutama ketika mereka mengunjungi situs Anda. Jadi, pastikan Anda melibatkan pelanggan Anda dari awal.
Source:influencive.com
Written by: Dita Safitri