JAKARTA, duniafintech.com – Pengawasan peraturan dari pemerintah berbagai negara telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Aktivitas terlarang di seluruh jejak aset digital telah mendorong minat regulasi yang lebih besar pada kripto dan NFT pada khususnya. Dompet kripto yang terhubung dengan Hamas sedang jadi sorotan.
Salah satunya yang terjadi di Israel, dilansir dari Yahoo Finance via Liputan6.com, Kamis (10/3/2022), Kementerian Pertahanan Israel menyita 30 dompet kripto. Menurut Times of Israel, dompet kripto tersebut diduga digunakan untuk mendanai Hamas.
Sebuah perusahaan pertukaran bernama al Mutahadun memiliki 12 rekening. Otoritas Israel menautkan akun tersebut ke 30 dompet. Al Mutahadun membantu kelompok Hamas dan terutama sayap militernya, dengan mentransfer dana sebesar puluhan juta dolar per tahun.
Menurut berita tersebut, keluarga Syamlah yang memiliki Al Mutahadun. Pihak berwenang Israel telah menargetkan keluarga tersebut pada kesempatan sebelumnya.
Pada Juli 2021, Israel dilaporkan menemukan jaringan dompet elektronik yang terkait dengan Hamas. Hamas menggunakan dompet untuk mengakses dana dengan menggunakan Bitcoin (BTC) dan Altcoin.
Otoritas Israel menyatakan, Hamas secara aktif mengumpulkan dana untuk sayap militernya, menggunakan kripto untuk mendanai kegiatan terlarang.
Awal tahun ini, beredar berita mengenai polisi Delhi menangkap sebuah kelompok yang mencuri kriptoo dari seorang pengusaha di India. Kelompok tersebut dilaporkan mentransfer dana ke dompet Brigade Al-Qassam, kelompok militer Hamas.
Waktu penyitaan yang dilakukan Israel bertepatan dengan seruan dari pemerintah Ukraina kepada pertukaran kripto untuk memberlakukan larangan menyeluruh pada semua akun Rusia.
Dengan tindakan yang dilakukan Israel kembali menambah jumlah negara yang mulai menentang dan memperketat pemantauan penggunaan kripto sebagai pendanaan hal ilegal.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada