30.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Dolar Menguat Pasca Libur: The Fed Goyah, Investor Kalut

JAKARTA – Dolar menguat, mata uang Amerika Serikat kembali perkasa terutama di sesi kelima secara berturut-turut.

Dolar mampu memperpanjang pemulihannya dan menguat terhadap sejumlah mata uang terutama dari kelompok G-10 kecuali yen Jepang.

Berdasarkan pantauan, Rabu (4/9/2024) terdapat kenaikan pada Bloomberg Dollar Spot Index sebesar 0,2%.

Setelah libur Hari Buruh di AS, kondisi perdagangan tunai Treasury menimbulkan imbal hasil yang sensitif.

Imbal hasil tersebut mengalami kenaikan satu basis poin menjadi 3,93%.

Data Ekonomi AS menunjukkan, para investor tengah menunggu jadwal rilis data jasa pada hari Kamis.

Rilis tersebut merupakan data penting tenaga kerja non-pertanian pada hari Jumat.

Tujuannya untuk melihat kebijakan yang akan diterapkan terutama terkait harga pasar untuk pelonggaran kebijakan Federal Reserve dibenarkan.

Menurut prediksi pasar swap, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan lebih dari 25 basis poin bulan ini.

Dolar Menguat, Berharap Ada Kebijakan Pemulihan

Frances Cheung, Kepala strategi valuta asing dan suku bunga di Oversea-Chinese Banking Corp berharap ada kebijakan yang mampu memulihkan sementara imbal hasil AS.

Hasil payroll yang sesuai dengan ekspektasi menurut Frances akan mampu mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed dalam jangka pendek.

Ada Penurunan Berturut-turut

Berdasarkan catatan Indeks dolar Bloomberg, ditemukan adanya penurunan bulanan secara berturut-turut.

Penurunan tersebut terjadi pada bulan Agustus.

Hal itu terjadi setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan sinyal dengan mengatakan “waktunya telah tiba”.

Para investor menilai pertumbuhan ekonomi dan inflasi telah melambat mendorong bank sentral melakukan pemotongan suku bunga acuan.

Pemotongan mencapai 50 basis poin pada pertemuan 17-18 September.

Data manufaktur ISM Agustus yang dijadwalkan dirilis akan turut menjadi ujian pertama pasar.

Perkiraan para ekonom, indeks ini akan mengalami pemulihan untuk pertama kalinya sejak Maret lalu.

Menurut Morgan Stanley, adanya ketidakpastian politik di Eropa serta pemilu AS dianggap turut serta memberikan pengaruh.

Morgan mengaku tidak yakin Indeks Dolar AS bisa turun di bawah level kunci 100.

Kekuatan dolar kata Morgan, akan menjadi beban tersendiri bagi mata uang kelompok G-10.

Dolar Australia Melemah

Dolar Australia diketahui mengalami pelemahan secara signifikan.

Hal ini disebabkan oleh jangka bijih besi yang turut turun.

Faktor lainnya yakni input utama untuk produk domestik bruto tidak mencapai perkiraan para ekonom.

Yen Berkinerja Lebih Baik

Pasca rencana penguatan dan pengetatan kebijakan yang disampaikan Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menyebabkan kinerja Yen tetap stabil dan lebih baik.

Kazuo mengatakan, Bank Of Japan bergantung pada kebijakan yang dilakukan The Fed.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU