duniafintech.com – Angin segar kembali menyapa industri Startup di Indonesia dengan majunya dua perusahaan startup dari Indonesia, AwanTunai dan ETab, yang unjuk kebolehan mereka di depan para investor Cina dalam Pertemuan Inovasi Kunming (KIS) 2019.
Ajang yang digelar oleh Pemerintah Kota Kunming, Pemerintah Distrik Chaoyang Beijing, dan beberapa perusahaan Cina ini bertujuan untuk mencari perusahaan startup teknologi global yang bisa mendukung pembangunan perekonomian dan pertukaran budaya antara Cina dengan beberapa negara di kawasan Asia Tengara dan Asia Selatan.
Menurut sajian berita Antaranews, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, mengatakan:
“Atas nama pemerintah Indonesia, kami bangga atas potensi mereka.”
Sekedar informasi, ada 17 dari 400 perusahaan startup yang berasal dari Australia, Indonesia, Israel, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam yang mendapatkan kesempatan berharga untuk diundang di KIS 2019 untuk mempresentasikan perusahaannya di depan sejumlah investor Cina.
AwanTunai mempresentasikan inovasinya kepada para  investor Cina mengenai rantai pasokan hilir di Indonesia. Perusahaan ini memiliki aplikasi rantai pasokan perusahaan mikro dengan biaya terjangkau.
CEO AwanTunai, Dino Setiawan mengatakan:
“Ini menjadi hari yang sangat berharga bagi perusahaan rintisan (startup) teknologi finansial atas kebolehannya tampil di forum internasional. Kami akan berjuang keras mendukung cita-cita OJK (Otoritas Jasa Keuangan) agar teknologi finansial (Fintech) kita menjadi contoh yang baik bagaimana teknologi bisa mencapai tahap inklusi finansial.”
Sekedar informasi, tahun 2018 lalu, AwanTunai telah meraih pendanaan Seri A sebesar 4,3 juta dolar AS atau setara dengan Rp 63 miliar.
Menurut sajian berita Republika, pendanaan tersebut dipimpin oleh Insignia Venture Partners dari Singapura dan AMTD Group Hong Kong dengan partisipasi beberapa modal ventura, seperti Global Brains, Fenox Venture Capital, dan afiliasi lainnya.
AwanTunai adalah startup dari program Inkubator Paypal Singapura sejak Juli 2018. Menurut Dino, AwanTunai adalah solusi pembiayaan digital mikro yang bertujuan mendigitalisasi UMKM di Indonesia.
Sementara itu, ETab, yang merupakan platform periklanan luar ruang generasi terbaru yang menarik khalayak karena didukung oleh beberapa analisis. ETab memadukan informasi dan periklanan melalui tablet yang berada di dalam taksi di kota-kota besar.
CEO ETab, Dalip Kumar mengatakan:
“Ini saat yang berbahagia di tengah ‘booming’ ekosistem perusahaan rintisan Indonesia. Kami bermitra dengan pelaku usaha tradisional, membawa teknologi kelas dunia demi kemajuan usahanya.”
Disisi lain, menurut sajian berita KataData, startup di bidang pertanian, TaniGroup, telah mengumumkan perolehan pendanaan Seri A US$ 10 juta atau sekitar Rp 144 miliar.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh Openspace Ventures, dengan partisipasi Intudo Ventures, Golden Gate Ventures, dan akselerator Fintech besutan Bill and Melinda Gates Foundation, The DFS Lab.
Menurut President dan Co-Founder TaniGroup, Pamitra Wineka, tambahan modal tersebut akan digunakan perusahaan untuk mempercepat ekspansi layanan dan pengembangan produk di Indonesia. Investasi ini melengkapi pendanaan Pra-Seri A dari Alpha JWC Ventures dan beberapa angel investor pada awal 2018 lalu.
Sekedar informasi, TaniGroup ini terdiri dari TaniHub dan TaniFund. Petani bisa mengakses saluran permintaan melalui TaniHub dan mendapatkan pendanaan untuk budidaya lewat TaniFund.
Image by Sharon McCutcheon from Pixabay
-Syofri Ardiyanto-