JAKARTA, duniafintech.com – Melihat prospek bisnis tahun ini yang akan lebih baik dari tahun lalu, sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bersiap untuk melakukan ekspansi lebih agresif. Terkait hal itu, beberapa BPR diketahui terus melakukan pengembangan digitalisasi layanan atau upaya transformasi digital.
Dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (6/2/2022), langkah ini misalnya seperti terjadi pada BPR Supra Artapersada. Adapun BPR yang satu ini diketahui berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan tahun lalu walaupun masih dihadapkan oleh tantangan pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, kredit bank ini tumbuh 2,56% secara year on year (YoY) menjadi Rp563,9 miliar. Di sisi lain, labanya tumbuh 25,6% YoY dari Rp7,8 miliar menjadi Rp9,8 miliar.
Menurut Direktur Utama BPR Supra Artapersada, Andi Gunawan, prospek bisnis pada tahun ini bakal lebih baik. Pasalnya, kata dia, peluang untuk penyaluran kredit lebih besar, mengingat vaksinasi sudah berjalan semakin baik.
“Kredit tahun ini ditargetkan tumbuh 11%, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5% dan laba naik 5%,” ucapnya.
Meski demikian, dirinya melihat bahwa persaingan dengan lembaga keuangan pun bakal kian ketat. Karena itu, pihaknya pun telah mulai menerapkan digitalisasi melalui layanan mobile banking dan internet banking.
Baca Juga:
- AFPI Dorong Semua Fintech Berizin Kolaborasi dengan BPR
- Bank akan Tutup Kantor Cabang, tapi BPR Gandeng Fintech
Kata Andi, fitur-fitur pada dua layanan dimaksud juga terus dikembangkan. Di samping itu, bank pun telah berkolaborasi dengan beberapa perusahaan fintech. BPR Supra Artapersada ke depannya juga akan melakukan proses digitalisasi dalam pembukaan rekening.
Di sisi lain, BPR Hasamitra pun diketahui mencatatkan performa positif sepanjang tahun lalu, dengan angka kredit yang tumbuh 6,6% YoY, yakni dari Rp1,98 triliun menjadi Rp2,1 triliun. Sementara itu, laba BPR ini juga tumbuh 15,8% YoY menjadi Rp54,7 triliun.
Adapun Bank Hijra juga tengah fokus mempersiapkan transformasi digital. Bank yang sebelumnya bernama BPRS Cempaka Al Amin ini sedang melakukan persiapan pengembangan layanan dan penyempurnaan teknologinya.
Menurut CEO Alami Dima Djani, status dari bank yang telah diakuisisi oleh Alami Group ini masih tetap sebagai BPRS. Sejauh ini, kata dia, pihaknya masih fokus mempertahankan Bank Hijra sebagai bank pembiayaan rakyat syariah. Di samping itu, juga belum ada pembahasan untuk naik kelas menjadi bank umum.
“Kami masih fokus sebagai BPRS dulu. (Untuk jadi bank umum) Belum didiskusikan. Kami optimis peluncuran Bank Hijra ini bisa dilakukan tahun ini,” sebutnya.
Dima menambahkan, Bank Hijra dalam menjalankan bisnisnya secara digital bakal fokus menggarap segmen urban muslims dan menjawab tantangan para komunitas muslim.
Walaupun karakteristik BPR/BPRS melayani masyarakat sesuai dengan wilayah tertentu, namun namun bank-bank jenis ini bisa melakukan layanan digital dengan mengacu pada ketentuan terkait dengan produk dan layanan.
Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama
Editor: Anju Mahendra