27.1 C
Jakarta
Rabu, 25 Desember, 2024

Dorong Pertumbuhan E-commerce, Pemerintah Terus Efisienkan Sistem Logistik

JAKARTA, duniafintech.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga menyebutkan, neraca perdagangan Indonesia dari Januari-Oktober 2021 mengalami surplus sebesar US$30,81. Surplus ini menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Menurutnya, salah satu faktor pendorong dari peningkatan surplus perdagangan adalah perkembangan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia. Diperkirakan, e-commerce Indonesia akan mengalami pertumbuhan mencapai Rp337 triliun di 2021.

“Semua berkaitan erat dengan fenomena digital yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam aktivitas dan juga rutinitas, juga dalam program-program baik juga yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pelaku atau stakeholder,” katanya dalam video conference, Selasa (30/11).

Namun, untuk menjaga pertumbuhan e-commerce tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia. Sebab, peningkatan transaksi e-commerce berkaitan erat dengan pelayanan sistem logistik.

Jerry menjelaskan, dukungan logistik nasional itu tertuang dalam UU No.7/2014 tentang Perdagangan dan Permendag No. 92/2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

“Jadi distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan lintas K/L, pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur,” ucapnya.

Adapun, salah satu penyedia jasa pengiriman yang berkontribusi terhadap peningkatan logistik nasional adalah Shipper. Melalui 300 gudang yang tersebar di 35 kota seluruh Indonesia, Shipper terus memainkan peranan penting dalam mendorong inovasi di sektor logistik nasional.

Founder Shipper, Budi Handoko mengatakan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional. Sebab, kata dia, masalah paling besar di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal akibat tidak adanya infrastruktur memadai.

“Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil, untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah,” ujar Budi.

Menurutnya, pihaknya telah berusaha menghadirkan layanan yang ramah bagi konsumen, mulai dari sistem antar-jemput barang, hingga pergudangan yang terintegrasi.

Dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkin konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman.

“Bagaimana caranya agar pelanggan di daerah lain itu bisa membeli barang dari daerah pusat atau daerah Jawa ini dengan harga yang lebih terjangkau,” tuturnya.

Salah satu terobosan yang dilakukan Shipper adalah dengan menyediakan berbagai pilihan layanan. Menurut dia, yang membuat biaya pengiriman mahal adalah penggunaan pesawat sebagai kendaraan angkut.

Karena itu, untuk menekan biaya kirim, Shipper juga menyediakan sarana angkut berupa kapal atau truk, sehingga untuk barang-barang yang dapat dijangkau dengan kapal dan jalur darat disediakan moda transportasi selain pesawat.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU