JAKARTA, duniafintech.com – Perusahaan atribusi dan analitik global, AppsFlyer, melaporkan tingkat belanja iklan di aplikasi keuangan atau fintech di Indonesia mencapai lebih dari Rp6,7 triliun.
Sales Manager Indonesia AppsFlyer, Anthony Loekita Harsono mengatakan, terkait tingkat belanja iklan di aplikasi fintech bahwa perusahaan-perusahaan fintech lebih memfokuskan dana belanja iklan mereka di Indonesia, dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara serta Pakistan.
Pasalnya, Indonesia mendominasi investasi iklan fintech di Asia Tenggara dan Pakistan selama 2021 karena Indonesia mendapatkan 60 persen dari total biaya iklan di wilayah tersebut.
Hal ini menunjukkan besarnya potensi industri fintech di Indonesia dan semakin ketatnya kompetisi antar pemain industri fintech di pasar Asia Tenggara dan Pakistan.
“Tahun 2021 merupakan tahun yang luar biasa bagi aplikasi keuangan, baik di wilayah Asia Tenggara, maupun di Indonesia,” ujar Anthony dalam keterangan tertulis, dikutip dari Kompas.com.
Sejalan dengan besarnya populasi unbanked dan underbanked di Tanah Air, perusahaan-perusahaan fintech turut berfokus untuk mendukung pertumbuhan industri teknologi keuangan di Indonesia dibanding negara-negara lain.
Ditambah lagi, perilaku masyarakat Indonesia yang melek digital dan situasi pandemi semakin mendorong pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari, termasuk dalam bertransaksi.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Peran BI dan OJK dalam Fintech
Bank Indonesia mencatat transaksi digital di Indonesia pada 2021 senilai Rp35,1 triliun atau naik hampir 60 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, data AppsFlyer menunjukkan pada 2021 di wilayah Asia Tenggara dan Pakistan terdapat 689 juta instalasi aplikasi keuangan.
“Tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan fintech memberikan peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi keuangan untuk memperoleh pengguna-pengguna baru, agar dapat menjangkau populasi unbanked dan underbanked yang besar di Indonesia,” ucapnya.
Di Indonesia, jumlah instalasi aplikasi Keuangan meningkat tajam menjelang akhir tahun, khususnya di perangkat iOS, di mana instalasi meningkat lebih dari dua kali lipat pada September 2021.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Daftar Fintech P2P Lending Syariah yang Wajib Diketahui
Lebih lanjut, pada kuartal IV tahun 2021, jumlah pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) keuangan di Indonesia mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
Untuk aplikasi keuangan di iOS, jumlah in-app purchase berkembang dari 12,07 persen ke 14,89 persen pada momen akhir tahun.
Sementara itu, aplikasi keuangan di Android mengalami pertumbuhan in-app purchase dari 11,82 persen menjadi 14,15 persen.
“Dapat disimpulkan bahwa minat akan aplikasi keuangan meningkat drastis pada periode ini, sehingga menjadi waktu yang tepat bagi para pemasar aplikasi keuangan untuk mengoptimalkan strategi pemasarannya demi mendorong akuisisi pengguna,” tuturnya.
Sebagai informasi, temuan ini berdasarkan laporan terbaru dari AppsFlyer berjudul “State of Finance App Marketing Southeast Asia & Pakistan 2022”, yang mengamati hampir 800 aplikasi Keuangan di Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Pakistan selama tahun 2021.
Baca juga: Fokus pada Fintech, Line Today Pamit dari Indonesia Mulai 6 Juli 2022
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada